Senin, 14 Juli 2014

Tangan muter ketika Takbiratul Ihram

Assalamualaikum...
Mohon bantuan jawabannya....
==== takbirotul ihrom ===
Didaerah saya sering saya temui orang yang saat akan meletakkan tanganya ke perut melakukan gerakan memutar dan ketika saya tanya
kenapa engkau melakukan gerakan memutar...?
Ia menjawab : mendahulukan yang kanan (tayamun)
Pertanyaan.
Apakah benar mendahulukan anggota yg kanan masuk pada gerakan sholat...?
kalau ada referensinya mohon disertakan..
terimakasih atas jawabannya...
Wassalamualaikum...
  • Anda dan 5 lainnya menyukai ini.
  • Santriwati Dumay sepertinya nggak ada
  • Yossy Saxena ada tu yg model kyk gitu..
  • Agung Irfani Santriwati Dumay @ bagaimana yang benar menurut kitab kuning....? Mohon ibarotnya ....
  • Rizal Salim Biasanya takbir begitu dipakai oleh orng2 tariqo,,
  • Busyro Habiby Iya saya sering jumpa. Tangan kanan dan tangan kiri bergulung2 dulu baru di letskkan. Dan penilaian saya itu bentuk ke hatian2 dia saja supaya pas selesainya niat di hatinya dengan peletakan tangan. ha ha ha dan saya nilai sungguh terlaluuu.
  • Agung Irfani mohon referensinya .......
  • Ical Rizaldysantrialit dalam sholat tidak ada istilah tayamun
  • Ical Rizaldysantrialit - i'anatuth tholibin juz 1 hal 134

    (ويجب إسماعه) أي التكبير، (نفسه) إن كان صحيح السمع، ولا عارض من نحو لغط. (كسائر ركن قولي) من الفاتحة والتشهد والسلام. ويعتبر إسماع المندوب القولي لحصول السنة
    “Wajib memperdengarkan takbir terhadap dirinya sendiri jika orang tersebut pendengarannya sehat, dan juga tidak ada yang menghalangi seumpama kegaduhan (suara), demikian juga (wajib mengeraskan) pada seluruh rukun-rukun yang bersifat qauliyah (ucapan), semisal Al-Fatihah, Tasyahud dan salam. (hendaknya dibaca keras sekiranya dapat didengar dirinya sendiri) pada bacaan yang dihukmi mandub (sunnah) sepaya bisa mendapatkan kesunnahan (shalat)” [Fathul Mu’in]

    Disunnahkan mengangkat kedua telapak tangan pada saat takbiratul Ihram atau salah satunya, jika memang sulit untuk mengangkat keduanya atau ada sebab lainnya dan harus dalam keadaan terbukan – jika tertutup hokumnya makruh-, jari-jari renggang antara satu dengan yang lainnya, tingginya sejajar dengan dua pundak (منكبيه).

    Prakteknya sebagai berikut, dijelaskan dalam kitab Fathul Mu’in,

    بحيث يحاذي أطراف أصابعه على أذنيه، وإبهاماه شحمتي أذنيه، وراحتاه منكبيه، للاتباع. وهذه الكيفية تسن
    “Ujung jari sejajar dengan ujung telinga, ibu jari sejajar dengan putik telinga, dan kedua tapak tangan sejajar dengan kedua pundak, karena Ittiba’ (mengikuti) Rasulullah. Cara seperti inilah yang disunnahkan”.

    Dijelaskan dalam Kitab I’anah Thalibin tentang Ittaba’ yang dimaksud pada keterangan diatas, sebagai berikut ;

    (قوله: للاتباع) دليل لسنية الرفع حذو منكبيه، وهو ما رواه ابن عمر: أنه كان يرفع يديه حذو منكبيه إذا افتتح الصلاة

    “(Dan mengenai perkataan “lilittaba’”) dalil untuk kesunnahan mengangkat tangan sejajar pundak, adalah sebagaimana yang diriwayatkan Ibnu Umar ; bahwa sesungguhnya Nabi Shalallahu ‘alayhi wa sallam mengangkat tangan sejajar dengan pundak ketika memulai shalat”

    Disunnahkan juga meletakkan kedua tangan dibawah dada dan diatas pusat, sebagai bentuk Ittiba’ kepada Nabi, serta pergelangan kiri dipegang oleh tangan kanan. Berikut redaksinya,

    (ووضعهما تحت صدره) وفوق سرته، للاتباع. (آخذا بيمينه) كوع (يساره) وردهما

    Mengenai “Lil-ittiba’/karena mengikuti (Rasul)” diatas, dijabarkan dalam I’anah Thalibin sebagai berikut ;

    (قوله: للاتباع) وهو ما رواه ابن خزيمة في صحيحه، عن وائل بن حجر، أنه قال: صليت مع النبي فوضع يده اليمنى على يده اليسرى تحت صدره
    “Mengenai (للاتباع) adalah sebagaimana diriwayatkan Ibnu Khuzaimah didalam kitab Shahihnya, dari Wail bin Hajar mengatakan, “aku shalat bersama Nabi, kemudian meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri dan dibawah dada”.
  • Ical Rizaldysantrialit Didalam Nihayatuz Zain, karangan Al-Imam An-Nawawi Ats-Tsaniy, juga dijelaskan hal yang sama ;

    (ووضعهما) أي الكفين (تحت صدره آخذاً بـيمينه يساره) أي قابضاً كوع يساره بكفه اليمنى ويجعلهما تحت صدره وفوق سرته مائلتين إلى جهة يساره قليلاً، لخبر مسلم عن وائل: «أنه رفع يديه حين دخل في الصلاة ثم وضع يده اليمنى على اليسرى»

    “(disunnahkan) meletakkan kedua tangan dibawah dadanya, tangan kanan memegang tangan kiri yaitu pergelangan tangan kiri dipegang dengan telapak tangan kanan dan diletakkan dibawah dada serta diatas pusat agak condong (geser) kearah (sebelah) kiri sedikit, berdasarkan hadits Imam Muslim dari Wail ; sesungguhnya Nabi memasuki shalat mengangkat tangannya kemudian meletakkan tangan kanannya diatas tangan kiri”

    Didalam Al-Majmu' Syarah Al-Muhadzab karangan Al-Imam Hujjatul Islam An-Nawawi, 4/114, didalam kitab tersebut dijelaskan ;

    واستحباب وضع اليمنى على اليسرى بعد تكبيرة الإحرام ويجعلهما تحت صدره فوق سرته هذا مذهبنا المشهور وبه قال الجمهور وقال أبو حنيفة وسفيان الثوري واسحاق بن راهويه وأبو إسحاق المروزي من أصحابنا يجعلهما تحت سرته وعن علي بن أبي طالب رضي الله عنه روايتان كالمذهبين وعن احمد روايتان كالمذهبين ورواية ثالثة أنه مخير بينهما ولا ترجيح وبهذا قال الأوزاعي وبن المنذر
    وعن مالك رحمه الله روايتان أحداهما يضعهما تحت صدره والثانية يرسلهما ولا يضع إحداهما على الأخرى وهذه رواية جمهور أصحابه وهي الأشهر عندهم وهي مذهب الليث بن سعد وعن مالك رحمه الله أيضا

    “Disunnahkan meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri setelah takbiratul Ihram dan meletakkan keduanya dibawah dada dan diatas pusat, inilah yang Masyhur dari Madzhab kami (madzhab Syafi’iyyah), dan demikian juga Jumhur ulama dan Imam Abu Hanifah, dan Imam Sufyan Ats-Tsauriy, Imam Ishaq bin Rohawaih, Imam Abu Ishaq Al-Marwazi dari kalangan ashab kami (ulama syafi’iiyah) meletakkan keduanya (tangan kanan dan kiri) dibawah pusat, dan dari Ali bin Abi Thalib ada dua riwayat sebagaimana dua pendapat, dan Imam Ahmad ada dua riwayat/pendapat, dan ada riwayat ketiga yang memilih diantara dua keduanya dan tidak melakukan tarjih dan dalam hal ini berkata Imam Auza’iy dan Ibnu Mundzir , dan dari Imam Malik ada dua riwayat/pendapat salah satunya meletakkan keduanya (tangan kiri dan kanan) dibawah dada, dan yang kedua yaitu melepaskan (kebawah) dan tidak meletakkan pada salah satunya, inilah riwayat/pendapat jumhur ulama dalam madzhabnya dan yang masyhur dalam madzhab mereka yaitu madzhab Laits bin Said dan juga dari Imam Malik rahimahullah”
  • Busyro Habiby Jadi kesimpulannya bagai mana yg tangannya bergulung2 dulu?
  • Ical Rizaldysantrialit saya blm menemukan keterangan ibarat memutar kedua tangan sebelum meletakkannya dibawah dada.
  • Ayu Latifa di tempat sy yg ada #t tangan kanan turun dulu tp ibanya di perut tangan kiri posisinya jd di bawah tangan kanan
  • Ghufron Bkl Gus Ical# sipp bungkus
  • Agung Irfani berarti dalam hal takbirotul ihrom (ketika peletakan tangan) tidak ada tayamun ya ...........?
  • Ulilalbab Hafas yg memutar itu gak di anjurkan... jdi kalo memutar nya sampai menimbulkan 3 gerakan maka batal... karna hal sedemikian itu (memutar tangan)tidak di anjurkan..
  • Agung Irfani kang mas ulil ; maaf mas, bisa di sundulkan referensinya ........
  • Ulilalbab Hafas ibarot di atas kan sudah lengkap tentang ke sunnahan dan tatacara...sendekap...jdi kalo ga di sebut berarti ga di anjurkan...
  • Penawar Rinduku mungkin itu mengamalkan sebuah amalan klo mlkukn kbaikn dahulukn yg kanan
  • Dawal Nak Pesantren Sepurone neng.e kaleh gus.e,ibaroh sperti itu mash berkaitan dngan ilmu btin mereka,,dan memang tdak di refrensikan dalam kitab kuning,tapi beliau beliau menyebutnya "kitab teles" 5f kabeh rencang2nya saya hanya brbgi bukan menyangkal rencang2..sya jga mash asor,dan sya jga melakukan hal tersbut dan ada juga mursyid yang menuntun,dan beliau adalah ulama' yang dkatakan sudah wushul meskipun beliau tdak pernah mengatakan.a..
    Matur sembh suwon
    dsini saya diperbolehkan membgi pengetahuan ALLAH
    wasalamualaikum
  • Trus gimana ini kesimpulannya

    • Ulilalbab Hafas kesunatannya seperti ini...Ical Rizaldysantrialit Didalam Nihayatuz Zain, karangan Al-Imam An-Nawawi Ats-Tsaniy, juga dijelaskan hal yang sama ; (ووضعهما) أي الكفين (تحت صدره آخذاً بـيمينه يساره) أي قابضاً كوع يساره بكفه اليمنى ويجعلهما تحت صدره وفوق سرته مائلتين إلى جهة يساره قليلاً، لخبر مسلم عن وائل: «أنه رفع يديه حين دخل في الصلاة ثم وضع يده اليمنى على اليسرى» “(disunnahkan) meletakkan kedua tangan dibawah dadanya, tangan kanan memegang tangan kiri yaitu pergelangan tangan kiri dipegang dengan telapak tangan kanan dan diletakkan dibawah dada serta diatas pusat agak condong (geser) kearah (sebelah) kiri sedikit, berdasarkan hadits Imam Muslim dari Wail ; sesungguhnya Nabi memasuki shalat mengangkat tangannya kemudian meletakkan tangan kanannya diatas tangan kiri” Didalam Al-Majmu' Syarah Al-Muhadzab karangan Al-Imam Hujjatul Islam An-Nawawi, 4/114, didalam kitab tersebut dijelaskan ; واستحباب وضع اليمنى على اليسرى بعد تكبيرة الإحرام ويجعلهما تحت صدره فوق سرته هذا مذهبنا المشهور وبه قال الجمهور وقال أبو حنيفة وسفيان الثوري واسحاق بن راهويه وأبو إسحاق المروزي من أصحابنا يجعلهما تحت سرته وعن علي بن أبي طالب رضي الله عنه روايتان كالمذهبين وعن احمد روايتان كالمذهبين ورواية ثالثة أنه مخير بينهما ولا ترجيح وبهذا قال الأوزاعي وبن المنذر وعن مالك رحمه الله روايتان أحداهما يضعهما تحت صدره والثانية يرسلهما ولا يضع إحداهما على الأخرى وهذه رواية جمهور أصحابه وهي الأشهر عندهم وهي مذهب الليث بن سعد وعن مالك رحمه الله أيضا “Disunnahkan meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri setelah takbiratul Ihram dan meletakkan keduanya dibawah dada dan diatas pusat, inilah yang Masyhur dari Madzhab kami (madzhab Syafi’iyyah), dan demikian juga Jumhur ulama dan Imam Abu Hanifah, dan Imam Sufyan Ats-Tsauriy, Imam Ishaq bin Rohawaih, Imam Abu Ishaq Al-Marwazi dari kalangan ashab kami (ulama syafi’iiyah) meletakkan keduanya (tangan kanan dan kiri) dibawah pusat, dan dari Ali bin Abi Thalib ada dua riwayat sebagaimana dua pendapat, dan Imam Ahmad ada dua riwayat/pendapat, dan ada riwayat ketiga yang memilih diantara dua keduanya dan tidak melakukan tarjih dan dalam hal ini berkata Imam Auza’iy dan Ibnu Mundzir , dan dari Imam Malik ada dua riwayat/pendapat salah satunya meletakkan keduanya (tangan kiri dan kanan) dibawah dada, dan yang kedua yaitu melepaskan (kebawah) dan tidak meletakkan pada salah satunya, inilah riwayat/pendapat jumhur ulama dalam madzhabnya dan yang masyhur dalam madzhab mereka yaitu madzhab Laits bin Said dan juga dari Imam Malik rahimahullah”<<
      ga ada anjuran memutar dan tayamun.. ..

      sepurone mas yai kulo nambhi,.ben gak pekewoh salah paham nggeh
      gx masalah juga walaw tidak di anjurkan dalam dalil a'ini,karna itu sdah

      mereka anggap ni'mat yang manjeng..dalam khazanah syariat..memang tdak di perinci,memang tdak ada dalil yang tertulis,mka dari itu beliau beliau menyebutnya "kitab teles" atau dalil yang sirri beliau beliau juga ahli dan hafid kitab kuning..mungkin hal ini sampai di "rahasia di balik" rahasia" nasehat tanpa kata..dan makna tanpa huruf,beliau beliau menemukan.a dalam batin diri beliau..
      WaALLAHUalam..
      Sepurone sanes nyangkal kulo namung tiang asor kbetulan lewat mawon...afwan sdanten

      dados kang salah niku tiang kang mboten nglakoni takbirotul ihrom. enggeh mboten poro yai.. hkhkhk

      begini : secara fiqh seperti itu. klo secara thoriqoh y seperti itu. untuk menengahi yg pnting usahakn tdk smpe bergerak 3 kali agar tdk disalahkn dg dianggap tdk sah. dan tntunya diletakkn di bawah pusar , atau antara dada dan pusar, atau di dada di bawah puting kiri itu ada smua. yg pnting dihindari terjadinya dianggap batalnya shlat dg prbuatan itu yakni brgerak brkelanjutan smpai tiga kali. wallohu a'lam . << g usah ikut.. 
      slhkn bungkus dg baik. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar