Adab Mencukur Bulu
حدثنا قُتَيْبَةُ ، حدثنا جعفر بنُ سُلَيْمَانَ ، عن أَبي عِمْرَانَ الْجَوْنِيِّ ، عن أَنَسِ بنِ مَالِكٍ ، قَالَ: «وُقِّتَ لَنَا رسول الله في قصِّ الشَّارِبِ وَتَقْلِيمِ الأَظْفَارِ وَحَلْقِ الْعَانَةِ وَنَتْفِ الإِبِطِ أَنْ لاَ نَتْرُكَ أَكْثَرَ مِنْ أَرْبَعِينَ يَوْماً» .
Bercerita pada kami Qutaibah, Bercerita pada kami Ja’far bin Sulaiman, Bercerita pada kami Abi Imram al-Juwainy, Bercerita pada kami Anas Bin Malik ra, ia berkata, berkata padaku Rasulullah SAW “kami memberi batas waktu dalam mencukur kumis, memotong, membersihkan bulu ketiak dan mencukur bulu kemaluan agar tidak ditinggalkan lebih dari batas waktu 40 hari” (HR. Muslim)
Mughnil Muhtaj :
وأن يحلق العانة ويقلم الظفر وينتف الإبط، ويجوز حلق الإبط ونتف العانة ويكون آتياً بأصل السنة. قال المصنف في تهذيبه: والسنة في الرجل حلق العانة، وفي المرأة نتفها والخنثى مثلـها كما بحثه شيخنا. والعانة الشعر النابت حول الفرج والدبر
Dan hendaknya dicukur bulu kemaluan, dipotong kuku, dicabuti bulu ketiak dan boleh bila bulu ketiak dicukur, bulu kemaluan dicabuti dan yang demikian justru lebih sesuai asal kesunahan.Pengarang berkata dalam kitab at-Tahdziib “Yang disunahkan bagi pria mencukur bulu kemaluan, bagi wanita mencabutinya, bagi banci seperti wanita seperti yang telah dibahas oleh guru kami”.‘Aanah adalah bulu yang tumbuh disekitar kemaluan dan dubur.
Fatawi Ibnu Hajar AlHaitami :
وَمِنْ ثَمَّ قَالَ الأَئِمَّةُ فِي حَلْقِ الْعَانَةِ وَالإِبْطِ وَالْقَلْمِ وَقَصِّ الشَّارِبِ : (أَنَّ ذَلِكَ لا يَتَقَيَّدُ بِمُدَّةٍ بَلْ يَخْتَلِفُ بِاخْتِلافِ الأَبَدَانِ وَالْمَحَالِّ فَيُعْتَبَرُ وَقْتُ الْحَاجَةِ إلَى إزَالَةِ ذَلِكَ فِي حَقِّ كُلِّ أَحَدٍ بِمَا يُنَاسِبُهُ
Karenanya para imam-imam (tokoh-tokoh ulama) berkata dalam hal mencukur bulu kemaluan, ketiak, memotong kuku dan kumis “Yang demikian tidak dibatasi dengan masa namun akan berbeda masanya di masing-masing tubuh seseorang dan kondisinya, maka yang menjadi pertimbangan dalam kesunahannya adalah waktu yang sesuai saat dibutuhkan menghilangkannya pagi setiap personal individu seseorang”.
Fathul Bari juz 11 hal 523 :
ويفترق الحكم في نتف الإبط وحلق العانة أيضاً بأن نتف الإبط وحلقه يجوز أن يتعاطاه الأجنبي، بخلاف حلق العانة فيحرم إلا في حق من يباح له المس والنظر كالزوج والزوجة
Dan dibedakan hukum dalam mencabuti bulu ketiak dengan mencukur bulu kemaluan yakni bahwa mencabut dan mencukur bulu ketiak boleh dilakukan orang lain berbeda dengan mencukur bulu kemaluan maka haram dilakukan orang lain kecuali bagi orang yang punya hak diperbolehkan memegang serta melihatnya seperti sepasng suami istri.
Syarah Nawawi 'ala shahih muslim :
أما نتف الإبط فسنة بالاتفاق والأفضل فيه النتف لمن قوي عليه ويحصل أيضاً بالحلق وبالنورة. وحكي عن يونس بن عبد الأعلى قال: دخلت على الشافعي رحمه الله وعنده المزين يحلق إبطه فقال الشافعي: علمت أن السنة النتف ولكن لا أقوى على الوجع. ويستحب أن يبدأ بالإبط الأيمن
Sedang dalam mencabuti bulu ketiak maka sunah hukumnya atas kesepakatan ulama, yang utama mencabutinya bagi orang yang kuat (menahan sakitnya) dan kesunahannya juga sudah diperoleh dengan dicukur dan (dihilangkan memakai) kapur.Dihikayahkan dari Yunus Bin Abd al-A’laa “aku mendatangi as-Syafi’i dan didekatnya al-Muziin yang sedang mencukur bulu ketiaknya, as-Syafi’i berkata “Aku tahu bahwa yang sunah mencabutinya namun aku tidak kuat sakit”. Dan disunahkan memulai dengan bulu ketiak bagian kanan.
حدثنا قُتَيْبَةُ ، حدثنا جعفر بنُ سُلَيْمَانَ ، عن أَبي عِمْرَانَ الْجَوْنِيِّ ، عن أَنَسِ بنِ مَالِكٍ ، قَالَ: «وُقِّتَ لَنَا رسول الله في قصِّ الشَّارِبِ وَتَقْلِيمِ الأَظْفَارِ وَحَلْقِ الْعَانَةِ وَنَتْفِ الإِبِطِ أَنْ لاَ نَتْرُكَ أَكْثَرَ مِنْ أَرْبَعِينَ يَوْماً» .
Bercerita pada kami Qutaibah, Bercerita pada kami Ja’far bin Sulaiman, Bercerita pada kami Abi Imram al-Juwainy, Bercerita pada kami Anas Bin Malik ra, ia berkata, berkata padaku Rasulullah SAW “kami memberi batas waktu dalam mencukur kumis, memotong, membersihkan bulu ketiak dan mencukur bulu kemaluan agar tidak ditinggalkan lebih dari batas waktu 40 hari” (HR. Muslim)
Mughnil Muhtaj :
وأن يحلق العانة ويقلم الظفر وينتف الإبط، ويجوز حلق الإبط ونتف العانة ويكون آتياً بأصل السنة. قال المصنف في تهذيبه: والسنة في الرجل حلق العانة، وفي المرأة نتفها والخنثى مثلـها كما بحثه شيخنا. والعانة الشعر النابت حول الفرج والدبر
Dan hendaknya dicukur bulu kemaluan, dipotong kuku, dicabuti bulu ketiak dan boleh bila bulu ketiak dicukur, bulu kemaluan dicabuti dan yang demikian justru lebih sesuai asal kesunahan.Pengarang berkata dalam kitab at-Tahdziib “Yang disunahkan bagi pria mencukur bulu kemaluan, bagi wanita mencabutinya, bagi banci seperti wanita seperti yang telah dibahas oleh guru kami”.‘Aanah adalah bulu yang tumbuh disekitar kemaluan dan dubur.
Fatawi Ibnu Hajar AlHaitami :
وَمِنْ ثَمَّ قَالَ الأَئِمَّةُ فِي حَلْقِ الْعَانَةِ وَالإِبْطِ وَالْقَلْمِ وَقَصِّ الشَّارِبِ : (أَنَّ ذَلِكَ لا يَتَقَيَّدُ بِمُدَّةٍ بَلْ يَخْتَلِفُ بِاخْتِلافِ الأَبَدَانِ وَالْمَحَالِّ فَيُعْتَبَرُ وَقْتُ الْحَاجَةِ إلَى إزَالَةِ ذَلِكَ فِي حَقِّ كُلِّ أَحَدٍ بِمَا يُنَاسِبُهُ
Karenanya para imam-imam (tokoh-tokoh ulama) berkata dalam hal mencukur bulu kemaluan, ketiak, memotong kuku dan kumis “Yang demikian tidak dibatasi dengan masa namun akan berbeda masanya di masing-masing tubuh seseorang dan kondisinya, maka yang menjadi pertimbangan dalam kesunahannya adalah waktu yang sesuai saat dibutuhkan menghilangkannya pagi setiap personal individu seseorang”.
Fathul Bari juz 11 hal 523 :
ويفترق الحكم في نتف الإبط وحلق العانة أيضاً بأن نتف الإبط وحلقه يجوز أن يتعاطاه الأجنبي، بخلاف حلق العانة فيحرم إلا في حق من يباح له المس والنظر كالزوج والزوجة
Dan dibedakan hukum dalam mencabuti bulu ketiak dengan mencukur bulu kemaluan yakni bahwa mencabut dan mencukur bulu ketiak boleh dilakukan orang lain berbeda dengan mencukur bulu kemaluan maka haram dilakukan orang lain kecuali bagi orang yang punya hak diperbolehkan memegang serta melihatnya seperti sepasng suami istri.
Syarah Nawawi 'ala shahih muslim :
أما نتف الإبط فسنة بالاتفاق والأفضل فيه النتف لمن قوي عليه ويحصل أيضاً بالحلق وبالنورة. وحكي عن يونس بن عبد الأعلى قال: دخلت على الشافعي رحمه الله وعنده المزين يحلق إبطه فقال الشافعي: علمت أن السنة النتف ولكن لا أقوى على الوجع. ويستحب أن يبدأ بالإبط الأيمن
Sedang dalam mencabuti bulu ketiak maka sunah hukumnya atas kesepakatan ulama, yang utama mencabutinya bagi orang yang kuat (menahan sakitnya) dan kesunahannya juga sudah diperoleh dengan dicukur dan (dihilangkan memakai) kapur.Dihikayahkan dari Yunus Bin Abd al-A’laa “aku mendatangi as-Syafi’i dan didekatnya al-Muziin yang sedang mencukur bulu ketiaknya, as-Syafi’i berkata “Aku tahu bahwa yang sunah mencabutinya namun aku tidak kuat sakit”. Dan disunahkan memulai dengan bulu ketiak bagian kanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar