Dalil Nyekar Bunga Di Kuburan
Barangkali telinga masyarakat Indonesia tidaklah asing dengan istilah nyekar. Adapun arti nyekar adalah menabur beberapa jenis bunga di atas kuburan orang yang diziarahinya, seperti menabur bunga kamboja, mawar, melati, dan bunga lainnya yang beraroma harum. Ada kalanya yang diziarahi adalah kuburan sanak keluarga, namun tak jarang pula kuburan orang lain yang dikenalnya. Nabi saw. sendiri pernah berziarah kepada dua kuburan muslim yang sebelumnya tidak dikenal oleh beliau saw.
Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari, bahwasannya suatu saat Nabi SAW. melewati dua kuburan muslim, lantas beliau SAW. bersabda:
"Sesungguhnya kedua orang ini sedang disiksa, keduanya disiksa bukanlah karena suatu masalah yang besar, tetapi yang satu terbiasa bernamimah (menfitnah dan mengadu domba), sedangkan yang satu lagi terbiasa tidak bersesuci (tidak cebok) jika habis kencing".
Kemudian beliau saw. mengambil pelepah kurma yang masih segar dan memotongnya, untuk dibawa saat menziarahi kedua kuburan tersebut, lantas beliau saw. menancapkan potongan pelepah kurma itu di atas dua kuburan tersebut pada bagian kepala masing-masing, seraya bersabda : Semoga Allah meringankan siksa dari kedua mayyit ini selagi pelepah korma ini masih segar. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Imam Muslim pada Kitabut Thaharah (Bab Bersuci).
Berkiblat dari hadits shahih inilah umat Islam melakukan ajaran Nabi saw. untuk menziarahi kuburan sanak famili dan orang-orang yang dikenalnya untuk mendoakan penduduk kuburan. Dari hadits ini pula umat Islam belajar pengamalan nyekar bunga di atas kuburan.
Tentunya kondisi alam di Makkah dan Madinah saat Nabi saw masih hidup, sangat berbeda dengan situasi di Indonesia. Maksudnya, Nabi saw saat itu melakukan nyekar dengan menggunakan pelepah kurma, karena pohon kurma sangat mudah didapati di sana, dan sebaliknya sangat sulit menemui jenis pepohonan yang berbunga. Sedangkan masyarakat Indonesia berdalil bahwa yang terpenting dalam melakukan nyekar saat berziarah kubur, bukanlah faktor pelepah kurmanya, yang kebetulan sangat sulit pula ditemui di Indonesia , namun segala macam jenis pohon, termasuk juga jenis bunga dan dedaunan, selagi masih segar, maka dapat memberi dampak positif bagi mayyit yang berada di alam kubur, yaitu dapat memperingan siksa kubur sesuai sabda Nabi saw.
Karena Indonesia adalah negeri yang sangat subur, dan sangat mudah bagi masyarakat untuk menanam pepohonan di mana saja berada, ibarat tongkat kayu dan batu jadi tanaman. Maka masyarakat Indonesia-pun menjadi kreatif, yaitu disamping mereka melakukan nyekar dengan menggunakan berbagai jenis bunga dan dedaunan yang beraroma harum, karena memang banyak pilihan dan mudah ditemukan di Indonesia, maka masyarakat juga rajin menanam berbagai jenis pepohonan di tanah kuburan, tujuan mereka hanya satu yaitu mengamalkan hadits Nabi SAW., dan mengharapkan kelanggengan peringanan siksa bagi sanak keluarga dan handai taulan yang telah terdahulu menghuni tanah pekuburan. Karena dengan menanam pohon ini, maka kualitas kesegarannya pepohonan bisa bertahan relatif sangat lama.
Memang Nabi SAW. tidak mencontohkan secara langsung penanaman pohon di tanah kuburan. Seperti halnya Nabi SAW. juga tidak pernah mencontohkan berdakwah lewat media cetak, elektronik, bahkan lewat dunia maya, karena situasi dan kondisi saat itu tidak memungkinkan Nabi SAW. melakukannya. Namun para ulama kontemporer dari segala macam aliran pemahaman, saat ini marak menggunakan media cetak, elektronik, dan internet sebagai fasilitas penyampaian ajaran Islam kepada masyarakat luas, tujuannya hanya satu yaitu mengikuti langkah dakwah Nabi SAW., namun dengan asumsi agar dakwah islamiyah yang mereka lakukan lebih menyentuh masyarakat luas, sehingga pundi-pundi pahala bagi para ulama dan da’i akan lebih banyak pula dikumpulkan. Yang demikian ini memang sangat memungkinkan dilakukan pada jaman modern ini.
Jadi, sama saja dengan kasus nyekar yang dilakukan masyarakat muslim di Indonesia, mereka bertujuan hanya satu, yaitu mengikutijejak nyekarnya Nabi SAW., namun mereka menginginkan agar keringanan siksa bagi penghuni kuburan itu bisa lebih langgeng, maka masyarakt-apun menanam pepohonaan di tanah pekuburan, hal ini dikarenakan sangat memungkinkan dilakukan di negeri yang bertanah subur ini, bumi Indonesia dengan penduduk muslim asli Sunny Syafii.
Ternyata dari satu amalan Nabi dalam menziarahi dua kuburan dari orang yang tidak dikenal, dan memberikan solusi amalan nyekar dengan penancapan pelepah korma di atas kuburan mayyit, dengan tujuan demi peringasnan siksa kubur yang tengah mereka hadapi, menunjukkan bahwa keberadaan Nabi SAW. adalah benar-benar rahmatan lil alamin, rahmat bagi seluruh alam, termasuk juga alam kehidupan dunia kasat mata, maupun alam kubur, bahkan bagi alam akhirat di kelak kemudian hari.
(Literatur tunggal: Kitab Tahqiiqul Aamal fiima yantafiul mayyitu minal a`maal, karangan Abuya Sayyid Muhammad Alwi Almaliki Alhasani, Imam Ahlussunnah wal Jamaah Abad 21)
yang bukan warga nahdliyin nyimak aja ok ) sebelumnya
perlu diketahui bahwa ahlu sunnah wal jamaah itu dalam
ber-madzhab (bidang fiqih) mengikuti empat madzhab ya'ni
1.syafi'i, 2.maliki, 3.hanafi, dan 4.hambali. Yang mana
beliau hadrotu syeh KH. Hasyim'asy'ari mengikuti salah
satu dari ke-empat tadi, yaitu mazdhab iman syafi'i. Dan
dalam ber-akidah ikut imam abul hasan asy'ari atau imam
maturudi. Dalam bidang tasawuf ikut al-junaydi atau al-
Ghazali. Sebagai warga nahdliyin (sebutan untuk warga NU)
kita tidak perlu ragu-ragu lagi tentang akidah yang kita
ikuti yaitu mengikut pada akidah imam Asy'ari. Kenapa?
Karena, ternyata sanad/silsilahnya mutasil/bersambung
hingga Rosulullah Saw mulai dari hadrotu syeh Hasyim
Asy'ari hingga Imam Abul Hasan Al-Asy'ari sampai
Rosulullah Saw. Dan inilah sanad tersebut: Ahlu sunnah wal
jamaah (fersi NU) dalam ber-akidah mengikuti mazdhab
Abu Hasan Ali Hasan Al-Asy'ari (280-324 H) punya murid
Abu Abdillah Al-Bahili punya murid Abu Bakar Al-Baqillani
punya murid Abdul Malik Al-Juwaini/iman Al-Haramain
punya murid Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali (505 H)
punya murid Abdul Karim Assyahrastani punya murid
Muhammad bin Umar Fakhruddin Al-Razi punya murid
Adluddin Al-Lijy punya murid Muhammad Al-Sanusi punya
murid Al-Bajuri punya murid Al-Dasuqi (pengarang kitab
ummul barohin) punya murid Zaini Al-Dahlan punya murid
para kiyai-kiyai Indonesia antara lain syeh mahfudz Termas
punya murid Mbah Hasyim Asy'ari (pendiri NU) punya cucu
KH. Abdurrahman wahid (GUS DUR) nah, jelas bukan?
Sekarang kita tarik ke atas dari Abul Hasan Al-Asy'ari
berguru kepada Abu Al-Ali Al-Juba'i berguru pada ayahnya
Abu Al-Hasyim Al-Juba'i murid dari Abu Al-Hudzail Al-
Laf murid dari Ibrahim Al-Nadham murid dari Amru bin
Ubaid (pencipta ilmu balaghah) murid dari Washil bin Atho'
murid dari muhammad bin sayyidina Ali dari Abu Khaulah
bin Ja'far Al-Hanafiyah dari garis ini kemudian sampai
kepada sayyidina Ali ra.(menantu Rasulullah Saw) dari
Rasulullah Saw dari sayyidina Jibril dari Allah SWT.
Nyekar adalah amalan yg baik, krn didalamnya ada yg bisa kita ambil manfaat yaitu:
1. "Mengingatkan kita semua kalau kita bakalan MATI.
2. Sebagai tanda penghormatan kepada ahli kubur.
3. "Meneladani amaliah atau ibadah2 yg dilakukan oleh yg di ziarahi (Nabi, Ulama, Waliullah, kyai dll)"
Menggunakan bunga adalah baik karena sesuai sunah agar kita menggunakan wewangian.
Yg agar hindari adalah memohon permohonan hajad kita kepada ahli kubur, do'a hendaknya hanya kepada ALLAH SWT.
Mohon bimbingan bila ada yg khilaf.
“Sungguh
tanaman, ikan-ikan di lautan berdzikir kepada ALLOH SWT..”
Mudah2an dgn tanaman (bunga2) yg ditaroh d atas kuburan tsb bisa memberikan berkah kpd yg ada d dalam kubur dan wewangiannya bsa menyejukan mereka yg ada dlm kubur..
* Betapa indahnya ulama dahulu mengajarkn hal sperti ini kpd kita
Ajaran ahli sunnah waljamaah...sama persis yg telah diteladani rosulullah saw
Islam itu mudah tidak kaku ketika Nabi mencontohkan menanam pelepah kurma,maka ulama terdahulu mengqiyaskan boleh pakai bunga,klo ulama terdahulu kaku maka kasian umat islam diluar jazirah arab krn tdk bs mngamalkan sunnah rasul.dan perlu diingat bahwa kita ibadah tdk harus sama persis dgn cara ibadahnya Rasululloh,klo kita beramal/beribadah harus sama dgn cara Rasululloh beribadah,maka ibadah kita semua ga ada yg diterima,karena Rasulullah adlh sesempurnanya manusia dan orang yg paling banyak bribadahnya,sedang kita hanya umat beliau yg beribadah hanya memgharap syaafaat beliau kelak.intinya Allah itu sesuai dgn prasangka hambanya klo hambanya berprasangka baik,maka hamba tsb akan mndapatkan kebaikan bgitupun sebaiknya.Semoga dgn kmuliyaan Rasulullah dan Orang2 sholeh yg membela agam Allah,kita dan keturunan kita terhindar dari sifat bodoh dan fitnah orang2 yg ingkar sunnah .Aamiin
Yg. Bilang bid,ah,,,,,pemahamanya Di bawAh kurang,jd penyampaian masalah ini gk nyampek/gk bs memahami,,, maklum buat para bid,ahiyah,,, ,
Setuju bnget ....
Aq skrng ad di saudi...mmpringati maulid nabi ktnya bid,ah dolalah....
Tp klo memperingati / id milad anaknya kok gk bid,ah....
yg ngomong bid'ah, mari kita sama2 menggali ilmu. saya orang awam yg masing dangkal tentang ajaran agama, di jaman Nabi SAW belum ada mobil,motor,pesawat, hp , fb,jadi apakah itu smua termasuk bid'ah krna tidak ada pada jaman Nabi?........ BACA SAMBIL MIKIR ""FB-AN BERARTI TERMASUK YA, tpi kok yg coment itu BID'AH juga pake fb...
Satu penjelasan ya menarik, tapi ada beberapa poin yang masih mengganjal di hati saya, saya harap para asatidzah bisa menjelakannya:
1. Di dalam hadits tersebut baginda Rasul bersabda:
إنهما ليعذبان، وما يعذبان في كبير، أما أحدهما فكان يسعى بالنميمة و أما الآخر فكان لا يستتر من بوله
Dengan arti seperti yg di sampaikan dalam postingan pnulis.
Pertanyaan'a, nabi mengabarkan dengan wahyu dari Allah, bahwa kedua penghuni kubur itu benar2 sedang mengalami adzab di alam kubur.
Karena baginda Rasul menggunakan dua huruf taukit, tng memastikan anan terjadinya adzab pada kedua'a.
Sedangkan kita tidak mengetahui, apakah penghuni kubur yg kita ziarahi sedang di adzab atau mendapat nikmat seperti apa yg di ketahui oleh baginda Rasul.
Lalu bagaimana kita menyikapinya??
2. Apakah perbuatan baginda Rasul ini khusus untuk pelaku namimah dan orang yg tidak berlindung dari cipratan air kencing saja, atau untuk semua kaum muslimin yg meninggal?
Karena ada b'brapa sahabat pula yg terancam trkena siksa namun tidak ada riwayat kalu baginda Rasul tidak menaruh pelepah kurma diatas kubur'a. Sprti contoh tidak didapati riwayat klau baginda Rasul menaruh plepah kurma pada kubur sahabat yg melakukan Gulul saat mengambil ganimah, atau sahabat yg bunuh diri karena tidak dapat menahan sakitnya luka2 padah tubuh'a stlah brperang.
Sbnarnya msih da bbrapa lgi yg ingin saya tanyakan tentang ritual NYEKAR ini dan juga dengan dalil hadits yg suci ini.
Saya harap jawaban yg ilmiah, agar hati saya tenang menerima amalan ini.
Jazalaahu khairul jaza liman ajaba bi ilmi wal bashirah.
Urun rembuk ya...
insyaAlloh,, yg dpt diambil dr hadits tersebut adalah:
1. "tuntunan untuk mendoakan kepada ahli kubur"
2. "Syafa'at doa itu untuk dosa2 yg ringan2 saja"
mungkin ada masukan dr yg lain???
Dalam islam beribadah itu tdk harus tahu dalilnya ada apa atau tdl,mengapa demikian,karena islam itu indah dan mudah,selama perbuatan itu baik dan tdk bertentangan dgn syariat maka perbuatan itu boleh,sbgai contoh sahabat ktika khalifah Sayyidina Umar mengumpulkan penduduk pd zman itu agar sholat tarawih berjamaah,karena beliau berpendapat itu lbih baik drpd sholat sendiri dirumah,padahal tak ada satu dalilpun yg menerangkan Rasulullah memerintahkan agar sholat tarawih berjamaah,namun berkat kecerdasan Sayyidina Umar yg selalu berhusnudzhon kpd Allah bahwa meskipun Rasulullah semasa hidupnya tdk pernah mncontohkan sholat tarawih berjamaah dimesjid sebulan penuh sbgmana skarang kita lalukan.Jangan jadikan perbedaan pendapat itu sbg pemecah umat islam,justru harus disikapi bahwa perbedaan pendapat dikalangan ulama itu adalah rahmat,krn dgn begitu kita sbg orang awam ada bnyak pilihan untuk mengikuti pndapat yg mana,yg tntunya perbedaan pndapat dsini yakni perbedaan pendapat dikalangan ulama yg berkompeten dibidangnya,bukan ulama gadungan yg merasa hanya pendapat dirinya yg paling benar dan pndapat yg lain dy vonis sesat,mungkar,dhoif,kejahatan keji dan lain sbgnya .klo kita mndapati ulama yg dmikian bisa dipastikan itu bukan ulama ahlusshunnah,krn ulama ahlusshunnah lebih mengedepankan husnusdzhon untuk kpentingan umat,bukan sebaliknya.yakinilah bahwa ajaran yg telah dibawa para ulama indonesia dulu itu adlh ajaran yg haq sperti wali songo,klo mereka bkn wali tdk mungkin indonesia diislamkan dgn bgitu cepatnya.semoga Alloh mmberikan hidayah bg kita smua,wallohu'alam
Dlm berdoa apabila cepat diijabah sama Allah ada waktu2 tertentu yg mustajab sperti waktu disepertiga malam,selang waktu diantara 2 khutbah saat sholat jumat,doa dibln romadhon dan masih bnyk lg wktu yg mustajab.selain waktu yg mustajab trnyata tempat jg mempengaruhi doa kita cpat diijabah atw tdk,misal berdoa dimasjidil haram,masjid nabawi,didpan maqom rasululloh,dan ternasuk berdoa dimakam waliyulloh atw orang sholeh.Jadi berziarah mengunjungi makam wali itu bkn bid'ah,melainkan kebiasaan baik yg mana kita berharap kpd Allah dgn mengunjungi makam waliyulloh tsb semoga hajat2 kita terkabul.karena waliyulloh adlh orang yg smasa hidupnya berjuang mnegakkan agama islam,maka sudah sepantasnya kita menziarahinya sbg bntuk rasa syukur,trimakasih,dan hormat kita kpd wali tsb,dan berharap kberkahan wali tsb Allah mengabulkan hajat kita.kita pun harus yakin bahwa doa adlh snjata orang mukmin,brang siapa tdk mau berdoa berarti dy trmasuk orang sombong,dan barang siapa yg memusuhi waliyulloh maka termasuk musuh Allah,wallohu'alam
Para waliyullah,solihin hakikat'y jasad'y sja yg dikubur istilah'y tilem...beliau" tau spa yg datanf menjiarahi'y dan beliau" mulia dihadpan Allah. Qt ziarah(berkunjung) k mkm beliau bertawassul tetap minta kpd Allah dengan perantara beliau hajat qt cepat terkabul, ingat bkn mnta ke kuburan
Dan pada hakikatnya para wali itu tdk Mati layaknya kita orang awam,mereka selalu memohon kebaikan kpd Allah trhdp umat nabi Muhammad,maka ktika kita berdoa dimakam waliyulloh,tentu mereka mengaminkan doa kita.hal itu yg membuat doa kita cepat diijabah sama Allah.wallohu'alam
Barangkali telinga masyarakat Indonesia tidaklah asing dengan istilah nyekar. Adapun arti nyekar adalah menabur beberapa jenis bunga di atas kuburan orang yang diziarahinya, seperti menabur bunga kamboja, mawar, melati, dan bunga lainnya yang beraroma harum. Ada kalanya yang diziarahi adalah kuburan sanak keluarga, namun tak jarang pula kuburan orang lain yang dikenalnya. Nabi saw. sendiri pernah berziarah kepada dua kuburan muslim yang sebelumnya tidak dikenal oleh beliau saw.
Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari, bahwasannya suatu saat Nabi SAW. melewati dua kuburan muslim, lantas beliau SAW. bersabda:
"Sesungguhnya kedua orang ini sedang disiksa, keduanya disiksa bukanlah karena suatu masalah yang besar, tetapi yang satu terbiasa bernamimah (menfitnah dan mengadu domba), sedangkan yang satu lagi terbiasa tidak bersesuci (tidak cebok) jika habis kencing".
Kemudian beliau saw. mengambil pelepah kurma yang masih segar dan memotongnya, untuk dibawa saat menziarahi kedua kuburan tersebut, lantas beliau saw. menancapkan potongan pelepah kurma itu di atas dua kuburan tersebut pada bagian kepala masing-masing, seraya bersabda : Semoga Allah meringankan siksa dari kedua mayyit ini selagi pelepah korma ini masih segar. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Imam Muslim pada Kitabut Thaharah (Bab Bersuci).
Berkiblat dari hadits shahih inilah umat Islam melakukan ajaran Nabi saw. untuk menziarahi kuburan sanak famili dan orang-orang yang dikenalnya untuk mendoakan penduduk kuburan. Dari hadits ini pula umat Islam belajar pengamalan nyekar bunga di atas kuburan.
Tentunya kondisi alam di Makkah dan Madinah saat Nabi saw masih hidup, sangat berbeda dengan situasi di Indonesia. Maksudnya, Nabi saw saat itu melakukan nyekar dengan menggunakan pelepah kurma, karena pohon kurma sangat mudah didapati di sana, dan sebaliknya sangat sulit menemui jenis pepohonan yang berbunga. Sedangkan masyarakat Indonesia berdalil bahwa yang terpenting dalam melakukan nyekar saat berziarah kubur, bukanlah faktor pelepah kurmanya, yang kebetulan sangat sulit pula ditemui di Indonesia , namun segala macam jenis pohon, termasuk juga jenis bunga dan dedaunan, selagi masih segar, maka dapat memberi dampak positif bagi mayyit yang berada di alam kubur, yaitu dapat memperingan siksa kubur sesuai sabda Nabi saw.
Karena Indonesia adalah negeri yang sangat subur, dan sangat mudah bagi masyarakat untuk menanam pepohonan di mana saja berada, ibarat tongkat kayu dan batu jadi tanaman. Maka masyarakat Indonesia-pun menjadi kreatif, yaitu disamping mereka melakukan nyekar dengan menggunakan berbagai jenis bunga dan dedaunan yang beraroma harum, karena memang banyak pilihan dan mudah ditemukan di Indonesia, maka masyarakat juga rajin menanam berbagai jenis pepohonan di tanah kuburan, tujuan mereka hanya satu yaitu mengamalkan hadits Nabi SAW., dan mengharapkan kelanggengan peringanan siksa bagi sanak keluarga dan handai taulan yang telah terdahulu menghuni tanah pekuburan. Karena dengan menanam pohon ini, maka kualitas kesegarannya pepohonan bisa bertahan relatif sangat lama.
Memang Nabi SAW. tidak mencontohkan secara langsung penanaman pohon di tanah kuburan. Seperti halnya Nabi SAW. juga tidak pernah mencontohkan berdakwah lewat media cetak, elektronik, bahkan lewat dunia maya, karena situasi dan kondisi saat itu tidak memungkinkan Nabi SAW. melakukannya. Namun para ulama kontemporer dari segala macam aliran pemahaman, saat ini marak menggunakan media cetak, elektronik, dan internet sebagai fasilitas penyampaian ajaran Islam kepada masyarakat luas, tujuannya hanya satu yaitu mengikuti langkah dakwah Nabi SAW., namun dengan asumsi agar dakwah islamiyah yang mereka lakukan lebih menyentuh masyarakat luas, sehingga pundi-pundi pahala bagi para ulama dan da’i akan lebih banyak pula dikumpulkan. Yang demikian ini memang sangat memungkinkan dilakukan pada jaman modern ini.
Jadi, sama saja dengan kasus nyekar yang dilakukan masyarakat muslim di Indonesia, mereka bertujuan hanya satu, yaitu mengikutijejak nyekarnya Nabi SAW., namun mereka menginginkan agar keringanan siksa bagi penghuni kuburan itu bisa lebih langgeng, maka masyarakt-apun menanam pepohonaan di tanah pekuburan, hal ini dikarenakan sangat memungkinkan dilakukan di negeri yang bertanah subur ini, bumi Indonesia dengan penduduk muslim asli Sunny Syafii.
Ternyata dari satu amalan Nabi dalam menziarahi dua kuburan dari orang yang tidak dikenal, dan memberikan solusi amalan nyekar dengan penancapan pelepah korma di atas kuburan mayyit, dengan tujuan demi peringasnan siksa kubur yang tengah mereka hadapi, menunjukkan bahwa keberadaan Nabi SAW. adalah benar-benar rahmatan lil alamin, rahmat bagi seluruh alam, termasuk juga alam kehidupan dunia kasat mata, maupun alam kubur, bahkan bagi alam akhirat di kelak kemudian hari.
(Literatur tunggal: Kitab Tahqiiqul Aamal fiima yantafiul mayyitu minal a`maal, karangan Abuya Sayyid Muhammad Alwi Almaliki Alhasani, Imam Ahlussunnah wal Jamaah Abad 21)
yang bukan warga nahdliyin nyimak aja ok ) sebelumnya
perlu diketahui bahwa ahlu sunnah wal jamaah itu dalam
ber-madzhab (bidang fiqih) mengikuti empat madzhab ya'ni
1.syafi'i, 2.maliki, 3.hanafi, dan 4.hambali. Yang mana
beliau hadrotu syeh KH. Hasyim'asy'ari mengikuti salah
satu dari ke-empat tadi, yaitu mazdhab iman syafi'i. Dan
dalam ber-akidah ikut imam abul hasan asy'ari atau imam
maturudi. Dalam bidang tasawuf ikut al-junaydi atau al-
Ghazali. Sebagai warga nahdliyin (sebutan untuk warga NU)
kita tidak perlu ragu-ragu lagi tentang akidah yang kita
ikuti yaitu mengikut pada akidah imam Asy'ari. Kenapa?
Karena, ternyata sanad/silsilahnya mutasil/bersambung
hingga Rosulullah Saw mulai dari hadrotu syeh Hasyim
Asy'ari hingga Imam Abul Hasan Al-Asy'ari sampai
Rosulullah Saw. Dan inilah sanad tersebut: Ahlu sunnah wal
jamaah (fersi NU) dalam ber-akidah mengikuti mazdhab
Abu Hasan Ali Hasan Al-Asy'ari (280-324 H) punya murid
Abu Abdillah Al-Bahili punya murid Abu Bakar Al-Baqillani
punya murid Abdul Malik Al-Juwaini/iman Al-Haramain
punya murid Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali (505 H)
punya murid Abdul Karim Assyahrastani punya murid
Muhammad bin Umar Fakhruddin Al-Razi punya murid
Adluddin Al-Lijy punya murid Muhammad Al-Sanusi punya
murid Al-Bajuri punya murid Al-Dasuqi (pengarang kitab
ummul barohin) punya murid Zaini Al-Dahlan punya murid
para kiyai-kiyai Indonesia antara lain syeh mahfudz Termas
punya murid Mbah Hasyim Asy'ari (pendiri NU) punya cucu
KH. Abdurrahman wahid (GUS DUR) nah, jelas bukan?
Sekarang kita tarik ke atas dari Abul Hasan Al-Asy'ari
berguru kepada Abu Al-Ali Al-Juba'i berguru pada ayahnya
Abu Al-Hasyim Al-Juba'i murid dari Abu Al-Hudzail Al-
Laf murid dari Ibrahim Al-Nadham murid dari Amru bin
Ubaid (pencipta ilmu balaghah) murid dari Washil bin Atho'
murid dari muhammad bin sayyidina Ali dari Abu Khaulah
bin Ja'far Al-Hanafiyah dari garis ini kemudian sampai
kepada sayyidina Ali ra.(menantu Rasulullah Saw) dari
Rasulullah Saw dari sayyidina Jibril dari Allah SWT.
Nyekar adalah amalan yg baik, krn didalamnya ada yg bisa kita ambil manfaat yaitu:
1. "Mengingatkan kita semua kalau kita bakalan MATI.
2. Sebagai tanda penghormatan kepada ahli kubur.
3. "Meneladani amaliah atau ibadah2 yg dilakukan oleh yg di ziarahi (Nabi, Ulama, Waliullah, kyai dll)"
Menggunakan bunga adalah baik karena sesuai sunah agar kita menggunakan wewangian.
Yg agar hindari adalah memohon permohonan hajad kita kepada ahli kubur, do'a hendaknya hanya kepada ALLAH SWT.
Mohon bimbingan bila ada yg khilaf.
“Sungguh
tanaman, ikan-ikan di lautan berdzikir kepada ALLOH SWT..”
Mudah2an dgn tanaman (bunga2) yg ditaroh d atas kuburan tsb bisa memberikan berkah kpd yg ada d dalam kubur dan wewangiannya bsa menyejukan mereka yg ada dlm kubur..
* Betapa indahnya ulama dahulu mengajarkn hal sperti ini kpd kita
Ajaran ahli sunnah waljamaah...sama persis yg telah diteladani rosulullah saw
Islam itu mudah tidak kaku ketika Nabi mencontohkan menanam pelepah kurma,maka ulama terdahulu mengqiyaskan boleh pakai bunga,klo ulama terdahulu kaku maka kasian umat islam diluar jazirah arab krn tdk bs mngamalkan sunnah rasul.dan perlu diingat bahwa kita ibadah tdk harus sama persis dgn cara ibadahnya Rasululloh,klo kita beramal/beribadah harus sama dgn cara Rasululloh beribadah,maka ibadah kita semua ga ada yg diterima,karena Rasulullah adlh sesempurnanya manusia dan orang yg paling banyak bribadahnya,sedang kita hanya umat beliau yg beribadah hanya memgharap syaafaat beliau kelak.intinya Allah itu sesuai dgn prasangka hambanya klo hambanya berprasangka baik,maka hamba tsb akan mndapatkan kebaikan bgitupun sebaiknya.Semoga dgn kmuliyaan Rasulullah dan Orang2 sholeh yg membela agam Allah,kita dan keturunan kita terhindar dari sifat bodoh dan fitnah orang2 yg ingkar sunnah .Aamiin
Yg. Bilang bid,ah,,,,,pemahamanya Di bawAh kurang,jd penyampaian masalah ini gk nyampek/gk bs memahami,,, maklum buat para bid,ahiyah,,, ,
Setuju bnget ....
Aq skrng ad di saudi...mmpringati maulid nabi ktnya bid,ah dolalah....
Tp klo memperingati / id milad anaknya kok gk bid,ah....
yg ngomong bid'ah, mari kita sama2 menggali ilmu. saya orang awam yg masing dangkal tentang ajaran agama, di jaman Nabi SAW belum ada mobil,motor,pesawat, hp , fb,jadi apakah itu smua termasuk bid'ah krna tidak ada pada jaman Nabi?........ BACA SAMBIL MIKIR ""FB-AN BERARTI TERMASUK YA, tpi kok yg coment itu BID'AH juga pake fb...
Satu penjelasan ya menarik, tapi ada beberapa poin yang masih mengganjal di hati saya, saya harap para asatidzah bisa menjelakannya:
1. Di dalam hadits tersebut baginda Rasul bersabda:
إنهما ليعذبان، وما يعذبان في كبير، أما أحدهما فكان يسعى بالنميمة و أما الآخر فكان لا يستتر من بوله
Dengan arti seperti yg di sampaikan dalam postingan pnulis.
Pertanyaan'a, nabi mengabarkan dengan wahyu dari Allah, bahwa kedua penghuni kubur itu benar2 sedang mengalami adzab di alam kubur.
Karena baginda Rasul menggunakan dua huruf taukit, tng memastikan anan terjadinya adzab pada kedua'a.
Sedangkan kita tidak mengetahui, apakah penghuni kubur yg kita ziarahi sedang di adzab atau mendapat nikmat seperti apa yg di ketahui oleh baginda Rasul.
Lalu bagaimana kita menyikapinya??
2. Apakah perbuatan baginda Rasul ini khusus untuk pelaku namimah dan orang yg tidak berlindung dari cipratan air kencing saja, atau untuk semua kaum muslimin yg meninggal?
Karena ada b'brapa sahabat pula yg terancam trkena siksa namun tidak ada riwayat kalu baginda Rasul tidak menaruh pelepah kurma diatas kubur'a. Sprti contoh tidak didapati riwayat klau baginda Rasul menaruh plepah kurma pada kubur sahabat yg melakukan Gulul saat mengambil ganimah, atau sahabat yg bunuh diri karena tidak dapat menahan sakitnya luka2 padah tubuh'a stlah brperang.
Sbnarnya msih da bbrapa lgi yg ingin saya tanyakan tentang ritual NYEKAR ini dan juga dengan dalil hadits yg suci ini.
Saya harap jawaban yg ilmiah, agar hati saya tenang menerima amalan ini.
Jazalaahu khairul jaza liman ajaba bi ilmi wal bashirah.
Urun rembuk ya...
insyaAlloh,, yg dpt diambil dr hadits tersebut adalah:
1. "tuntunan untuk mendoakan kepada ahli kubur"
2. "Syafa'at doa itu untuk dosa2 yg ringan2 saja"
mungkin ada masukan dr yg lain???
Dalam islam beribadah itu tdk harus tahu dalilnya ada apa atau tdl,mengapa demikian,karena islam itu indah dan mudah,selama perbuatan itu baik dan tdk bertentangan dgn syariat maka perbuatan itu boleh,sbgai contoh sahabat ktika khalifah Sayyidina Umar mengumpulkan penduduk pd zman itu agar sholat tarawih berjamaah,karena beliau berpendapat itu lbih baik drpd sholat sendiri dirumah,padahal tak ada satu dalilpun yg menerangkan Rasulullah memerintahkan agar sholat tarawih berjamaah,namun berkat kecerdasan Sayyidina Umar yg selalu berhusnudzhon kpd Allah bahwa meskipun Rasulullah semasa hidupnya tdk pernah mncontohkan sholat tarawih berjamaah dimesjid sebulan penuh sbgmana skarang kita lalukan.Jangan jadikan perbedaan pendapat itu sbg pemecah umat islam,justru harus disikapi bahwa perbedaan pendapat dikalangan ulama itu adalah rahmat,krn dgn begitu kita sbg orang awam ada bnyak pilihan untuk mengikuti pndapat yg mana,yg tntunya perbedaan pndapat dsini yakni perbedaan pendapat dikalangan ulama yg berkompeten dibidangnya,bukan ulama gadungan yg merasa hanya pendapat dirinya yg paling benar dan pndapat yg lain dy vonis sesat,mungkar,dhoif,kejahatan keji dan lain sbgnya .klo kita mndapati ulama yg dmikian bisa dipastikan itu bukan ulama ahlusshunnah,krn ulama ahlusshunnah lebih mengedepankan husnusdzhon untuk kpentingan umat,bukan sebaliknya.yakinilah bahwa ajaran yg telah dibawa para ulama indonesia dulu itu adlh ajaran yg haq sperti wali songo,klo mereka bkn wali tdk mungkin indonesia diislamkan dgn bgitu cepatnya.semoga Alloh mmberikan hidayah bg kita smua,wallohu'alam
Dlm berdoa apabila cepat diijabah sama Allah ada waktu2 tertentu yg mustajab sperti waktu disepertiga malam,selang waktu diantara 2 khutbah saat sholat jumat,doa dibln romadhon dan masih bnyk lg wktu yg mustajab.selain waktu yg mustajab trnyata tempat jg mempengaruhi doa kita cpat diijabah atw tdk,misal berdoa dimasjidil haram,masjid nabawi,didpan maqom rasululloh,dan ternasuk berdoa dimakam waliyulloh atw orang sholeh.Jadi berziarah mengunjungi makam wali itu bkn bid'ah,melainkan kebiasaan baik yg mana kita berharap kpd Allah dgn mengunjungi makam waliyulloh tsb semoga hajat2 kita terkabul.karena waliyulloh adlh orang yg smasa hidupnya berjuang mnegakkan agama islam,maka sudah sepantasnya kita menziarahinya sbg bntuk rasa syukur,trimakasih,dan hormat kita kpd wali tsb,dan berharap kberkahan wali tsb Allah mengabulkan hajat kita.kita pun harus yakin bahwa doa adlh snjata orang mukmin,brang siapa tdk mau berdoa berarti dy trmasuk orang sombong,dan barang siapa yg memusuhi waliyulloh maka termasuk musuh Allah,wallohu'alam
Para waliyullah,solihin hakikat'y jasad'y sja yg dikubur istilah'y tilem...beliau" tau spa yg datanf menjiarahi'y dan beliau" mulia dihadpan Allah. Qt ziarah(berkunjung) k mkm beliau bertawassul tetap minta kpd Allah dengan perantara beliau hajat qt cepat terkabul, ingat bkn mnta ke kuburan
Dan pada hakikatnya para wali itu tdk Mati layaknya kita orang awam,mereka selalu memohon kebaikan kpd Allah trhdp umat nabi Muhammad,maka ktika kita berdoa dimakam waliyulloh,tentu mereka mengaminkan doa kita.hal itu yg membuat doa kita cepat diijabah sama Allah.wallohu'alam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar