Jumat, 30 Januari 2015

Pulang Haji di iringi 40 malaikat ?

40 malaikat untuk jamaah haji dan mengubah masjid

    Bagi setiap orang yang baru datang menunaikan haji biasa setelah 40 hari kedatangannya diadakan selamatan empat puluh harinya. Katanya kalau orang baru datang menunaikan ibadah haji diiringi 40 malaikat dari Mekkah. Tiap hari malaikat tersebut pulang lagi ke Mekkah meninggalkan haji baru tersebut. Mohon penjelasan dari dasar hadits maupun lainnya tentang hal tersebut diatas.
    Masjid di dusun kami dirombak total dibangun masjid baru yang jauh lebih bagus dan sempurna dari masjid yang lama dengan tempatnya di lokasi yang lama. Bekas dari peralatan masjid yang lama sudah tidak cocok tidak pantas lagi dipakai pada bangunan masjid yang baru.Bolehkah bekas peralatan bangunan masjid yang lama yang dibongkar, dipasang atau dipakai pada musholla atau langgar, diaman di musholla tersebut ditemapti kegiatan sholat jamaah lima waktu, kegiatan belajar mengaji al-Quran dan kegiatan belajar ilmu-ilmu agama, setiap hari siang dan malam. Karena masih sama-sama wakaf bolehkah hal-hal yang sedemikian? Bekas peralatan masjid dipakai musholla.

Jawaban:

    Sampai saat ini kami belum menemukan kitab apalagi hadits yang menerangkan hal tersebut diatas. Kami juga menghubungi yang cukup luas pengetahuan agamanya, dan cukup banyak kitab-kitab agama yang dimiliki, ternyata beliau juga mengatkan belum pernah menjumpai kitab atau hadist yang menerangkannya. Bahkan ada seorang kiai yang sangat luas pengetahuan agamanya, mengatakan bahwa hal tersebut yang berdasarkan kitab Fathul Lisan alias katanya saja. Sebab mubaligh yang sering mengutarakan hal tersebut, sewaktu ditanya kitab yang dijadikan dasar pengambilan, ternyata juga tidak dapat menjawab.Dalam kitab Futhuhatur Robbaniyyah syarah dari kitab al-Adzkar hanya disebutkan hadits Nabi saw. Yang memerinahkan pada kita sekalian bahwa apabila kita berjumpa dengan orang yang dapat dari ibadah haji, supaya orang tersebut mau memintakan ampun kita pada Allah swt.
    Tidak boleh sebab mengubah statusnya dan namanya!.Dasar pengambilan Kitab al Qalyubi juz 3 halaman 108:Imam As-subki berkata”Boleh mengubah wakaf dengan tiga syarat: (a) Tidak dirubah nama dari barang wakaf tersebut, (b) Perubahan tersebut memberikan kemaslahatan bagi barang wakaf seperti bertambah penghasilanya, (c) Tidak dihilangkan wujud dari barang wakaf tersebut. Jika demikian maka tidak dilarang memindahkan wujud dari barang wakaf tesebut dari satu tempat ke tempat lain.

    Dan dalam Kitab fatkhul mu’in hamsy dari kitab I’anatut Thalibin juz 3 halaman 181 diterangkan bahwa masjid yang telah di bongkar tersebut dipergunakan untuk masjid lain(sejenis),maka hukumnya boleh, akan tetapi jika dipakai untuk pondok pesantren misalnya maka hukumnya tidak boleh

Sumber : Koleksi Bahtsul Masail yang dimiliki oleh KH. A. Masduqi Machfudh, termasuk arsip Kolom Bahtsul Masail dari majalah PWNU Jawa Timur Aula, Bahtsul Masail Wilayah (PWNU) Jawa Timur, dan Bahtsul Masail pada muktamar maupun pra-muktamar NU

Menghina Maulud Lumpuh

KISAH ORANG YANG MENGATAKAN BAHWA MAULID NABI BID’AH SAYYI`AH

By : Abdullah Afif
(diceritakan oleh Sayyid Alawi Al Maliki dari abahnya, Sayyid Abbas Al Maliki –rahimahumallaahu ta’aalaa-)

تَنْبِيْهٌ
PERINGATAN

حَكَى السَّيِّدُ عَلَوِي اَلْمَالِكِيُّ أَنَّ وَالِدَهُ اَلْمَرْحُوْمَ السَّيِّدَ عَبَّاسْ اَلْمَالِكِيَّ رَحِمَهُ اللهُ أَخْبَرَهُ أَنَّهُ حَضَرَ فِيْ بَيْتِ الْمَقْدِسِ اِحْتِفَالًا نَبَوِيًّا لَيْلَةَ عِيْدِ الْمِيْلَادِ النَّبَوِيِّ تُلِيَ فِيْهِ مَوْلِدُ الْبَرْزَنْجِيِّ فَإِذَا رَجٌلٌ أَشْيَبُ قَامَ بِغَايَةِ الْأَدَبِ مِنْ أَوَّلِ الْمَوْلِدِ إِلَى نِهَايَتِهِ وَأَفَادَهُ لَمَّا سَأَلَهُ عَنْ سَبَبِ وُقُوْفِهِ مَعَ كِبَرِ سِنِّهِ بِأَنَّه كَانَ لَا يَقُوْمُ عِنْدَ ذِكْرِ الْمِيْلَادِ النَّبَوِيِّ وَيَعْتَقِدُ أَنَّهُ بِدْعَةٌ سَيِّئَةٌ فَرَأَى فِيْ نَوْمِهِ أَنَّهُ مَعَ جَمَاعَةٍ مُتَهَيِّئِيْنَ لِاسْتِقْبَالِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا طَلَعَ لَهُمْ بَدْرُ مُحَيَّاهُ وَنَهَضَ الْجَمِيْعُ لِاسْتِقْبَالِهِ لَمْ يَسْتَطِعْ هُوَ الْقِيَامَ لِذَلِكَ وَقَالَ لَهُ الرَّسُوْلُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْتَ لَا تَسْتَطِيْعُ الْقِيَامَ فَمَا اسْتَيْقَظَ إِلَّا وَهُوَ مُقْعَدٌ وَبَقِيَ عَلَى هَذَا الْحَالِ عَامًا فَنَذَرَ إِنْ شَفَاهُ اللهُ مِنْ مَرَضِهِ هَذَا يَقُوْمُ مِنْ أَوَّلِ قِرَاءَةِ الْمَوْلِدِ إِلَى غَايَتِهِ (نِهَايَتِهِ) فَعَافَاهُ اللهُ مِنْ ذَلِكَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِمًا بِوَفَاءِ نَذْرِهِ تَعْظِيْمًا لَهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Sayyid Alawi Al Maliki menceritakan bahwasanya abah beliau, Sayyid Abbas Al Maliki memberi khabar kepada beliau sesungguhnya abah beliau (sayyid Abbas Al Maliki) berada di Baitul Maqdis untuk menghadiri peringatan Maulid Nabi pada malam ‘ied Milad Annabawi, di mana saat itu dibacakan Maulid al Barzanji. Saat itulah beliau melihat seorang pria tua beruban yang berdiri dengan khidmat penuh adab mulai dari awal sampai acara selesai. Kemudian beliau bertanya kepadanya akan sikapnya itu, yaitu berdiri sementara usianya sudah tua

Lelaki tua itu bercerita bahwa dulu ia tidak mau berdiri pada acara peringatan Maulid Nabi dan ia memiliki keyakinan bahwa perbuatan itu adalah bid’ah sayyi’ah (bid’ah yg jelek)

Suatu malam ia bermimpi dalam tidurnya. Dia bersama sekelompok orang yg bersiap-siap menunggu kedatangan Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam, maka saat cahaya wajah beliau yang bagaikan bulan purnama muncul, sekelompok orang itu bangkit dengan berdiri menyambut kehadiran Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam

Namun hanya ia saja seorang diri yang tidak mampu bangkit untuk berdiri. Lalu Rasullullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda kepadanya: “Kamu tidak akan bisa berdiri” Saat ia bangun dari tidurnya ternyata ia dalam keadaan duduk dan tidak mampu berdiri. Hal ini ia alami selama 1 (satu) tahun.

Kemudian ia pun bernadzar jika Allah menyembuhkan sakitnya ini ia akan berdiri mulai awal pembacaan Maulid Nabi sampai akhir bacaan
Kemudian Allah menyembuhkannya. Ia pun selalu berdiri (mulai awal pembacaan Maulid Nabi sampai akhir bacaan) untuk memenuhi nadzarnya karena ta’zhim (mengagungkan) beliau Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam.

Sumber:
Kitab Al-Hadyuttaamm fii Mawaaridilmaulidinnabawiyyi wa Maa I’tiida fiihi Minal Qiyaam, hal 50-51, karya Sayyid Muhammad Ali bin Husein al Maliki al Makki (1287 H – 1367 H)

Wallaahu A’lam

Nabi bersama gadis yatim kecil

Kisah ini harusnya menjadi teladan bagi seorang Muslim sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama untuk membagi kebahagiaan disaat ketika saudara-saudara kita mengalami berbagai kesulitan d iberbagai penjuru tempat terutama yang sedang menghadapi penindasan.

Kisah ini terjadi di Madinah, pada suatu  pagi Hari Raya Idul Fitri. Rasulullah Saw, seperti biasa tiap hari lebaran, mengunjungi rumah demi rumah untuk mendo’akan kaum Muslim agar merasa gembira dan  bahagia pada hari raya itu.

Semua terlihat merasa gembira dan bahagia, terutama anak-anak. Mereka bermain sambil berlari-lari ke sana ke mari dengan mengenakan pakaian yang bagus serta mainan-mainan ditanganya. Namun, tiba-tiba Rasulullah Saw melihat di sebuah sudut jalan ada seorang gadis kecil sedang duduk bersedih sambil menangis . Ia memakai pakaian yang sangat lusuh serta rambut yang acak-acakan dan sepatu yang telah usang.

Rasulullah pun bergegas menghampirinya. Gadis kecil itu menyembunyikan wajahnya dengan kedua tangannya, lalu menangis tersedu-sedu.

Rasul kemudian meletakkan tangannya dengan penuh kasih sayang di atas kepala gadis kecil tersebut, lalu bertanya dengan suaranya yang lembut: “Anakku, mengapa kamu menangis? Hari ini adalah hari raya bukan?”

Gadis kecil itu terkejut. Tanpa berani mengangkat kepalanya dan melihat siapa yang bertanya, perlahan-lahan ia menjawab sambil bercerita:

“Pada hari raya yang suci ini semua anak menginginkan agar dapat merayakannya bersama orang tuanya dengan berbahagia. Anak-anak bermain dengan riang gembira. Aku lalu teringat pada ayahku, itu sebabnya aku menangis. Ketika itu hari raya terakhir bersamanya. Ia membelikanku sebuah gaun berwarna hijau dan sepatu baru. Waktu itu aku sangat bahagia. Lalu suatu hari ayahku pergi berperang bersama Rasulullah Saw. Ia berjuang bersama Rasulullah Saw bahu-membahu dan kemudian ia meninggal. Sekarang ayahku tidak ada lagi. Aku telah menjadi seorang anak yatim. Jika aku tidak menangis untuknya, lalu siapa lagi?”

Setelah Rasulullah mendengar cerita itu, seketika hatinya diliputi kesedihan yang mendalam. Dengan penuh kasih sayang ia membelai kepala gadis kecil itu sambil berkata: “Anakku, hapuslah air matamu… Angkatlah kepalamu dan dengarkan apa yang akan kukatakan kepadamu…. Apakah kamu ingin agar aku menjadi ayahmu? …. Dan apakah kamu juga ingin agar Fatimah menjadi kakak perempuanmu…. dan Aisyah menjadi ibumu…. Bagaimana pendapatmu tentang usul dariku ini?”

Begitu mendengar kata-kata itu, gadis kecil itu langsung berhenti menangis. Ia memandang dengan penuh takjub orang yang berada tepat di hadapannya. Masya Allah! Benar, ia adalah Rasulullah Saw, orang tempat ia baru saja mencurahkan kesedihannya dan menumpahkan segala gundah di hatinya.

Gadis yatim kecil itu sangat tertarik pada tawaran Rasulullah, namun entah mengapa ia tidak bisa berkata sepatah kata pun. Ia hanya dapat menganggukkan kepalanya perlahan sebagai tanda persetujuannya.

Gadis yatim kecil itu lalu bergandengan tangan dengan Rasulullah Saw menuju ke rumah. Hatinya begitu diliputi kebahagiaan yang sulit untuk dilukiskan, karena ia diperbolehkan menggenggam tangan Rasulullah yang lembut itu.

Sesampainya di rumah Rasulullah, wajah dan kedua tangan gadis kecil itu lalu dibersihkan dan rambutnya disisir oleh beliau. Semua memperlakukannya dengan penuh kasih sayang.

Gadis kecil itu lalu dipakaikan gaun yang indah dan diberikan makanan, juga uang saku untuk hari raya. Lalu ia diantar keluar, agar dapat bermain bersama anak-anak lainnya.

Anak-anak lain merasa iri pada gadis kecil dengan gaun yang indah dan wajah yang berseri-seri itu. Mereka merasa keheranan, lalu bertanya: “Gadis kecil, apa yang telah terjadi? Mengapa kamu terlihat sangat gembira?”

Sambil menunjukkan gaun baru dan uang sakunya gadis kecil itu menjawab:

“Akhirnya aku memiliki seorang ayah! Di dunia ini, tidak ada yang bisa menandinginya! Siapa yang tidak bahagia memiliki seorang ayah seperti Rasulullah? Aku juga kini memiliki seorang ibu, namanya Aisyah, yang hatinya begitu mulia. Juga seorang kakak perempuan, namanya Fatimah. Ia menyisir rambutku dan mengenakanku gaun yang indah ini. Aku merasa sangat bahagia, dan ingin rasanya aku memeluk seluruh dunia beserta isinya.”

Adakah kita sekarang peduli terhadap mereka saudara-saudara kita yang kesulitan berlebaran di bawah desingan peluru, dibawah intimidasi di kamp-kamp  pengungsian dipojok-pojok jalan mereka yang mengais koran-Kkran bekas orang  sholat  yang membawa karung dipundaknya sementara tangan kanannya memegang alat pengait, memungut bekas botol Aqua sambil mereka berdiri disamping gerobak sementara nun jauh di sana saudara kita di Myanmar, Suriah, Palestina dan bumi lainnya mereka yang tertindas bisakah mereka merayakan  lebaran sebagaimana yang kita rasakan seharusnya dihari lebaran tidak ada orang yang tidak bergembira semua harus merasakan kegembiraan sebagaimana teladan Rasulullah Saw ketika berlebaran.

Sanggupkah kita menjawab pertanyaan Allah dari nikmat yang sudah diberikan kepada kita? Rasulullah Saw bersabda: “Siapa yang memakaikan seorang anak pakaian yang indah dan mendandaninya pada hari raya, maka Allah SWT akan mendandani/menghiasinya pada hari Kiamat. Allah Swt mencintai terutama setiap rumah, yang di dalamnya memelihara anak yatim dan banyak membagi-bagikan hadiah. Barangsiapa yang memelihara anak yatim dan melindunginya, maka ia akan bersamaku di surga.“?

Orang masuk agama Islam pertama

Assabiqunal Awaluun
Memang terdapat perbedaan pendapat dikalang para ulama tafsir tentang apa, bagaimana kriteria, dan jumlah orang yang disebut dengan "as-sabiqunal awwalun" (orang yang pertama masuk islam) yang terdiri dari kaum Muhajirin dan Kaum Anshar, Ibnu hisyam dalam Syirah nabawiyah menyebutkan ada 40 orang, sedangkan Imam Adz-Dzahabi mengatakan ada 50 orang. seperti dikutip dalam kitab Siyar A'lam an-Nubala, berikut nama-nama orang yang akan masuk surga selamanya (seprti dlm Al-Qur'an surat At-Taubah : 100)

وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. (Qur'an surat At-Taubah : 100)

السابقون الأولون هم:

orang yang golongan pertama yang masuk Islam, mereka adalah :
1. Khadijah binti khuwailid
2. Ali bin Abi Thalib
3. Abu Bakar Ash-Shidiq
4. Zaid bin Haritsah
5. Utsman bin Affan
6. Zubair ibnu Awam
7. Sa'ad bin Abi Waqash
8. Thalhah bin Ubaidillah
9. Abdurrahman bin Auf
10. Abu Ubaidah bin Al-Jarrah
11. Abu Salamah bin Abdul Asad
12. Arqom bin Abil Arqom
13. Utman bin Madz'un
14. Ubaidah bin Al-Harits
15. Said bin Zaid bin amru
16. Asma' binti As-Shadiq
17. Khabab bin Al-Arat Al-Khaza'i
18. Amir bin abi waqash
19. Abdullah bin mas'ud
20. Mas'ud bin Rabiah
21. Sulaith bin Amru
22. 'Iyas bin abi robiah
23. Istrinya, Asma' binti salamah
24. Khunais bin khudafah As-sahmi
25. Amir bin Rabiah
26. Abdullah bin jahsy
27. Ja'far bin Abi Thalib
28. Istrinya, Asma' binti umais
29. Hathib bin Harits
30. Istrinya, Fatimah binti Al-Mujlal
31. Saudarnya, Khattab
32. Istrinya, Fakihah binti yasar
33. Mu'mar bin Al-Harits
34. Saib ayah utsman bin madz'un
35. Muthallib bin Azhar
36. Istrinya Muththalib, Romlah binti Abi Auf
37. Niham nu'aim bin Abdullah al-Adawi
38. Amir bin Fahirah, pelayan As-Shiddi
39. Khalid bin Said
40. Istrinya Khalid, Amimah
41. Hathib bin amru al-Amiri
42. Abu hudaifah bin utbah bin Rabi'ah
43. Waqid bin Abdullah
44. Khalid
45. Amir
46. Aqil
47. Iyas
48. Amar bin yasar
49. Shohib bin sinan
50. Abu dzar jundab bin junadah
51. Abu najih amru bin abasah as-sulaimi, tapi keduanya pulang ke negaranya (tdak ikut hijrah).

قال: فهؤلاء الخمسون من السابقين الأولين، وبعدهم أسلم: أسد الله حمزة بن عبد المطلب، والفاروق عمر بن الخطاب، عز الدين، رضي الله عنهم أجمعين.

Mushonnif mengatakan : mereka ke 50 orang tsb adlah bagian dr Assabiqunal Awwaluun, dan setelah mereka, maka Hamzah bin Abdul Muthallib, Umar bin Khattab dan Izzuddin Radiyallahu anhum ajma'in memeluk agama Islam.

Sumber:

سير أعلام النبلاء ج 1 ص 144

Siyar a'lam An-Nubala' lidz-dzahabi 1/144

Senin, 19 Januari 2015

Dalil muter Tasbih saat Dzikir

Dalil penggunaan alat tasbih

ﻋﻦ ﺳﻌﺪ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﻭﻗﺎﺹ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﺃﻧﻪ ﺩﺧﻞ ﻣﻊ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻋﻠﻰ ﺍﻣﺮﺃﺓ ﻭﺑﻴﻦ ﻳﺪﻳﻬﺎ ﻧﻮﻯ ﺃﻭ ﺣﺼﻰ ﺗﺴﺒﺤﺒﻪ ﻓﻘﺎﻝ :ﺃﺧﺒﺮﻙ ﺑﻤﺎ ﻫﻮ ﺃﻳﺴﺮ ﻋﻠﻴﻚ ﻣﻦ ﻫﺬﺍ ﺃﻭ ﺃﻓﻀﻞ؟ ﻓﻘﺎﻝ : ﺳﺒﺤﺎﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺪﺩ ﻣﺎ ﺧﻠﻖ ﻓﻲ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ ﻭﺳﺒﺤﺎﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﺎ ﻋﺪﺩ ﻓﻲ ﺍﻷﺭﺽ ﻭﺳﺒﺤﺎﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺪﺩ ﻣﺎ ﺑﻴﻦ ﺫﻟﻚ ﻭﺳﺒﺤﺎﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺪﺩ ﻣﺎ ﻫﻮ ﺧﺎﻟﻖ ﻭﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﻣﺜﻞ ﺫﻟﻚ ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺃﻛﺒﺮ ﻣﺜﻞ ﺫﻟﻚ ﻭﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﺜﻞ ﺫﻟﻚ ﻭﻻ ﺣﻮﻝ ﻭﻻ ﻗﻮﺓ ﺇﻻ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﻣﺜﻞ ﺫﻟﻚ

(رواه أبو دوود و الترمذى و الحاكم)


Daripada Saad bin Abi Waqqas RA 
Sesungguhnya Rasulullah SAW menemui seorang wanita yang sedang bertasbih dengan biji tamar atau batu.
Nabi SAW bersabda: Aku hendak memberitahu perkara yang lebih mudah dari apa yang engkau lakukan atau yang lebih baik. Iaitu ucapan zikir “maha suci Allah sebanyak bilangan makhluk di langit, maha suci Allah sebanyak bilangan makhluk di bumi, maha suci Allah sebanyak bilangan mahkluk yang berada di antara langit dan bumi, maha suci Allah sebanyak bilangan mahkluk yang Allah ciptakan, segala puji bagi Allah sebanyak itu juga, Allah maha besar sebanyak itu juga, Allah maha besar sebanyak itu juga, tiada tuhan melainkan Allah sebanyak itu juga dan tiada daya dan kekuatan melainkan dengan Allah sebanyak itu juga.
(Hadis riwayat Abu Daud, Tirmizi dan al-Hakim.)

Hadis di atas menunjukkan bahwa Nabi memberi arah tentang bacaan tasbihnya, bukan melarang alat yang di gunakan untuk bertasbih.

Sahabat yang menggunakan alat bantu zikir. Qasim bin Abdur Rahman berkata: “Abu Darda memiliki biji kurma yang diletakkan dalam beg plastic. Apabila telah selesai solat subuh beliau akan mengeluarkannya satu persatu sambil bertasbih sehinggalah habis biji kurma tersebut dikeluarkan.”

Naim bin Muharrar bin Abu Hurairah cucu Abu hurairah telah berkata:“Sesungguhnya Abu Hurairah
memiliki 2000 lembar benang . Beliau tidak akan tidurmelainkan setelah bertasbih sebanyak lembaran benang tersebut.”Pandangan UlamaImam Syaukani menyatakan:“Dua hadis yang lain menunjukkan kepada
pengharusan bertasbih dengan batu dan biji kurma.

Demikian juga harus dengan tasbih kerana tiada perbezaan diantara keduanya.
Ini berdasarkan mendiamkan apa yang dilakukan oleh dua wanita tersebut dalam dua hadis. Tiada bangkangan Nabi SAW terhadap perbuatan wanita yang bertasbih menunjukkan pengharusan dan baginda menunjukkan zikir yang lebih baik tidak menafikan pengharusan.”Imam Ibnul Jauzi berkata:“Sesungguhnya berzikir dengan tasbih adalah sunat berdasarkan hadis Sofiyah yang bertasbih dengan biji kurma atau batu.
Dalam kitab Dururul Mukhtar (mazhab Hanafi) ada menyebutkan: “Tidak mengapa mengunakan tasbih
sekiranya tidak riya"

Kalau ndak punya tasbih ya pake jari


Dahulu mereka bertasbih dan menghitungnya dengan jari jemarinya sebagaimana dalam hadits,

وَأَنْ يَعْقِدْنَ بِالأَنَامِلِ فَإِنَّهُنَّ مَسْئُولاَتٌ مُسْتَنْطَقَاتٌ


"Dan hitunglah dengan jari jemari, karena sesungguhnya (jari-jemari itu) akan ditanya dan akan berbicara." (HR. Abu Daud dan Tirmizi)

hadits shahih riwayat Aisyah yang menyatakan bahwa beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menghitung bilangan tasbih-nya dengan memakai tangan kanan. Aisyah berkata,

إِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُعْحِبُهُ التَّيَمُّنُ فِيْ تَنَعُّلِهِ وَتَرَجُّلِهِ وَطُهُوْرِهِ وَفِيْ شَأْنِهِ كُلِّهِ


“Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu memulai (mendahulukan) yang kanan, dalam memakai sendal, bersisir, bersuci, dan dalam segala hal.” (HR. Bukhari)

Aisyah Radhiyallahu 'anha berkata:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَذْكُرُ اللَّهَ عَلَى كُلِّ أَحْيَانِهِ


"Rasulullah selalu berdzikir kepada Allah dalam setiap kesempatannya". [HR Bukhari dan Muslim].

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam :

مَنْ سَبَّحَ اللَّهَ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَحَمِدَ اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَكَبَّرَ اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ فَتْلِكَ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ وَقَالَ تَمَامَ الْمِائَةِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ غُفِرَتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ


"Barangsiapa yang mengucapkan “subhaanallah” setiap selesai shalat 33 kali, “alhamdulillah” 33 kali dan “Allahu Akbar” 33 kali; yang demikian berjumlah 99 dan menggenapkannya menjadi seratus dengan “La ilaha illallahu wahdahu la syarikalah, la hul mulku walahul hamdu wa huwa ‘la kulli syai-in qadir”

 (لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ)


akan diampuni kesalahannya, sekalipun seperti buih lautan" [HR Muslim dari Abu Hurairah]. 

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى.


"Setiap pergelangan(sendi) salah seorang dari kamu adalah shadaqah, setiap tasbih shadaqah, setiap tahmid shadaqah, tahlil shadaqah, takbir shadaqah, mengajak kepada kebaikan shadaqah dan mencegah dari kemungkaran shadaqah dan semua itu cukup dengan dua raka’at dhuha". [HR Bukhari dan Muslim].

Abdullah bin Umar, beliau berkata:

رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْقِدُ التَّسْبِيحَ قَالَ ابْنُ قُدَامَةَ بِيَمِينِهِ.


"Saya melihat Rasulullah menghitung tasbih (dzikirnya); Ibnu Qudamah mengatakan dengan tangan kanannya". [3] [3]. HR Abu Dawud, Bab tasbih bil hasha, no. 1502.

Hadits Abu Hurairah, ia berkata:

كَانَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُسَبِّحُ بِالْحَصَى


"Rasulullah bertasbih dengan menggunakan kerikil." [7] 
[7]. HR Abu Al Qashim Al Jurjaani dalam Tarikh Jurjaan, no. 68. Dalam sanadnya terdapat Abdullah bin Muhammad bin Rabi’ah Al Qudami yang sering membuat hadits munkar dan maudhu. Dan didhaifkan oleh Syaikh Albani dalam Silsilah, no.1002. << hadis dhoif boleh diamalkan.

Hadits Shafiyah binti Hayyi (isteri Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam) yang berbunyi:

عَنْ كِنَانَةَ مَوْلَى صَفِيَّةَ قَال سَمِعْتُ صَفِيَّةَ تَقُولُ دَخَلَ عَلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَبَيْنَ يَدَيَّ أَرْبَعَةُ آلَافِ نَوَاةٍ أُسَبِّحُ بِهَا فَقَالَ لَقَدْ سَبَّحْتِ بِهَذِهِ أَلَا أُعَلِّمُكِ بِأَكْثَرَ مِمَّا سَبَّحْتِ بِهِ فَقُلْتُ بَلَى عَلِّمْنِي فَقَالَ قُولِي سُبْحَانَ اللَّهِ عَدَدَ خَلْقِهِ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ لَا نَعْرِفُهُ مِنْ حَدِيثِ صَفِيَّةَ إِلَّا مِنْ هَذَا الْوَجْهِ مِنْ حَدِيثِ هَاشِمِ بْنِ سَعِيدٍ الْكُوفِيِّ وَلَيْسَ إِسْنَادُهُ بِمَعْرُوفٍ وَفِي الْبَاب عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ


"Dari Kinanah budak Shafiyah berkata, saya mendengar Shafiyah berkata: Rasulullah pernah menemuiku dan di tanganku ada empat ribu nawat (bijian korma) yang aku pakai untuk menghitung dzikirku. Aku berkata,”Aku telah bertasbih dengan ini.” Rasulullah bersabda,”Maukah aku ajari engkau (dengan) yang lebih baik dari pada yang engkau pakai bertasbih?” Saya menjawab,”Ajarilah aku,” maka Rasulullah bersabda,”Ucapkanlah :

سُبْحَانَ اللَّهِ عَدَدَ خَلْقِهِ.

"Maha Suci Allah sejumlah apa yang diciptakan oleh Allah dari sesuatu"
(HR Tirmidzi, beliau berkata,”Hadist ini gharib. Saya tidak mengetahuinya, kecuali lewat jalan ini, yaitu Hasyim bin Sa’id Al Kufi.” Ibnu Hajar dalam kitab At Taqrib menyebutnya dhaif (lemah), begitu juga gurunya, Kinanah Maula Shafiyah didhaifkan oleh Al Adzdi).

Kedua : Hadits yang diriwayatkan oleh Sa’ad bin Abi Waqqash:

ﻋﻦ ﺳﻌﺪ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﻭﻗﺎﺹ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ أَنَّهُ دَخَلَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى امْرَأَةٍ وَبَيْنَ يَدَيْهَا نَوًى أَوْ قَالَ حَصًى تُسَبِّحُ بِهِ فَقَالَ أَلَا أُخْبِرُكِ بِمَا هُوَ أَيْسَرُ عَلَيْكِ مِنْ هَذَا أَوْ أَفْضَلُ سُبْحَانَ اللَّهِ عَدَدَ مَا خَلَقَ فِي السَّمَاءِ وَسُبْحَانَ اللَّهِ عَدَدَ مَا خَلَقَ فِي الْأَرْضِ وَسُبْحَانَ اللَّهِ عَدَدَ مَا بَيْنَ ذَلِكَ وَسُبْحَانَ اللَّهِ عَدَدَ مَا هُوَ خَالِقٌ وَاللَّهُ أَكْبَرُ مِثْلَ ذَلِكَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ مِثْلَ ذَلِكَ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ مِثْلَ ذَلِكَ قَالَ أَبُو عِيسَى وَهَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ مِنْ حَدِيثِ سَعْدٍ


"Dia (Sa’ad bin Abi Waqqash) bersama Rasulullah menemui seorang wanita dan di tangan wanita tersebut ada bijian atau kerikil yang digunakan untuk menghitung tasbih (dzikir). Rasulullah bersabda,”Maukah kuberitahu engkau dengan yang lebih mudah dan lebih afdhal bagimu dari pada ini? (Ucapkanlah): Maha Suci Allah sejumlah ciptaanNya di langit, Maha Suci Allah sejumlah ciptaanNya di bumi, Maha Suci Allah sejumlah ciptaanNya diantara keduanya, Maha Suci Allah sejumlah ciptaanNya sejumlah yang Dia menciptanya, dan ucapan: اللَّهُ أَكْبَرُ seperti itu, َالْحَمْدُ لِلَّهِ seperti itu, dan لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ seperti itu.” 
(HR Abu Dawud, 4/ 366; At Tirmidzi, no. 3568 dan berkata,”Hadits hasan gharib.” Nasai’i dalam Amal Al Yaum wa Lailah; Ath Thabrani dalam Ad Du’a, 3/ 1584; Al Baihaqi dalam Asy Syu’ab, 1/347 Al Baghawi, dalam Syarhu As Sunnah, 1279 dan lainnya. Semua sanadnya bersumber pada Sa’id bin Abi Hilal. Ibnu Hajar menganggapnya “shaduuq”).

firman Allah :

أَصْحَابُ الْجَنَّةِ يَوْمَئِذٍ خَيْرٌ مُّسْتَقَرًّا وَأَحْسَنُ مَقِيلاً

"Penghuni-penghuni surga pada hari itu lebih baik tempat tinggalnya dan lebih indah tempat istirahatnya".
[Al Furqon : 24].

Tasbih Bukan Bid’ah

وعد التسبيح بالأصابع سنة كما قال النبى للنساء سبحن وإعقدن بالأصابع فإنهن مسؤولات مستنطقات


Ibnu Taimiyyah mengatakan, “Menghitung tasbih dengan jari itu dianjurkan. Dalilnya adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada para wanita, “Bertasbihlah dan hitunglah dengan jari karena sesungguhnya jari jemari itu akan ditanyai dan diminta untuk berbicara.

وأما عده بالنوى والحصى ونحو ذلك فحسن وكان من الصحابة رضى الله عنهم من يفعل ذلك وقد رأى النبى أم المؤمنين تسبح بالحصى واقرها على ذلك وروى أن أبا هريرة كان يسبح به


Sedangkan berdzikir dengan menggunakan biji atau kerikil atau pun semisalnya maka itu adalah perbuatan yang baik. Di antara para sahabat ada yang melakukannya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga melihat salah seorang isterinya bertasbih dengan menggunakan kerikil dan beliau membiarkannya. Terdapat pula riwayat yang menunjukkan bahwa Abu Hurairah bertasbih dengan menggunakan kerikil.

وأما التسبيح بما يجعل فى نظام من الخرز ونحوه فمن الناس من كرهه ومنهم من لم يكرهه


Adapun bertasbih dengan menggunakan manik-manik yang dirangkai menjadi satu (sebagaimana biji tasbih yang kita kenal saat ini, pent) maka ulama berselisih pendapat. Ada yang menilai hal tersebut hukumnya makruh, ada pula yang tidak setuju dengan hukum makruh untuk perbuatan tersebut.

وإذا أحسنت فيه النية فهو حسن غير مكروه


(Kesimpulannya) jika orang yang melakukannya itu memiliki niat yang baik (baca: ikhlas) maka berzikir dengan menggunakan biji tasbih adalah perbuatan yang baik dan tidak makruh.

وأما إتخاذه من غير حاجة أو إظهاره للناس مثل تعليقه فى العنق أو جعله كالسوار فى اليد او نحو ذلك فهذا إما رياء للناس أو مظنة المراءاة ومشابهة المرائين من غير حاجة


Adapun memiliki biji tasbih tanpa ada kebutuhan untuk itu atau mempertontonkan biji tasbih kepada banyak orang semisal dengan mengalungkannya di leher atau menjadikannya sebagai gelang di tangan atau semisalnya maka status pelakunya itu ada dua kemungkinan.
Kemungkinan pertama, dia riya’ dengan perbuatannya tersebut.
Kemungkinan kedua, dimungkinkan dia akan terjerumus ke dalam perbuatan riya’ dan perbuatan tersebut adalah perbuatan menyerupai orang-orang yang riya’ tanpa ada kebutuhan.

الأول محرم


Jika benar kemungkinan pertama maka hukum perbuatan tersebut adalah haram.

والثاني أقل أحواله الكراهة


Jika yang tepat adalah kemungkinan yang kedua maka hukum yang paling ringan untuk hal tersebut adalah makruh.

فإن مراءاة الناس فى العبادات المختصة كالصلاة والصيام والذكر وقراءة القرآن من أعظم الذنوب


Sesungguhnya memamerkan ibadah mahdhah semisal shalat, puasa, dzikir dan membaca al Qur’an kepada manusia adalah termasuk dosa yang sangat besar”.

Sumber:
Majmu Fatawa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah jilid 22, hal 506, cetakan standar.


ZAKATnya anggota badan

Dinukil dari kitab Minhajul 'Arifin Imam Al Ghozzali

الزكاة

و عن كل جزء من أجزائك زكاة واجبة لله

فزكاة القلب : التفكر في عظمته و حكمته و قدرته و حجته و نعمته و رحمته

و زكاة العين : النظر بالعبرة و الغض عن الشهوة

و زكاة الأذن : الاستماع إلى ما فيه نجاتك

و زكاة اللسان : النطق بما يقربك إليه

و زكاة اليد : القبض عن الشر و البسط إلى الخير

و زكاة القدم : السعي إلى ما فيه صلاح قلبك و سلمة دينك

منهاج العارفين

حجة الاسلام الغزالي

  
Zakat
 

Dari setiap bagian dari tubuhmu terdapat zakat yg wajib ditunaikan kpd Allah,
- Zakatnya hati adalah Tafakkur pada keagungan-Nya, hikmah-Nya, kuasa-Nya, hujjah-Nya, nikmat-Nya dan rahmat-Nya.
- Zakatnya mata adalah adalah melihat dengan mengambil ibroh / pelajaran dan berpaling dari syahwat.

- Zakatnya telinga adalah mendengarkan pada hal2 yg dapat menyelamatkanmu
- Zakatnya lisan adalah berucap dengan perkataan yg bisa mendekatkanmu kepada Allah.
- Zakatnya tangan adalah menahannya dari keburukan dan mengulurkannya kpd kebaikan.
- Zakatnya kaki adalah berjalan menuju pada hal2 yg dapat memberikan kebaikan kepada hatimu dan memberikan keselamatan dalam agamamu.

wallohu a'lam.

منهاج العارفين
حجة الاسلام الغزالي
Dinukil dari kitab Minhajul 'Arifin Imam Al Ghozzali

Semoga bermanfaat

Jari-Jari Tasbih memutar tasbih


jari-jari tasbih

“Berdasarkan dalil yang sahih Nabi Muhammad itu berdzikir dengan menggunakan jarinya.” Bangkak ngedumel.

“Ada masalah kang?” Sahut Mbah Lalar.

“Tentu saja bermasalah, kenapa Mbah Lalar berdzikir menggunakan tasbih, ajaran dari mana itu? Bangkak semakin sewot.

“Lho, saya juga menggunakan tangan kok!” Mbah Lalar bernada serius.

“Lha, yang Mbah pegang itu apa?” Tanya Kang Bangkak.

“Tasbih….” Jawab Mbah Lalar singkat.

“Terus, katanya pake tangan?”, desak Bangkak.

“Lha iya, saya muter tasbih gak pake kaki ‘kan? Pake jari tangan ‘kan?”

Bangkak gelagapan, sambil berkelit ia sempat berujar, “tapi kan, anu, gak ada contoh, eh mirip pendeta…. Udah deh ana pamit salam alekum…”

“Wa alaikum salam wr wb, eh Kang tasbih saya seperti apa?” Mbah lalar melanjutkan godanya, sambil terkekeh kekeh

Akidah Wahabi ternyata...?

Fakta tentang bahasa Jawa.
Ini fakta. Ternyata bhasa jawa itu lebih variatif dari bhasa inggris juga bhasa indonesia.
Jatuh adalah kata dari bhsa indonesia, dlm bhasa inggris artinya fall, akan tetapi jika jatuh kearah manapun dlm bhsa indonesia ya tetap jatuh, bgtupun dlm bhsa inggris ya ttap fall.
Coba kalau bhasa jawa :
- jatuh kebelakang itu NGGEBLAG
- jatuh dri atas itu CEBLOK
- jatuh kedepan itu NYUNGSEP
- jatuh terlempar itu NJUNGKEL
- jatuh kesandung itu NJELUNGUP
- jatuh meluncur itu NDELOSOR
- jatuh berguling'' itu NGGELUNDHUNG
- jatuh cinta itu TRESNA
- jatuh tidak sadar diri itu SEMAPUT
- jatuh tidak bangun'' itu MATI
- jatuh bangun " itu Nibo Tangi
Ada yang mau nambahin?

Jenis Orang Dari Cara Ngupilnya
~ Orang Sibuk Kalo ngupil 2 lubang sekaligus, "Sekali Dayung 2 Lubang Hidung Terlampaui".
~ Orang Perfeksionis Kalo ngupil cuci tangan ,abis ngupil cuci tangan lagi & mengompres hidungnya pake alkohol.
~ Orang Bodoh Gunain jari orang kalo lagi ngupil.
~ Orang Lebay Mau ngupil aja pake ke tugu monas dulu sambil salto 2 kali,abis itu bilang WOW!!
~ Orang Serakah Ngupil pake 5 jari sekaligus.
~ Orang Melek Tekhnologi Ngupil pake antena handphone.
~ Orang Plin-Plan Mau ngupil pake mikir dulu. Ngupil? Ga? Ngupil ? Ga? Ngupil? Ngupil deh,ehh Ga jadi deh. Hmm Ngupil aja ahh.
~ Orang Narsis Ngupil didepan kaca sambil photo2,abis itu di upload ke pesbuk.
~ Orang Korban Iklan Abis ngupil ngomong manja "Diputer..Dijilat..Dicelupin.."
Selamat Ngupil


Sayyid Alwi al Maliki bercerita :
" Seorg wanita sedang brdiri di hadapan makam Nabi Saw sambil mngucapkan, " Wahai Rasul, aku berharap syafa'atmu ". Lalu seorg wahabi mlihatnya dan berkata, " Wahai wanita, knpa kamu memanggil orang yg tidak dpt mendengar dan mbri manfaat, tongkatku ini lbih baik dan mnfaat dr Muhammad. Klo kmu ingin bukti ikutlah denganku ".
Maka wanita itu kluar masjid bersamanya, dan mnemukan unta yg sedang duduk. Wahabi itu brkta kpd unta tsb, "Wahai unta, berdiri krna menghormati Muhammad, bangunlah dgn kemuliaan Muhammad, aku bertawassul kpdaMu dgn Muhammad spya kmu brdiri ". Tpi unta itu tidak berdiri. Lalu wahabi itu memukulnya dgn tongkat, maka unta itu brdiri. Dan brkta pd si wanita," Aku sudh katakan tdi pdamu bhwa tongkat ini lbih baik dr Muhammad ?".
Maka wabita itu brkta, " Dudukkanlah kmbali unta itu jika kamu idzinkan ". Wahabi itu mndudukkan kmbli unta itu dan ia yakin bhwa wanita itu akan mprdulikan dan mnjdikan plajaran utk kluarganya nti, mnurut pmhaman kerdil wahabi tsb.
Wanita itu brkta kpda unta, " Whai unta, aku memintamu dgn Allah utk brdiri, aku brtawassul kpdmu dgn nama2 Allah dan sifat2 Nya yg Maha Luhur spya kmu brdiri, krna memuliakan Allah hndaknya kmu brdiri ". Tapi unta itu tdak mau berdiri.
Ktika wanita itu memukul unta dgn tongkat, maka brdirilah unta tsb. Si wanita brkata kpd wahabi, " Apakah kamu akan mngatakan bhwa tongkatmu ini lebih baik dari Allah dan Nama2 serta sifat2 Nya ?"
Maka wahabi itu terbungkam tdk mampu mnjawab.
Lalu si wanita brkata, " Aku ksih jawaban untukmu, sesungguhnya unta ini adalah binatang sepertimu yg tidak mngerti ".
===================================================================

Baca dg cermat dan sabar yaaa, biya tdk plinplan........!!! Karna tuduhanku dg bukti dari kitab" kaliyan makax sy yg masih SD ini brani berkata. Tdk seperti kaliyan yg haxa bersentakan kullubid'ati dolalah..... Sdang kaliyan adalah ahli bid'ah lebih bid'ah karna perkata'an kaliyan sendiri.....!!!!
 

“ AKIDAH WAHABI-SALAFI ADALAH AKIDAH YAHUDI “. 


Tidak perlu saya mengambil sumber dari kitab-kitab para ulama ahlus sunnah yang menceritakan akidah wahabi. Jika saya nukil dari para ulama ahlu sunnah tentang perkataan tasybih dan tajsim mereka, maka mungkin mereka masih bisa menolak dan mengelak, mereka akan mengatakan itu fitnah dan tuduhan yang tak berdasar pada syaikh-syaikh kami, tapi saya akan tampilkan dengan bukti-bukti kuat akurat yang bersumber dari kitab-kitab karya ulama mereka sendiri yang sudah mereka cetak, terutama Ibnu Taimiyyah, Muhammad bin Abdul Wahhab, ad-Darimi (bukan ad-Darimi sunni pengarang kitab sunan), Albani, Ibnu Utsaimin dan yang lainnya, Yang tak akan mampu mereka bantah. 

Saya hanya menampilkan bukti-bukti kongkrit ini semata-mata hanya untuk suadara-saudaraku yang telah terpengaruh dengan akidah wahabi. 
Dan petunjuk hanyalah dari Allah Swt. Jika masih ada wahabi yang membantah bukti dan penjelasan nyata ini, maka ibarat orang yang berusaha menutupi cahaya matahari yang terang benderang di sinag hari dengan segenggam tangannya. 

Akidah Yahudi : Di dalam naskah kitab Taurat yang sudah dirubah yang merupakan asas akidah Yahudi yang mereka namakan “ SAFAR AL-MULUK “ Al-Ishah 22 nomer : 19-20 disebutkan :
 ﻭ ﻗﺎﻝ ﻓﺎﺳﻤﻊ ﺇﺫﺍ ﻛﻼﻡ ﺍﻟﺮﺏ ﻗﺪ ﺭﺃﻳﺖ ﺍﻟﺮﺏ ﺟﺎﻟﺴﺎ ﻋﻠﻰ ﻛﺮﺳﻴﻪ ﻭ ﻛﻞ ﺟﻨﺪ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ ﻭﻗﻮﻑ ﻟﺪﻳﻪ ﻋﻦ ﻳﻤﻴﻨﻪ ﻭ ﻋﻦ ﻳﺴﺎﺭﻩ “ 
Dan berkata “ Dengarkanlah, ucapan Tuhan..aku telah melihat Tuhanku duduk di atas kursinya dan semua pasukan langit berdiri di hadapannya dari sebelah kanan dan kirinya “. 

Dalam kitab mereka yang berjudul “ SAFAR AL- MAZAMIR “ Al-Ishah 47 nomer 8 disebutkan :
 ﺍﻟﻠﻪ ﺟﻠﺲ ﻋﻠﻰ ﻛﺮﺳﻲ ﻗﺪﺳﻪ “ Allah duduk di atas kursi qudusnya “. 

Akidah wahabi-salafi : Di dalam kitab andalan wahabi-salafi yaitu Majmu’ al-Fatawa Ibnu Taimiyyah al-Harrani imam wahabi juz 4 halaman 374 :
 ﺇﻥ ﻣﺤﻤﺪﺍ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻳﺠﻠﺴﻪ ﺭﺑﻪ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻌﺮﺵ ﻣﻌﻪ “ 
Sesungguhnya Muhammad Rasulullah didudukkan Allah di atas Arsy bersama Allah “. 

Di dalam kitab “ Syarh Hadits an-Nuzul “ halaman 400 cetakan Dar al-‘Ashimah disebutkan bahwasanya Ibnu Taimiyyah berkata :
 ﻓﻤﺎ ﺟﺎﺀﺕ ﺑﻪ ﺍﻷﺛﺎﺭ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﺒﻰ ﻣﻦ ﻟﻔﻆ ﺍﻟﻘﻌﻮﺩ ﻭ ﺍﻟﺠﻠﻮﺱ ﻓﻰ ﺣﻖ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻛﺤﺪﻳﺚ ﺟﻌﻔﺮ ﺑﻦ ﺃﺑﻰ ﻃﺎﻟﺐ ﻭ ﺣﺪﻳﺚ ﻋﻤﺮ ﺃﻭﻟﻰ ﺃﻥ ﻻ ﻳﻤﺎﺛﻞ ﺻﻔﺎﺕ ﺃﺟﺴﺎﻡ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩ “ 
Semua hadits yang datang dari Nabi dengan lafadz qu’ud dan julus (duduk) bagi Allah seperti hadits Ja’far bin Abi Thalib dan hadits Umar, lebih utama untuk tidak disamakan dengan anggota tubuh manusia “. 

Dalam halaman yang sama Ibnu Taimiyyah berkata :
 ﺇﺫﺍ ﺟﻠﺲ ﺗﺒﺎﺭﻙ ﻭ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻜﺮﺳﻲ ﺳﻤﻊ ﻟﻪ ﺃﻃﻴﻂ ﻛﺄﻃﻴﻂ ﺍﻟﺮﺣﻞ ﺍﻟﺠﺪﻳﺪ “ 
Jika Allah duduk di atas kursi, maka terdengarlah suara suara saat duduk sebagaimana suara penunggang bintang tunggangan karena beratnya ” Kitab tersebut dicetak di Riyadh tahun 1993, penerbit Dar al-‘Ashimah yang dita’liq oleh Muhammad al-Khamis. 

Di dalam kitab ad-Darimi (bukan ulama sunni al- Hafdiz ad-Darimi pengarang hadits sunan) halaman 73 disebutkan :
 ﻫﺒﻂ ﺍﻟﺮﺏ ﻋﻦ ﻋﺮﺷﻪ ﺇﻟﻰ ﻛﺮﺳﻴﻪ “ 
Allah turun dari Arsy ke kursinya “ 
Kitab itu terbitan Dar al-Kutub al-Ilmiyyah yang dita’liq oleh Muhamamd Hamid al—Faqiy. 
Kitab ad-Darimi (al-wahhabu) ini dipuji-puji oleh Ibnu Taimiyyah dan menganjurkannya untuk dipelajari, sebab inilah wahabi menjadi taqlid buta. 

Tapi akidah mereka ini disembunyikan dan tidak pernah dipublikasikan ke khalayak umum. 

Sekedar info : Lafadz duduk bagi Allah tidak pernah ada dalam al-Quran dan hadits. 

Akidah Yahudi : Di dalam naskah Taurat yang sudah ditahrif yang mereka namakan “ Safar at-Takwin Ishah pertama nomer : 26-28 disebutkan :
 ﻭ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻧﻌﻤﻞ ﺍﻹﻧﺴﺎﻥ ﻋﻠﻰ ﺻﻮﺭﺗﻨﺎ ﻋﻠﻰ ﺷﺒﻬﻨﺎ… ﻓﺨﻠﻖ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻹﻧﺴﺎﻥ ﻋﻠﻰ ﺻﻮﺭﺗﻪ ﻋﻠﻰ ﺻﻮﺭﺓ ﺍﻟﻠﻪ ﺧﻠﻘﻪ ﺫﻛﺮﺍ ﻭ ﺃﻧﺜﻰ ﺧﻠﻘﻬﻢ “ 
Allah berkata ; “ Kami buat manusia dengan bentuk dan serupa denganku…lalu Allah menciptakan manusia dengan bentuknya, dengan bentuk Allah, dia menciptakan laki-laki dan wanita “. 

Akidah wahabi : Di dalam kitab “ Aqidah ahlu Iman fii Khalqi Adam ‘ala shurati ar-Rahman “ karya Hamud bin Abdullah at-Tuajari syaikh wahabi, yang dicetak di Riyadh oleh penerbit Dar al-Liwa cetakan kedua, disebutkan dalam halama 16 :
 ﻗﺎﻝ ﺍﺑﻦ ﻗﺘﻴﺒﺔ: ﻓﺮﺃﻳﺖ ﻓﻲ ﺍﻟﺘﻮﺭﺍﺓ: ﺇﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻤﺎ ﺧﻠﻖ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ ﻭ ﺍﻷﺭﺽ ﻗﺎﻝ: ﻧﺨﻠﻖ ﺑﺸﺮﺍ ﺑﺼﻮﺭﺗﻨﺎ “ 
Berkata Ibnu Qathibah “ Lalu aku melihat di dalam Taurat : “ Sesungguhnya Allah ketika menciptakan langit dan bumi, Dia berkata : “ Kami ciptakan manusia dengan bentukku “. 

Pada halaman berikutnya di halaman 17 disebutkan :
 ﻭ ﻓﻲ ﺣﺪﻳﺚ ﺍﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ: ﺇﻥ ﻣﻮﺳﻰ ﻟﻤﺎ ﺿﺮﺏ ﺍﻟﺤﺠﺮ ﻟﺒﻨﻲ ﺇﺳﺮﺍﺋﻴﻞ ﻓﺘﻔﺠﺮ ﻭ ﻗﺎﻝ: ﺍﺷﺮﺑﻮﺍ ﻳﺎ ﺣﻤﻴﺮ ﻓﺄﻭﺣﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻟﻴﻪ: ﻋﻤﺪﺕ ﺇﻟﻰ ﺧﻠﻖ ﻣﻦ ﺧﻠﻘﻲ ﺧﻠﻘﺘﻬﻢ ﻋﻠﻰ ﺻﻮﺭﺗﻲ ﻓﺘﺸﺒﻬﻬﻢ ﺑﺎﻟﺤﻤﻴﺮ ، ﻓﻤﺎ ﺑﺮﺡ ﺣﺘﻰ ﻋﻮﺗﺐ “ 
Di dalam hadits Ibnu Abbas : “ Sesungguhnya Musa ketika memukul batu untuk Bani Israil lalu keluar air dan berkata : “ Minumlah wahai keledai, maka Allah mewahyukan pada Musa “ Engkau telah mencela satu makhluk dari makhlukku yang Aku telah ciptakan mereka dengan rupaku, lalu engkau samakan mereka dengan keledai “ Musa terus ditegor oleh Allah “. 

Naudzu billah dari pendustaan pada Allah dan pada para nabi-Nya. Berhati" lah saudaraku akan faham sekte wahbabi takfiri.


Tekz asli :

Baca dg cermat dan sabar yaaa, biya tdk plinplan........!!! Karna tuduhanku dg bukti dari kitab" kaliyan makax sy yg masih SD ini brani berkata. Tdk seperti kaliyan yg haxa bersentakan kullubid'ati dolalah..... Sdang kaliyan adalah ahli bid'ah lebih bid'ah karna perkata'an kaliyan sendiri.....!!!!
 “ AKIDAH WAHABI-SALAFI ADALAH AKIDAH YAHUDI “. Tidak perlu saya mengambil sumber dari kitab-kitab para ulama ahlus sunnah yang menceritakan akidah wahabi. Jika saya nukil dari para ulama ahlu sunnah tentang perkataan tasybih dan tajsim mereka, maka mungkin mereka masih bisa menolak dan mengelak, mereka akan mengatakan itu fitnah dan tuduhan yang tak berdasar pada syaikh-syaikh kami, tapi saya akan tampilkan dengan bukti-bukti kuat akurat yang bersumber dari kitab-kitab karya ulama mereka sendiri yang sudah mereka cetak, terutama Ibnu Taimiyyah, Muhammad bin Abdul Wahhab, ad-Darimi (bukan ad-Darimi sunni pengarang kitab sunan), Albani, Ibnu Utsaimin dan yang lainnya, Yang tak akan mampu mereka bantah. Saya hanya menampilkan bukti-bukti kongkrit ini semata-mata hanya untuk suadara-saudaraku yang telah terpengaruh dengan akidah wahabi. Dan petunjuk hanyalah dari Allah Swt. Jika masih ada wahabi yang membantah bukti dan penjelasan nyata ini, maka ibarat orang yang berusaha menutupi cahaya matahari yang terang benderang di sinag hari dengan segenggam tangannya. Akidah Yahudi : Di dalam naskah kitab Taurat yang sudah dirubah yang merupakan asas akidah Yahudi yang mereka namakan “ SAFAR AL-MULUK “ Al-Ishah 22 nomer : 19-20 disebutkan : ﻭ ﻗﺎﻝ ﻓﺎﺳﻤﻊ ﺇﺫﺍ ﻛﻼﻡ ﺍﻟﺮﺏ ﻗﺪ ﺭﺃﻳﺖ ﺍﻟﺮﺏ ﺟﺎﻟﺴﺎ ﻋﻠﻰ ﻛﺮﺳﻴﻪ ﻭ ﻛﻞ ﺟﻨﺪ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ ﻭﻗﻮﻑ ﻟﺪﻳﻪ ﻋﻦ ﻳﻤﻴﻨﻪ ﻭ ﻋﻦ ﻳﺴﺎﺭﻩ “ Dan berkata “ Dengarkanlah, ucapan Tuhan..aku telah melihat Tuhanku duduk di atas kursinya dan semua pasukan langit berdiri di hadapannya dari sebelah kanan dan kirinya “. Dalam kitab mereka yang berjudul “ SAFAR AL- MAZAMIR “ Al-Ishah 47 nomer 8 disebutkan : ﺍﻟﻠﻪ ﺟﻠﺲ ﻋﻠﻰ ﻛﺮﺳﻲ ﻗﺪﺳﻪ “ Allah duduk di atas kursi qudusnya “. Akidah wahabi-salafi : Di dalam kitab andalan wahabi-salafi yaitu Majmu’ al-Fatawa Ibnu Taimiyyah al-Harrani imam wahabi juz 4 halaman 374 : ﺇﻥ ﻣﺤﻤﺪﺍ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻳﺠﻠﺴﻪ ﺭﺑﻪ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻌﺮﺵ ﻣﻌﻪ “ Sesungguhnya Muhammad Rasulullah didudukkan Allah di atas Arsy bersama Allah “. Di dalam kitab “ Syarh Hadits an-Nuzul “ halaman 400 cetakan Dar al-‘Ashimah disebutkan bahwasanya Ibnu Taimiyyah berkata : ﻓﻤﺎ ﺟﺎﺀﺕ ﺑﻪ ﺍﻷﺛﺎﺭ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﺒﻰ ﻣﻦ ﻟﻔﻆ ﺍﻟﻘﻌﻮﺩ ﻭ ﺍﻟﺠﻠﻮﺱ ﻓﻰ ﺣﻖ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻛﺤﺪﻳﺚ ﺟﻌﻔﺮ ﺑﻦ ﺃﺑﻰ ﻃﺎﻟﺐ ﻭ ﺣﺪﻳﺚ ﻋﻤﺮ ﺃﻭﻟﻰ ﺃﻥ ﻻ ﻳﻤﺎﺛﻞ ﺻﻔﺎﺕ ﺃﺟﺴﺎﻡ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩ “ Semua hadits yang datang dari Nabi dengan lafadz qu’ud dan julus (duduk) bagi Allah seperti hadits Ja’far bin Abi Thalib dan hadits Umar, lebih utama untuk tidak disamakan dengan anggota tubuh manusia “. Dalam halaman yang sama Ibnu Taimiyyah berkata : ﺇﺫﺍ ﺟﻠﺲ ﺗﺒﺎﺭﻙ ﻭ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻜﺮﺳﻲ ﺳﻤﻊ ﻟﻪ ﺃﻃﻴﻂ ﻛﺄﻃﻴﻂ ﺍﻟﺮﺣﻞ ﺍﻟﺠﺪﻳﺪ “ Jika Allah duduk di atas kursi, maka terdengarlah suara suara saat duduk sebagaimana suara penunggang bintang tunggangan karena beratnya ” Kitab tersebut dicetak di Riyadh tahun 1993, penerbit Dar al-‘Ashimah yang dita’liq oleh Muhammad al-Khamis. Di dalam kitab ad-Darimi (bukan ulama sunni al- Hafdiz ad-Darimi pengarang hadits sunan) halaman 73 disebutkan : ﻫﺒﻂ ﺍﻟﺮﺏ ﻋﻦ ﻋﺮﺷﻪ ﺇﻟﻰ ﻛﺮﺳﻴﻪ “ Allah turun dari Arsy ke kursinya “ Kitab itu terbitan Dar al-Kutub al-Ilmiyyah yang dita’liq oleh Muhamamd Hamid al—Faqiy. Kitab ad-Darimi (al-wahhabu) ini dipuji-puji oleh Ibnu Taimiyyah dan menganjurkannya untuk dipelajari, sebab inilah wahabi menjadi taqlid buta. Tapi akidah mereka ini disembunyikan dan tidak pernah dipublikasikan ke khalayak umum. Sekedar info : Lafadz duduk bagi Allah tidak pernah ada dalam al-Quran dan hadits. Akidah Yahudi : Di dalam naskah Taurat yang sudah ditahrif yang mereka namakan “ Safar at-Takwin Ishah pertama nomer : 26-28 disebutkan : ﻭ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻧﻌﻤﻞ ﺍﻹﻧﺴﺎﻥ ﻋﻠﻰ ﺻﻮﺭﺗﻨﺎ ﻋﻠﻰ ﺷﺒﻬﻨﺎ… ﻓﺨﻠﻖ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻹﻧﺴﺎﻥ ﻋﻠﻰ ﺻﻮﺭﺗﻪ ﻋﻠﻰ ﺻﻮﺭﺓ ﺍﻟﻠﻪ ﺧﻠﻘﻪ ﺫﻛﺮﺍ ﻭ ﺃﻧﺜﻰ ﺧﻠﻘﻬﻢ “ Allah berkata ; “ Kami buat manusia dengan bentuk dan serupa denganku…lalu Allah menciptakan manusia dengan bentuknya, dengan bentuk Allah, dia menciptakan laki-laki dan wanita “. Akidah wahabi : Di dalam kitab “ Aqidah ahlu Iman fii Khalqi Adam ‘ala shurati ar-Rahman “ karya Hamud bin Abdullah at-Tuajari syaikh wahabi, yang dicetak di Riyadh oleh penerbit Dar al-Liwa cetakan kedua, disebutkan dalam halama 16 : ﻗﺎﻝ ﺍﺑﻦ ﻗﺘﻴﺒﺔ: ﻓﺮﺃﻳﺖ ﻓﻲ ﺍﻟﺘﻮﺭﺍﺓ: ﺇﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻤﺎ ﺧﻠﻖ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ ﻭ ﺍﻷﺭﺽ ﻗﺎﻝ: ﻧﺨﻠﻖ ﺑﺸﺮﺍ ﺑﺼﻮﺭﺗﻨﺎ “ Berkata Ibnu Qathibah “ Lalu aku melihat di dalam Taurat : “ Sesungguhnya Allah ketika menciptakan langit dan bumi, Dia berkata : “ Kami ciptakan manusia dengan bentukku “. Pada halaman berikutnya di halaman 17 disebutkan : ﻭ ﻓﻲ ﺣﺪﻳﺚ ﺍﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ: ﺇﻥ ﻣﻮﺳﻰ ﻟﻤﺎ ﺿﺮﺏ ﺍﻟﺤﺠﺮ ﻟﺒﻨﻲ ﺇﺳﺮﺍﺋﻴﻞ ﻓﺘﻔﺠﺮ ﻭ ﻗﺎﻝ: ﺍﺷﺮﺑﻮﺍ ﻳﺎ ﺣﻤﻴﺮ ﻓﺄﻭﺣﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻟﻴﻪ: ﻋﻤﺪﺕ ﺇﻟﻰ ﺧﻠﻖ ﻣﻦ ﺧﻠﻘﻲ ﺧﻠﻘﺘﻬﻢ ﻋﻠﻰ ﺻﻮﺭﺗﻲ ﻓﺘﺸﺒﻬﻬﻢ ﺑﺎﻟﺤﻤﻴﺮ ، ﻓﻤﺎ ﺑﺮﺡ ﺣﺘﻰ ﻋﻮﺗﺐ “ Di dalam hadits Ibnu Abbas : “ Sesungguhnya Musa ketika memukul batu untuk Bani Israil lalu keluar air dan berkata : “ Minumlah wahai keledai, maka Allah mewahyukan pada Musa “ Engkau telah mencela satu makhluk dari makhlukku yang Aku telah ciptakan mereka dengan rupaku, lalu engkau samakan mereka dengan keledai “ Musa terus ditegor oleh Allah “. Naudzu billah dari pendustaan pada Allah dan pada para nabi-Nya. Berhati" lah saudaraku akan faham sekte wahbabi takfiri.

Tambahan Do'a tidur

Sudahkah kita membaca doa pelindung ini pada hari ini?
بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Dengan nama Allah yang bila disebut, segala sesuatu di bumi dan langit tidak akan lagi memudharatkan, Dia lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
عَنْ أَبَانَ بْنِ عُثْمَانَ ، قَال : سَمِعْتُ عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، يَقُولُ :
Aban bin Uthman berkata: Aku mendengar Uthman bin Affan radiallahu 'anhu berkata:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " مَا مِنْ عَبْدٍ يَقُولُ فِي صَبَاحِ كُلِّ يَوْمٍ وَمَسَاءِ كُلِّ لَيْلَةٍ :
Rasulullah s.a.w bersabda: Sesiapa sahaja yang membaca setiap hari pada waktu pagi, petang dan malam:
بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Dengan nama Allah yang bila disebut, segala sesuatu di bumi dan langit tidak akan lagi memudharatkan(membahayakan), Dia lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
ثَلَاثَ مَرَّاتٍ
sebanyak tiga kali
لَمْ يَضُرَّهُ شَيْءٌ " ،
nescaya tiada sesuatu pun yang dapat memudharatkannya.
وَكَانَ أَبَانُ قَدْ أَصَابَهُ طَرَفُ فَالِجٍ فَجَعَلَ الرَّجُلُ يَنْظُرُ إِلَيْهِ ،
Aban pernah mengalami lumpuh, lalu seorang lelaki melihat kepadanya.
فَقَالَ لَهُ أَبَانُ : مَا تَنْظُرُ أَمَا إِنَّ الْحَدِيثَ كَمَا حَدَّثْتُكَ وَلَكِنِّي لَمْ أَقُلْهُ يَوْمَئِذٍ لِيُمْضِيَ اللَّهُ عَلَيَّ قَدَرَهُ .
Aban berkata kepada lelaki itu: Apa yang engkau lihat? Sesungguhnya hadis (di atas) sebagaimana yang aku telah ceritakan kepada engkau. Tetapi aku tidak membacanya pada hari tersebut, lalu Allah menimpakan takdir Nya ke atas diri ku.
[Sunan at-Tirmizi, Kitab ad-Da'awat, hadis no : 3336]
قَالَ أَبُو عِيسَى : هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ .
Imam Abu Isa at-Tirmizi berkata: Hadis ini Hasan Sahih Gharib

Tambahan Do'a tidur

بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
عَنْ أَبَانَ بْنِ عُثْمَانَ ، قَال : سَمِعْتُ عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، يَقُولُ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " مَا مِنْ عَبْدٍ يَقُولُ فِي صَبَاحِ كُلِّ يَوْمٍ وَمَسَاءِ كُلِّ لَيْلَةٍ
بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

عَنْ أَبَانَ بْنِ عُثْمَانَ ، قَال : سَمِعْتُ عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، يَقُولُ
بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
ثَلَاثَ مَرَّاتٍ لَمْ يَضُرَّهُ شَيْءٌ
وَكَانَ أَبَانُ قَدْ أَصَابَهُ طَرَفُ فَالِجٍ فَجَعَلَ الرَّجُلُ يَنْظُرُ إِلَيْهِ
فَقَالَ لَهُ أَبَانُ : مَا تَنْظُرُ أَمَا إِنَّ الْحَدِيثَ كَمَا حَدَّثْتُكَ وَلَكِنِّي لَمْ أَقُلْهُ يَوْمَئِذٍ لِيُمْضِيَ اللَّهُ عَلَيَّ قَدَرَهُ
[Sunan at-Tirmizi, Kitab ad-Da'awat, hadis no : 3336]
قَالَ أَبُو عِيسَى : هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ
Imam Abu Isa at-Tirmizi berkata: Hadis ini Hasan Sahih Gharib

Do'a tambahan untuk mayat

Do'a

اللهم اغْفِرْ لَهُ وارْحَمهُ وعافِهِ واعفُ عنه وأَكْرِمْ نُزولَهُ ووسِّعْ مَدخلَهُ واغْسِلْهُ بِماءٍ وثَلْج وبَرَدٍ ونَقِهِ من الخَطايا كما يُنَقَي الثَوبُ الأَبْيَضُ مِنِ الدَنَسِ وأَبْدِلْهُ دارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ وأَهْلًا خَيْراً من أهلِهِ وَزَوْجًا خَيْراً مِن زَوْجِهِ وَقِهِ فِتْنَةَ القَبْرِ وعَذَابَ النارِ
"Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, maafkanlah dia, ampunilah kesalahannya, muliakanlah kematiannya, lapangkanlah kuburannya, cucilah kesalahannya dengan air, es dan embun sebagaimana mencuci pakaian putih dari kotoran, gantilah rumahnya dengan rumah yang lebih baik, gantilah keluarganya dengan keluarga yang lebih baik, gantilah istrinya dengan isri yang lebih baik, hindarkanlah dari fitnah kubur dan siksa neraka."

Tawasul kepada Nabi Muhammad SAW

D’OA TAWASSUL dari Al Musthafa, Nabi Muhammad Saw

do'a tawassul
http://www.islam-institute.com/wp-content/uploads/2013/09/contoh-doa-tawassul.jpg
Contoh do’a tawassul cukup banyak, baik yang dicontohkan oleh para Ulama, juga yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa berdo’a dengan do’a tawassul itu bukan perbuatan syirik sebagaimana yang dituduhkan oleh kaum pengikut Madzhab Hawa Nafsu (baca: pengikut Wahabi).

Salah satu contohnya adalah do’a tawassul berikut ini:

اللهم إني أسألك و أتوجه إليك و أتوسل إليك بنبيك الأمين نبي الرحمة يآ محمد إني أتوسل بك إلى ربي لتقضى لي حاجتي…

( …sebutkan hajatmu… )
(H.R : Imam At Tobaroniy dalam Mu’jam As Soghir dan beliau men-shahihkan hadits tentang do’a tawassul ini.)

Kalau anda sudah pandai baca tulisan Arab kami sarankan harus baca dalam ejaan Arabnya, tetapi bagi anda yang belum pandai membaca tulisan Arab bisa menggunakan tulisan latin di bawah ini. Walaupun begitu, anda harus mencocokkan bunyi bacaannya dengan guru atau teman yang sudah pandai baca abjad Arab. Ini sangat penting agar anda tidak salah ucap kalimat yang nantinya bisa salah artinya….

Baiklah, ini tulisan latinnya: “Allahumma inniy as aluka wa atawajjahu ilaika wa atawassalu ilaika binabiyyikal amin nabiyur rahmah Ya Muhammad, inni atawassalu bika ila robbi lituqdho li hajati….”
(… sebutkan hajatmu …).

Artinya: “Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dan aku bertawajjuh (menghadap) kepada-MU dan aku bertawassul kepada-Mu dengan Nabi-Mu yang terpercaya, nabi yang rahmat, wahai Muhammad sesungguhnya aku bertawassul dengan-mu kepada Tuhanku (Allah) supaya diterima hajatku ini ..
(… nyatakan hajatmu…).

Contoh do’a tawassul tersebut berasal dari Hadits Nabi Muhammad Saw, diriwayatkan Imam At Tobaroniy dalam Mu’jam As Soghir dan beliau men-shahihkan hadits tentang do’a tawassul ini.

Masih Aja Ada Tapir karbitan bicara syirik lantaran berdoa melalui perantara sayyidina Rosulullah saw siapa lagi kalau korban daurah doktrin talapi wahabi......"

sekedar mengingatkan bahasan usang tentang tawasul
Mari kita lihat cara ustadz wahabimembelokkan arti,
===================

ﺑﺤﺪﻳﺚ ﻋﺜﻤﺎﻥ ﺑﻦ ﺣُﻨﻴﻒ (26 ) ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﺃﻥ ﺭﺟﻼً ﺿﺮﻳﺮ ﺍﻟﺒﺼﺮ ﺃﺗﻯﺎﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠّﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠّﻢ ﻓﻘﺎﻝ : ﺍﺩﻉ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻥ ﻳﻌﺎﻓﻴﻨﻲ، ﻗﺎﻝ : « ﺇﻥ ﺷﺌﺖَ ﺩﻋﻮﺕ ﻟﻚ،ﻭﺇﻥ ﺷﺌﺖَ ﺃﺧﺮﺕ ﺫﺍﻙ، ﻓﻬﻮ ﺧﻴﺮ، ﻓﻘﺎﻝ : ﺍﺩﻋﻪ، ﻓﺄﻣﺮﻩ ﺃﻥ ﻳﺘﻮﺿﺄ، ﻓﻴﺤﺴﻦ ﻭﺿﻮﺀﻩ، ﻓﻴﺼﻠﻴﺮﻛﻌﺘﻴﻦ، ﻭﻳﺪﻋﻮ ﺑﻬﺬﺍ ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ : ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺇﻧﻲ ﺃﺳﺄﻟﻚ، ﻭﺃﺗﻮﺟﻪ ﺇﻟﻴﻚ ﺑﻨﺒﻴﻚ ﻣﺤﻤﺪ ﻧﺒﻲ ﺍﻟﺮﺣﻤﺔ،ﻳﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﺇﻧﻲ ﺗﻮﺟﻬﺖ ﺑﻚ

ﺇﻟﻰ ﺭﺑﻲ ﻓﻲ ﺣﺎﺟﺘﻲ ﻫﺬﻩ، ﻟﺘﻘﻀﻰ ﻟﻲ، ﺍﻟﻠﻬﻢ ﻓﺸﻔﻌﻪ ﻓﻲّ» ، ﻗﺎﻝ :ﻓﻔﻌﻞ ﺍﻟﺮﺟﻞ، ﻓﺒﺮﻯﺀ

Imam Ahmad meriwayatkan hadits Utsman
bin Hunaif bahwa seorang yang buta matanya datang kepada Nabi ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ
seraya mengatakan, “Berdoalah kepada Allah agar Dia memberikesembuhan kepadaku.” Beliau bersabda: “Jika kamu suka, aku berdoa untukmu dan jika kamu suka, kamu bersabar saja; dan itu lebih baik bagimu.” 
Ia mengatakan,“Berdoalah!” Kemudian beliau memerintahkannya supaya berwudhu dengan sempurna, lalushalat dua rekaat, dan berdoa dengan doa ini: “Ya Allah, aku memohon kepadaMu dan menghadap kepada-Mu dengan nabiMu, nabi rahmat.
Wahai Muhammad aku menghadap denganmukepada Rabbku dalam hajatku ini agar hajatku ini diselesaikan. 
Ya Allah,terimalah syafaatnya untukku, dan berilah aku syafaat melalui (doa)nya.”
Orangitu pun melakukannya sehingga terbebas dari kebutaannya. (HR. Ahmad). ====================
Komentar kaum Wahabi pada beberapa situs :
----------------------------------------
Hadits ini menunjukkan bahwa Rasul ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ
ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ berdoa untuk orang butasemasa hidupnya, lalu Allah ﻋﺰ ﻭﺟﻞ mengabulkandoanya. Beliau memerintahkan kepadanya agar berdoa untuk dirinya sendiri, danmenghadap kepada Allah ﻋﺰ ﻭﺟﻞ dengan
doa Nabinya, maka Allah ﻋﺰ ﻭﺟﻞ menerimadoanya.
Jadi hadits ini dalil yang jelas akan bolehnya kitabertawasul dengan Nabi ﺻَﻠَّﻯﺎﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ
ﻭَﺳَﻠَّﻢَ atauorang saleh semasa hidup mereka. Bukan setelah kematian mereka.
------------------------------------------

PERHATIKAN KATA :
Jadi hadits ini dalil yang jelas akan bolehnya
kitabertawasul dengan Nabi ﺻَﻠَّﻯﺎﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ
ﻭَﺳَﻠَّﻢَ atauorang saleh semasa hidup mereka. Bukan setelah kematian mereka.

INILAH CARA MEREKA............

Mari kita simak ayat dan Hadits berikut :

ﻭَﻟَﺎ ﺗَﻘُﻮﻟُﻮﺍ ﻟِﻤَﻦ ﻳُﻘْﺘَﻞُ ﻓِﻲ ﺳَﺒِﻴﻞِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃَﻣْﻮَﺍﺕٌ ۚ ﺑَﻠْﺄَﺣْﻴَﺎﺀٌ ﻭَﻟَٰﻜِﻦ ﻟَّﺎ ﺗَﺸْﻌُﺮُﻭﻥَ

Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orangyang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu ) mati; bahkan (sebenarnya) merekaitu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya. (Al-Baqarah 154)

ﻭَﻟَﺎ ﺗَﺤْﺴَﺒَﻦَّ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻗُﺘِﻠُﻮﺍ ﻓِﻲ ﺳَﺒِﻴﻞِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃَﻣْﻮَﺍﺗًﺎﺑَﻞْ ﺃَﺣْﻴَﺎﺀٌ ﻋِﻨْﺪَ ﺭَﺑِّﻬِﻢْ ﻳُﺮْﺯَﻗُﻮﻥَ

Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugurdi jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya denganmendapat rezki, (Ali 'Imran 169)
Dalam hadis yang diriwayatkan Ibnu `Abbas, Nabi sawbersabda:

ﺍﻟﺸﻬﺪﺍﺀ ﻋﻠﻰ ﺑﺎﺭﻕ ﻧﻬﺮ ﺑﺒﺎﺏ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﻓﻰ ﻗﺒﺔ ﺧﻀﺮﺍﺀ ﻳﺨﺮﺝ ﺇﻟﻴﻬﻢ ﺭﺯﻗﻬﻢ ﻣﻨﺎﻟﺠﻨﺔ ﺑﻜﺮﺓ ﻭﻋﺸﻴﺎ

Artinya:
Para syuhada berada pada tepi sungai dekat pintusurga, mereka berada dalam sebuah
kubah yang hijau. Hidangan mereka dikeluarkandari surga itu setiap pagi dan sore.
(HR Hakim, Ahmad dan Tabrani dari Ibnu 'Abbas)

Dengan demikian kita bisa melihat bahwa :
WAHABI MENGANGGAP NABI MUHAMMAD TIDAK PUNYA MANFAAT SETELAH BELIAU WAFAT,.. Astaghfirullah hal 'adhim,....
=================

Ajaran Rasulullah dalam tawassul :

Rasulullah bertawasul pada nabi - nabi sebelumnya
Diriwayatkan dari Anas bin Malik, ia mengatakan;ketika Fathimah binti Asad meninggal dunia, Rasulullah saw. datang dan duduk disisi kepalanya sembari bersabda: ‘Rahimakillah ya ummi ba’da ummi
‘ (Allahmerahmatimu wahai ibuku pasca ibu [kandung]-ku). Kemudian beliau saw.menyebutkan pujian terhadapnya, lantas mengkafaninya dengan jubah beliau.Kemudian Rasulallah memanggil Usamah bin Zaid, Abu Ayyub al-Anshari, Umar binKhattab dan seorang budak hitam untuk menggali kuburnya. Kemudian merekamenggali liang kuburnya. Sesampai di liang lahat, Rasulallah saw. sendiri yangmenggalinya dan
mengeluarkan tanah lahat dengan meng- gunakan tangan beliausaw.. Setelah selesai (menggali lahat), kemudian Rasulallah saw. berbaringdisitu sembari berkata: ‘Allah Yang menghidupkan dan mematikan. Dan Dia Yangselalu hidup, tiada pernah mati. Ampunilah ibuku Fathimah binti Asad.Perluaskanlah jalan masuknya, demi Nabi-Mu dan para nabi sebelumku ”. (Kitabal-Wafa’ al-Wafa’)

Hadits yang serupa diatas yang diketengahkan olehAt-Thabrani dalam Al-
Kabir dan Al-Ausath. Rasulallah saw. bertawassul padadirinya sendiri dan para Nabi sebelum beliau saw. sebagaimana yang diriwayatkandalam sebuah hadits dari Anas bin Malik, ketika Fathimah binti Asad (isteri
AbuThalib, bunda Imam ‘Ali bin Abi Thalib kw.) wafat, Rasulallah saw. sendirilahyang menggali liang-lahad. Setelah itu (sebelum jenazah dimasukkan ke lahad)beliau masuk
kedalam lahad, kemudian berbaring seraya bersabda:“Allah yangmenghidupkan dan mematikan, Dialah Allah yang Maha Hidup. Ya Allah,limpahkanlah ampunan-Mu kepada
ibuku (panggilan ibu, karena Rasulallah saw.ketika masih kanak-kanak hidup dibawah asuhannya), lapangkanlah kuburnya dengandemi Nabi-Mu (beliau saw. sendiri) dan demi para Nabi sebelumku. Engkaulah, yaAllah Maha Pengasih dan Penyayang”.
Beliau saw. kemudian mengucapkan takbirempat kali. Setelah itu beliau saw. bersama-sama Al-‘Abbas dan Abu Bakar (radhiyallahu ‘anhumaa) memasukkan jenazah Fathimah binti Asad kedalam lahad.
( At-Thabrani dalam Al-Kabir dan Al-Ausath.)

PERHATIKAN KATA :

"dan demi para Nabi sebelumku"

Dalam kitab Majma’uz-Zawaid jilid 9/257 disebutnama-nama perawi hadits tersebut, yaitu Ruh bin Shalah, Ibnu Hibban danAl-Hakim. Ada perawi yang dinilai lemah, tetapi pada umumnya adalah perawihadit-hadits
shohih. Sedangkan para perawi yang disebut oleh At-Thabrani didalamAl-Kabir dan Al- Ausath semuanya baik (jayyid) yaitu Ibnu Hiban, Al-Hakim danlain-lain yang membenarkan hadits tersebut dari Anas bin
Malik.Selain merekaterdapat juga nama Ibnu Abi Syaibah yang meriwayatkan hadits itu secaraberangkai dari Jabir. Ibnu ‘Abdul Birr meriwayatkan hadits tersebut dari Ibnu‘Abbas dan Ad-Dailami meriwayatkannya dari Abu Nu’aim.
Hadits diatas ini diriwayatkan dari sumber- sumberyang saling memperkuat kebenarannya.
-----------------------------

TAWASSAL DENGAN NABI MUHAMMAD SETELAH BELIAU WAFAT:

Diriwayatkan oleh Imam Addarimi :

ﻋﻦ ﺃﺑﻰ ﺍﻟﺠﻮﺯﺍﺀ ﺃ ﻭﺱ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻗﺎﻝ : ﻗﺤﻂ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻤﺪﻳﻨﺔ ﻗﺤﻄﺎ ﺷﺪﻳﺪﺍﻓﺸﻜﻮﺍ ﺇﻟﻰ ﻋﺎﺋﺸﺔ

ﻓﻘﺎﻟﺖ : ﺍﻧﻈﺮﻭﺍ ﻗﺒﺮ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﻓﺎﺟﻌﻠﻮﺍ ﻣﻨﻪ ﻛﻮﺍ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ ﺣﺘﻰ ﻻ ﻳﻜﻮﻧﺒﻴﻨﻪ ﻭﺑﻴﻦ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ ﺳﻘﻒ ﻗﺎﻝ : ﻓﻔﻌﻠﻮﺍ ﻓﻤﻄﺮﻭﺍ ﻣﻄﺮﺍ ﺣﺘﻰ ﻧﺒﺖ ﺍﻟﻌﺸﺐ ﻭﺳﻤﻨﺖ ﺍﻹﺑﻞ ﺣﺘﻯﺘﻔﺘﻘﻂ ﻣﻦ ﺍﻟﺴﺤﻢ ﻓﺴﻤﻲ ﻋﺎﻡ ﺍﻟﻔﺘﻖ

( ﺃﺧﺮﺟﻪ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺍﻟﺪﺍﺭﻣﻰ ﺝ : 1 ﺹ : 43 )

Dari Aus bin Abdullah: "Sautu hari kota Madinamengalami kemarau panjang, lalu datanglah penduduk Madina ke Aisyah (jandaRasulullah s.a.w.) mengadu tentang kesulitan tersebut, lalu Aisyahberkata:"Lihatlah kubur Nabi Muhammad s.a.w. lalu bukalah sehingga tidak ada lagiatap yang menutupinya dan langit terlihat langsung", maka merekapunmelakukan itu kemudian turunlah hujan lebat sehingga rumput-rumput tumbuh danonta pun gemuk, maka disebutlah itu tahun gemuk" (Riwayat Imam Darimi)
----------------------------

NABI ADAM TAWASSUL JAUH SEBELUM NABI
MUHAMMAD LAHIR

Imam Hakim Annisabur meriwayatkan dari Umarberkata, bahwa Nabi bersabda :

ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ : ﻟﻤﺎ ﺍﻗﺘﺮﻑ ﺁﺩﻡ ﺍﻟﺨﻄﻴﺌﺔ ﻗﺎﻝ : ﻳﺎﺭﺑﻰ ! ﺇﻧﻰ ﺃﺳﺄﻟﻚ ﺑﺤﻖ ﻣﺤﻤﺪ ﻟﻤﺎ ﻏﻔﺮﺗﻨﻰ ﻓﻘﺎﻝ ﺍﻟﻠﻪ : ﻳﺎ ﺁﺩﻡ ﻛﻴﻒ ﻋﺮﻓﺖ ﻣﺤﻤﺪﺍ ﻭﻟﻤﺄﺧﻠﻘﻪ ﻗﺎﻝ : ﻳﺎ ﺭﺑﻰ ﻷﻧﻚ ﻟﻤﺎ ﺧﻠﻘﺘﻨﻰ ﺑﻴﺪﻙ ﻭﻧﻔﺨﺖ ﻓﻲّ ﻣﻦ ﺭﻭﺣﻚ ﺭﻓﻌﺖ ﺭﺃﺳﻰ ﻓﺮﺃﻳﺖ ﻋﻠﻯﻘﻮﺍﺋﻢ ﺍﻟﻌﺮﺵ ﻣﻜﺘﻮﺑﺎ ﻻﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﺤﻤﺪ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﻌﻠﻤﺖ ﺃﻧﻚ ﻟﻢ ﺗﻀﻒ ﺇﻟﻰ ﺇﺳﻤﻚ ﺇﻻﺃﺣﺐ ﺍﻟﺨﻠﻖ ﺇﻟﻴﻚ ﻓﻘﺎﻝ ﺍﻟﻠﻪ : ﺻﺪﻗﺖ ﻳﺎ ﺁﺩﻡ ﺇﻧﻪ ﻷﺣﺐ ﺍﻟﺨﻠﻖ ﺇﻟﻲ، ﺍﺩﻋﻨﻰ ﺑﺤﻘﻪ ﻓﻘﺪ ﻏﻔﺮﺗﻠﻚ، ﻭﻟﻮﻻ ﻣﺤﻤﺪ ﻣﺎ ﺧﻠﻘﺘﻚ

(ﺃﺧﺮﺟﻪ ﺍﻟﺤﺎﻛﻢ ﻓﻰ ﺍﻟﻤﺴﺘﺪﺭﻙ ﻭﺻﺤﺤﻪ ﺝ : 2 ﺹ : 615)


"Rasulullah s.a.w. bersabda:"Ketika Adammelakukan kesalahan, lalu ia berkata Ya Tuhanku, sesungguhnya aku memintaMumelalui Muhammad agar Kau ampuni diriku".
Lalu Allah berfirman:"Wahai Adam, darimanaengkau tahu Muhammad padahal belum aku jadikan?"
Adam menjawab:"Ya Tuhanku ketika Engkauciptakan diriku dengan tanganMu dan Engkau hembuskan ke dalamku sebagian dariruhMu, maka aku angkat kepalaku dan aku melihat di atas tiang-tiang Arashtertulis
"Laailaaha illallaah muhamadun rasulullah" maka aku mengertibahwa Engkau tidak akan mencantumkan sesuatu kepada namaMu kecuali nama mahlukyang paling Engkau cintai".
Allah menjawab:"Benar Adam, sesungguhnya iaadalah mahluk yang paling Aku cintai, bredoalah dengan melaluinya maka Akutelah mengampunimu, dan andaikan tidak ada Muhammad maka tidaklah
Akumenciptakanmu"
==============

JELASLAH SUDAH : YAHUDI INGIN MELEMAHKAN ISLAM MELALUI LARANGANTAWASSUL, dan tugas itu dilaksanakan oleh kaum Wahabi,...

HINGGA SAAT INI, LARANGAN ZIARAH KEMAKAM RASULULLAH UNTUK BERWASILAH MASIH DILARANG KERAS, DENGAN ALASAN SYIRIK !!!

Dari seorang Hamba Allah “Allahumma shalli wa sallim ‘ala Sayyidina Muhammadnuuri-kas saari wa madaadikal jaari wajma’nii bihi fi kulli athwaari wa ‘alaalihi wa shahbihi yannuur”
Jangan Lupa membaca Aqur'an, jangan lewatkan seharipun tanpa membaca Alqur'an jadikan bacaan yg paling anda senangi, berkata ImamAhmad bin Hanbal, Cinta Allah
besar pada pecinta Alqur'an, dengan memahamainya atau tidak dg memahaminya

Demikian jurnalis salafi melaporkan ..semoga bermanfaat.

Mati bisa terjadi dimana tempat

ORANG AKAN MENINGGAL DITANAH DIMANA DIA DICIPTAKAN DARINYA.
Dinukil dari kitab Al Majalisus Saniyyah As Syaikh Hijazy
Al Hakim At Tirmidzi meriwayatkan dalam kitabnya An Nawadirul Ushul dari Abu Hurairoh -semoga Allah meridhoinya- berkata :
" kami keluar bersama Rasullloh shollallohu alaihi wasallam utk berkeliling, kemudian menuju ke beberapa arah madinah tiba2 ada sebuah kuburan yg sedang digali,
Rasululloh menghadap ke kubur tsb dan berdiri diatasnya, beliau bertanya :
" utk siapakah kuburan ini ?"
" utk seseorang dari daerah habsyah (ethiopia) " dijawab oleh seseorang.
Rasululloh berkata : " laa ilaaha illalloh, dia digiring dari tanah kelahiran dan langitnya hingga dikubur ditanah yg dia diciptakan darinya ."

Kisah :
diceritakan bahwa malaikat maut alaihis salam mendatangi tempatnya Nabi Sulaiman bin Dawud alaihimas salam, kemudian malaikat maut melihat dengan sangat lama kepada salah seorang temannya Nabi Sulaiman, lalu malaikat maut pergi.
Temannya Nabi sulaiman penasaran, dia bertanya kepada Nabi Sulaiman :
" Yaa Nabiyalloh, siapakah orang yg melihatku tadi ?"
Nabi sulaiman : " Dia adalah malaikat maut ?"
" Wahai Nabiyalloh, aku melihat dia tadi memperhatikanku dengan sangat lama, aku takut kalo nanti dia mau mencabut nyawaku, tolong selamatkanlah aku darinya. "
kata temannya Nabi Sulaiman.
" bagaimana caranya ?" tanya Nabi Sulaiman.
" perintahkan saja angin utk menerbangkanku ke daerah india, semoga saja malaikat maut tdk menemukanku disana ." jawab temannya.
Kemudian Nabi Sulaiman memerintahkan angin utk membawa temannya ketempat terjauh dari negara india saat itu juga.
Ternyata malaikat maut sudah ada disana dan langsung mencabut nyawanya.
Malaikat maut lalu kembali mendatangi Nabi Sulaiman, beliau berkata kpdnya :
" mengapa engkau tadi melihat dengan sangat lama pada salah seorang temanku ?"
Malaikat maut menjawab : " aku tadi sebenarnya heran kepdanya, karena aku diperintahkan utk mencabut nyawanya dinegara india dan dia sedang sangat jauh dari india, hingga akhinya ada angin yg menerbangkannya sampai kesana sebagaimana yg sudah menjadi taqdir Allah ta'ala, kemudian kucabut nyawanya disana ."
wallohu a'lam.
المجالس السنية
الشيخ حجازى
Semoga kelak kita wafat dalam keadaan husnul khotimah....
Aamiin...

Islam adalah agama para Nabi

AGAMA ISLAM ADALAH AGAMA YANG BENAR DAN AGAMA SELURUH NABI

Agama adalah seperangkat aturan yang apa bila diikuti seutuhnya akan memberikan jaminan keselamatan hidup, baik di dunia maupun di akhirat. Agama yang benar pada prinsipnya adalah wadl’i Ilahiyy, artinya aturan-aturan yang telah dibuat oleh Allah, karena sesungguhnya hanya Allah saja yang berhak disembah, dan Dialah pemilik kehidupan dunia dan akhirat.
Dengan demikian hanya Allah pula yang benar-benar mengetahui segala perkara yang membawa kemaslahatan kehidupan di dunia, dan hanya Dia yang menetapkan perkara-perkara yang dapat menyelamatkan seorang hamba di akhirat kelak. Karena itu, di antara hikmah diutusnya para nabi dan rasul adalah untuk menyampaikan wahyu dari Allah kepada para hamba-Nya tentang perkara-perkara yang dapat menyelamatkan para hamba itu sendiri.
Seorang muslim meyakini sepenuhnya bahwa satu-satunya agama yang benar adalah hanya agama Islam. Karena itu ia memilih untuk memeluk agama tersebut, dan tidak memeluk agama lainnya. Allah mengutus para nabi dan para rasul untuk membawa Islam dan menyebarkannya, serta memerangi, menghapuskan serta memberantas kekufuran dan syirik.
Salah satu gelar Rasulullah adalah al-Mahi. Ketika beliau ditanya maknanya beliau menjawab:
وَأنَا الْمَاحِيْ الّذِيْ يَمْحُو اللهُ بِيَ الْكُفْرَ (روَاه البُخَاري ومُسْلم وَالترمذيّ وغيرُه)
”Aku adalah al-Mahi, yang dengan mengutusku Allah menghapuskan kekufuran”.
(HR. al-Bukhari, Muslim, dan at-Tirmidzi)
Sebagian orang ada yang beriman, dan mereka adalah orang-orang yang berbahagia. Sebagian lainnya tidak beriman, dan mereka adalah orang-orang yang celaka dan akan masuk neraka serta kekal di dalamnya tanpa penghabisan.
Allah menurunkan agama Islam untuk diikuti. Seandainya manusia bebas untuk berbuat kufur dan syirik, bebas untuk berkeyakinan apapun sesuai apa yang ia kehendaki, maka Allah tidak akan mengutus para nabi dan para rasul, serta tidak akan menurunkan kitab-kitab-Nya.
Adapun maksud dari firman Allah:
فَمَنْ شَاءَ فَلْيُؤْمِنْ وَمَنْ شَاءَ فَلْيَكْفُرْ (الكهف: 29)
Yang secara zhahir bermakna “Barang siapa berkehandak maka berimanlah ia, dan barang siapa berkehandak maka kafirlah ia”, QS. Al-Kahfi: 29,
bukan untuk tujuan memberi kebebasan untuk memilih (at-takhyir) antara kufur dan iman. Tapi tujuan dari ayat ini adalah untuk ancaman (at-tahdid). Karena itu lanjutan dari ayat tersebut adalah bermakna “Dan Kami menyediakan neraka bagi orang-orang kafir”.
Demikian pula yang maksud dengan firman Allah:
لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ (البقرة: 256)
Yang secara zhahir bermakna bahwa dalam beragama tidak ada paksaan. Ayat ini bukan dalam pengertian larangan memeksa orang kafir untuk masuk Islam. Sebaliknya, seorang yang kafir sedapat mungkin kita ajak ia untuk masuk dalam agama Islam, karena hanya dengan demikian ia menjadi selamat di akhirat kelak.
Adapun ayat di atas menurut salah satu penafsirannya sudah dihapus (mansukhah) oleh ayat as-saif. Yaitu ayat yang berisi perintah untuk memerangi orang-orang kafir. Sementara menurut penafsiran lainnya bahwa ayat di atas hanya berlaku bagi kafir dzimmyy saja.
Bahwa manusia terbagi kepada dua golongan, sebagian ada yang mukmin dan sebagian lainnya ada yang kafir, adalah dengan kehendak Allah. Artinya, bahwa Allah telah berkehandak untuk memenuhi neraka dengan mereka yang kafir, baik dari kalangan jin maupun manusia. Namun demikian Allah tidak memerintahkan kepada kekufuran, dan Allah tidak meridlai kekufuran tersebut.
Karena itu dalam agama Allah tidak tidak ada istilah pluralisme beragama sebagai suatu ajaran dan ajakan. Demikian pula tidak ada istilah sinkretisme; atau faham yang menggabungkan “kebenaran” yang terdapat dalam beberapa agama atau semua agama yang lalu menurutnya diformulasikan. Seorang yang berkeyakinan bahwa ada agama yang hak selain agama Islam maka orang ini bukan seorang muslim, dan dia tidak mengetahui secara benar akan hakekat Islam.
Allah berfirman:
لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ (الكافرون: 6)
Makna zhahir ayat ini “Bagi kalian agama kalian dan bagiku agamaku”, QS. Al-Kafirun: 6.
Maksud ayat ini sama sekali bukan untuk pembenaran atau pengakuan terhadap keabsahan agama lain. Tapi untuk menegaskan bahwa Islam bertentangan dengan syirik dan tidak mungkin dapat digabungkan atau dicampuradukan antara keduanya. Artinya, semua agama selain Islam adalah agama batil yang harus ditinggalkan.
Kemudian firman Allah:
وَإِنَّا أَوْ إِيَّاكُمْ لَعَلَى هُدًى أَوْ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ (سبأ: 24)
Makna zhahir ayat ini “…dan sesungguhnya kami atau kalian –wahai orang-orang musyrik- pasti berada dalam kebenaran atau dalam kesesatan yang nyata”, QS. Saba’: 24.
Ayat ini bukan dalam pengertian untuk meragukan apakah Islam sebagai agama yang benar atau tidak, tapi untuk menyampaikan terhadap orang-orang musyrik bahwa antara kita dan mereka pasti salah satunya ada yang benar dan satu lainnya pasti sesat. Dan tentu hanya orang-orang yang menyembah Allah saja yang berada dalam kebenaran, sementara orang-orang musyrik yang menyekutukan Allah berada dalam kesesatan.
Bahkan menurut Abu ‘Ubaidah kata “aw” (أو) dalam ayat di atas dalam pengertian “wa” (و) yang berarti “dan”. Gaya bahasa semacam ini dalam ilmu bahasa Arab disebut dengan al-laff wa an-nasyr. Dengan demikian yang dimaksud ayat tersebut adalah “kami berada dalam kebenaran dan kalian -wahai orang-orang musyrik- dalam kesesatan yang nyata”. Demikianlah yang telah dijelaskan oleh pakar tafsir, Imam Abu Hayyan al-Andalusi dalam kitab tafsirnya, al-Bahr al-Muhith.
Dalam al-Qur’an Allah berfirman:
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ (ءال عمران: 19)
“Sesungguhnya agama yang diridlai oleh Allah hanya agama Islam”, QS. Ali ‘Imran: 19.
Dalam ayat lain Allah berfirman:
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآَخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ (ءال عمرا: 85)
“Dan barang siapa mencari selain agama Islam maka tidak akan diterima darinya dan dia diakhirat termasuk orang-orang yang merugi”. QS. Ali ‘Imran: 85.
Dengan demikian maka Islam adalah satu-satunya agama yang hak dan yang diridlai oleh Allah bagi para hamba-Nya. Allah memerintahkan kita untuk memeluk agama Islam ini. Maka satu-satunya agama yang disebut dengan agama samawi hanya satu, yaitu agama Islam. Tidak ada agama samawi selain agama Islam.
Sementara makna Islam adalah tunduk dan turut terhadap apa yang dibawa oleh nabi dengan mengucapkan dua kalimat syahadat.
ISLAM AGAMA SELURUH NABI
Agama Islam adalah agama seluruh nabi. Dari mulai nabi dan rasul pertama, yaitu nabi Adam, yang sebagai ayah -moyang- bagi seluruh manusia, hingga nabi dan rasul terakhir yang sebagai pimpinan mereka dan makhluk Allah paling mulia, yaitu nabi Muhammad.
Demikian pula seluruh pengikut para nabi adalah orang-orang yang beragama Islam.
Orang yang beriman dan mengikuti nabi Musa pada masanya disebut dengan mulim Musawi.
Orang yang beriman dan mengikuti nabi ‘Isa pada masanya disebut dengan muslim ‘Isawi.
Demikian pula orang muslim yang beriman dan mengikuti nabi Muhammad dapat dikatakan sebagai muslim Muhammadi.
>Nabi Ibrahim seorang muslim dan datang dengan membawa agama Islam.
Allah berfirman:
مَا كَانَ إِبْرَاهِيمُ يَهُودِيًّا وَلَا نَصْرَانِيًّا وَلَكِنْ كَانَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ (ءال عمران: 67)
“Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan pula seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang jauh dari syirik dan kufur dan seorang yang muslim. Dan sekali-kali dia bukanlah seorang yang musyrik”.
(QS. Ali ‘Imran: 67)
>Nabi Sulaiman seorang muslim dan datang dengan membawa agama Islam.
Allah berfirman:
إِنَّهُ مِنْ سُلَيْمَانَ وَإِنَّهُ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (30) أَلَّا تَعْلُوا عَلَيَّ وَأْتُونِي مُسْلِمِينَ (النمل: 31)
“Sesungguhnya surat itu dari Sulaiman, dan sesungguhnya -isi-nya: Dengan menyebut nama Allah yang maha pemurah lagi maha penyayang, bahwa jangalah kalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang memeluk Islam”. (QS. An-Naml: 30-31)
>Nabi Yusuf seorang muslim dan datang dengan membawa agama Islam. Tentang doa nabi Yusuf
Allah berfirman:
تَوَفَّنِي مُسْلِمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ (يوسف: 101)
“Wafatkanlah aku dalam keadaan muslim dan gabungkan aku bersama orang-orang yang saleh”.
(QS. Yusuf: 101)
>Nabi ‘Isa seorang muslim, juga orang-orang yang beriman kepadanya dan menjadi pengikut setianya, yaitu kaum Hawwariyyun, mereka semua adalah orang-orang Islam.
Allah berfirman:
فَلَمَّا أَحَسَّ عِيسَى مِنْهُمُ الْكُفْرَ قَالَ مَنْ أَنْصَارِي إِلَى اللَّهِ قَالَ الْحَوَارِيُّونَ نَحْنُ أَنْصَارُ اللَّهِ آَمَنَّا بِاللَّهِ وَاشْهَدْ بِأَنَّا مُسْلِمُونَ (ءال عمران: 52)
“Maka tatkala ‘Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani Isra’il) berkatalah ia: Siapakah yang akan menjadi pembela-pembelaku untuk -menegakan agama- Allah. Para Hawwariyyun (sahabat-sahabat setia) menjawab: Kamilah pembela-pembela -agama- Allah. Kami beriman kepada Allah dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang muslim”. (QS. Ali ‘Imran: 52)
______
Dan masih banyak lagi ayat-ayat lainnya yang menunjukan bahwa agama semua nabi dan rasul adalah agama Islam dan bahwa mereka adalah orang-orang Islam.
Dengan demikian semua nabi datang dengan membawa agama Islam, tidak ada seorangpun dari mereka yang mambawa selain agama Islam.
Adapun perbedaan di antara para nabi adalah terletak dalam syari’at-syari’at yang mereka bawa saja.
Yaitu dalam aturan-aturan hukum praktis, seperti dalam tata cara ibadah, bersuci, hubungan antar manusia dan lainnya.
Tentang hal ini Allah berfirman:
لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا (48)
“Dan untuk tiap-tiap umat di antara kamu (umat Muhammad dan umat-umat sebelumnya) Kami berikan aturan dan jalan yang terang”. (QS. Al-Ma’idah: 48)
dalam ayat ini Allah memberitahukan bahwa masing-masing umat mengikuti syari’atnya tersendiri. Allah tidak menyatakan bahwa masing-masing memiliki agama tersendiri. Lebih tegas lagi Rasulullah dalam hal ini bersabda:
الأنْبِيَاءُ إخْوَةٌ لِعَلاّتٍ دِيْنُهُمْ وَاحِدٌ وَأُمَّهَاتُهُمْ شَتَّى (روَاه البُخَاري)
“Seluruh nabi bagaikan saudara seayah, agama mereka satu yaitu agama Islam, dan syari’at-syari’at mereka yang berbeda-beda”. (HR. al-Bukhari)
Wallahu A'lam Bis-Shawaab