Bahkan Allah Menjamin Surga untuk Seluruh Nabi (Tanggapan kepada Prof. Quraish Shihab) [Bag. 2]
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Allah ta’ala berfirman,
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ
الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ
وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ
رَفِيقًا
“Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan
bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah,
yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin (yang membenarkan para nabi),
orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shaleh. Dan mereka itulah
teman yang sebaik-baiknya.” [An-Nisa: 69]Marilah kita ajak Bapak Quraish Shihab yang katanya seorang ahli tafsir untuk sejenak menelaah sebab diturunkannya ayat di atas agar dapat memahami tafsirnya dengan baik.
Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu’anha berkata,
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم ،
فَقَالَ : يَا رَسُولَ اللهِ ، وَاللهِ إِنَّكَ لأَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ
نَفْسِي ، وَإِنَّكَ لأَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَهْلِي وَمَالِي ، وَأَحَبُّ
إِلَيَّ مِنْ وَلَدِي ، وَإِنِّي لأَكُونُ فِي الْبَيْتِ ، فَأَذْكُرُكَ
فَمَا أَصْبِرُ حَتَّى آتِيَكَ ، فَأَنْظُرَ إِلَيْكَ ، وَإِذَا ذَكَرْتُ
مَوْتِي وَمَوْتَكَ عَرَفْتُ أَنَّكَ إِذَا دَخَلْتَ
الْجَنَّةَ رُفِعَتْ مَعَ النَّبِيِّينَ ، وَإِنِّي إِذَا دَخَلْتُ
الْجَنَّةَ خَشِيتُ أَنْ لا أَرَاكَ ، فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيْهِ النَّبِيُّ
صلى الله عليه وسلم شَيْئًا حَتَّى نَزَلَ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلامُ
بِهَذِهِ الآيَةِ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ
الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ
وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ
“Datang seseorang menemui Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam
seraya berkata: Wahai Rasulullah, demi Allah engkau benar-benar lebih
aku cintai dari diriku sendiri, sungguh engkau lebih aku cintai dari
keluargaku dan hartaku, dan sungguh engkau lebih aku cintai dari anakku.
Dan sungguh ketika aku di rumah, lalu aku mengingatmu maka aku tidak
sabar untuk segera menemuimu demi melihatmu, dan apabila aku mengingat
kelak aku akan meninggal dunia dan engkau pun akan meninggal dunia,
namun engkau apabila telah masuk surga maka engkau akan diangkat bersama
para nabi, sedangkan aku apabila aku masuk surga maka aku khawatir
tidak dapat melihatmu lagi?Maka Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam tidak menjawabnya sedikit pun sampai Jibril ‘alaihis salaam turun dengan membawa ayat ini:
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ
الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ
وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ
رَفِيقًا
“Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan
bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah,
yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin (yang membenarkan para nabi),
orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shaleh. Dan mereka itulah
teman yang sebaik-baiknya.” (An-Nisa: 69)” [HR. Ath-Thabrani dalam Al-Aushat dan Ash-Shagir, Ash-Shahihah: 2933]Al-Imam Al-Mufassir Qotadah rahimahullah berkata,
قال بعض أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم: كيف يكون الحال
في الجنة وأنتَ في الدرجات العُلَى ونحن أسفل منك؟ فكيف نراك؟ فأنزل الله
تعالى هذه الآية
“Berkata sebagian sahabat Nabi shallallahu’alaihi wa sallam kepada
beliau: Bagaimanakah keadaan di surga sedang engkau berada di
tingkatan-tingkatan tertinggi dan kami di tingkatan bawah? Bagaimana
kami dapat melihat engkau wahai Rasulullah? Maka Allah pun menurunkan
ayat ini.” [Tafsir Ath-Thobari: 8, Ad-Durrul Mantsur: 2, 589, Asbaabun Nuzul lil Waahidi, hal. 159, melalui Tafsir Al-Baghowi, 2/247]Maka ayat di atas sangat jeles menerangkan tentang surga para nabi dan rasul yang berarti termasuk Nabi dan Rasul yang paling mulia, yaitu Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam.
Dan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ أَهْلَ الْجَنَّةِ يَتَرَاءَيُونَ أَهْلَ الْغُرَفِ
مِنْ فَوْقِهِمْ كَمَا يَتَرَاءَيُونَ الْكَوْكَبَ الدُّرِّيَّ الْغَابِرَ
فِي الأُفُقِ مِنَ الْمَشْرِقِ ، أَوِ الْمَغْرِبِ لِتَفَاضُلِ مَا
بَيْنَهُمْ قَالُوا يَا رَسُولَ اللهِ تِلْكَ مَنَازِلُ الأَنْبِيَاءِ لاَ يَبْلُغُهَا غَيْرُهُمْ قَالَ بَلَى وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ رِجَالٌ آمَنُوا بِاللَّهِ وَصَدَّقُوا الْمُرْسَلِينَ
“Sesungguhnya penduduk surga akan saling melihat para penghuni
kamar-kamar surga yang ada di atas mereka seperti melihat bintang yang
terang benderang di ufuk timur atau barat, disebabkan adanya tingkatan
para penghuni surga. Para sahabat bertanya: Wahai Rasulullah itukah
rumah-rumah para nabi di surga yang tidak dapat dicapai oleh selain
mereka? Beliau bersabda: Bahkan, demi Allah yang jiwaku ada di
tangan-Nya, mereka adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan
membenarkan para Rasul.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu’anhu]Inilah surga-surga yang dijanjikan untuk pengikut para Nabi dan Rasul, telah dijamin oleh Allah ta’ala, maka bagaimana mungkin jika para Nabi dan Rasul yang diikuti itu sendiri justru belum dijamin masuk surga?! Dan bagaimana mungkin Nabi dan Rasul yang terbaik, yang pengikutnya paling banyak malah belum dijamin masuk surga?!
Maka inilah diantara ayat dan hadits dari sekian banyak dalil Al-Qur’an dan As-Sunnah yang menjelaskan tentang jaminan surga dari Allah ta’ala untuk Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam. Jelaslah kesalahan besar pendapat Prof. Quraish Shihab tersebut, semoga Allah ta’ala memberi hidayah kepada kami dan kepadanya.
Perlu juga kami ingatkan bahwa terdapat beberapa bahaya besar di balik pendapat tersebut, diantaranya:
1) Menimbulkan keraguan terhadap kebenaran janji surga dari Allah untuk Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dan bahkan untuk seluruh para Nabi dan Rasul
2) Perendahan terhadap kehormatan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam
3) Pendustaan terhadap ayat-ayat Al-Qur’an dan As-Sunnah
4) Menguatkan tuduhan-tuduhan jelek orang-orang kafir terhadap Islam, karena diantara tuduhan mereka bahwa kaum muslimin belum pasti selamat masuk surga sebab Nabi mereka saja belum pasti masuk surga
5) Melemahkan iman kaum muslimin terhadap Allah dan Rasul-Nya, juga terhadap Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Dan masih banyak dampak jelek lainnya yang dapat muncul akibat pendapat sesat itu, semoga Allah ta’ala senantiasa menjaga kaum muslimin dari berbagai macam kesesatan.
Bersambung insya Allah ta’ala…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar