Monggo dibantu sebarkan info ini demi kebaikan bersama.
Oleh Aulia P Lubis
SIAPAKAH DALANG DARI SEMUA INI YANG DUDUK DI DEPAG KHUSUSNYA KEMENAG, APAKAH INI PROYEK YANG SUDAH DIRENCANAKAN ATAU HANYA KELOLOSAN DARI OKNUM2 TERTENTU
Oleh Aulia P Lubis
SIAPAKAH DALANG DARI SEMUA INI YANG DUDUK DI DEPAG KHUSUSNYA KEMENAG, APAKAH INI PROYEK YANG SUDAH DIRENCANAKAN ATAU HANYA KELOLOSAN DARI OKNUM2 TERTENTU
Wahabi/Salafi ‘Menyusup’ di Kurikulum Pelajaran Akidah Untuk Diniyah Takmiliyah Awwaliyah Kelas 1
Segala cara rupanya dilakukan kelompok salafi wahabi untuk menyebarkan ajarannya di Indonesia.
Kali ini mereka nampaknya berupaya untuk ‘menitipkan’ pahamnya pada buku pelajaran agama di Diniyah Takmiliyah Awwaliyah.
Bukti ini adalah benar DILIHAT DARI Buku Pelajaran Akidah Kelas tentang Tauhid. DENGAN YANG MENYUSUN OLEH TIM DARI FKDT NASIONAL.
Di dalam buku mata pelajaran Akidah tersebut diuraikan pembahasan tentang tauhid uluhiyah dan tauhid rububiyah. Yang mana setelah diteliti, materi tersebut ternyata tidak terdapat dalam berbagai referensi kitab tauhid yang umum dipakai Oleh Semua Jama’ah Ahlussunnah Wal Jama’ah termasuk Imam Mazhab yang Empat.
“Dalam buku mata pelajaran Akidah Kelas Satu tersebut dijelaskan tentang tauhid uluhiyah dan rububiyah. Yang mana itu adalah bagian dari ajaran mereka, yang lengkapnya ada tiga, tauhid uluhiyah, rububiyah dan asma’ wa sifat.
Maka, hal ini perlu diluruskan karena nanti arahnya akan memberikan pemahaman yang salah pada peserta didik yang ada di Seluruh Indonesia, karena tidak sesuai dengan pemahaman Aqidah Ahlussunnah wal Jamaah.
SEDIKIT PENJELASAN SERTA PEMBAHASAN TENTANG KONSEP TAUHID DI BAGI TIGA, AKIDAHNYA KAUM WAHABI/SALAFI YANG SALAH KAPRAH. ANDA DAPAT MELIHAT DI BLOGSPOT :
http://singkirkankepalsuan.blogspot.com/2012/07/diskusi-kerancuan-pembagian-tauhid.html
Segala cara rupanya dilakukan kelompok salafi wahabi untuk menyebarkan ajarannya di Indonesia.
Kali ini mereka nampaknya berupaya untuk ‘menitipkan’ pahamnya pada buku pelajaran agama di Diniyah Takmiliyah Awwaliyah.
Bukti ini adalah benar DILIHAT DARI Buku Pelajaran Akidah Kelas tentang Tauhid. DENGAN YANG MENYUSUN OLEH TIM DARI FKDT NASIONAL.
Di dalam buku mata pelajaran Akidah tersebut diuraikan pembahasan tentang tauhid uluhiyah dan tauhid rububiyah. Yang mana setelah diteliti, materi tersebut ternyata tidak terdapat dalam berbagai referensi kitab tauhid yang umum dipakai Oleh Semua Jama’ah Ahlussunnah Wal Jama’ah termasuk Imam Mazhab yang Empat.
“Dalam buku mata pelajaran Akidah Kelas Satu tersebut dijelaskan tentang tauhid uluhiyah dan rububiyah. Yang mana itu adalah bagian dari ajaran mereka, yang lengkapnya ada tiga, tauhid uluhiyah, rububiyah dan asma’ wa sifat.
Maka, hal ini perlu diluruskan karena nanti arahnya akan memberikan pemahaman yang salah pada peserta didik yang ada di Seluruh Indonesia, karena tidak sesuai dengan pemahaman Aqidah Ahlussunnah wal Jamaah.
SEDIKIT PENJELASAN SERTA PEMBAHASAN TENTANG KONSEP TAUHID DI BAGI TIGA, AKIDAHNYA KAUM WAHABI/SALAFI YANG SALAH KAPRAH. ANDA DAPAT MELIHAT DI BLOGSPOT :
http://singkirkankepalsuan.blogspot.com/2012/07/diskusi-kerancuan-pembagian-tauhid.html
Diskusi kerancuan pembagian tauhid kepada tiga bagian
Penulis : Qultu Man Ana on 25 July 2012 | 23:18:00Pertanyaan wahabi : saya sedikit musykil berkenan hal ini , pertanyaan saya adakah berbeda antara Ilah dan Rabb itu sendiri, andai kata tidak berbeda mengapa ada ungkapan yang berbeda antara keduanya. dan andai kata saudara menyatakan bahawa tidak beda, maka kenapa dalam kalimah syahadah kita menggunakan perkatan Ilah, kenapa tidak dengan kalimah Rabb? sebagai contoh, saya adalah saya, tapi pada saat yang sama saya dilihat secara berbeda dalam pelbagai perspektif, sebagai anak contohnya, dan juga sebagai kawan, juga sebagai pendidik dan pelajar, perspektif yang berbeda tapi tetap bertumpu kepada orang yang sama iaitu saya. jadi saya merasakan bahwa Ilah dan Rabb juga ada bedanya. atau apakah saya saja yang masih tidak jelas dan keliru tentang tauhid rububiah dan ilahiah ini, mohon penjelasan
Jawaban;
Di sini ada beberapa "point" utama dalam bahasan ini.
Di sini ada beberapa "point" utama dalam bahasan ini.
Pertama: Perbahasan Mengenai Kalimah Al-ILah dan Al-Rabb...
Sebenarnya perkataan ILAH an Rabb mempunyai dua makna yang berbeda dari sudut bahasa maupun istilah penggunaan itu sendiri. ILAH secara ringkas maksudnya : TUHAN. RABB
juga maksudnya sama : TUHAN yang memiliki, mentadbir dan sebagainya.
Dalam bahasa Arab, Ayah juga dipanggil sebagai RABBUL BAIT Yaitu tuan
rumah yang memimpin dan mentadbir rumah atau keluarga. ILAH
adalah berkaitan dengan TUHAN yang dsembah. JIka dikaitkan dengan
kalimah Tauhid, Ilah bemaksud, tiada tuhan yang berhak disembah
melainkan ALLAH s.w.t..
Dua kalimah itu memang berbeDa dari sudut maksud dan konteksnya. Namun, dalam Al-Qur'an, kedua kalimah tersebut digunakan dengan makna yang sama atau merujuk kepada Allah s.w.t. juga.
Tidak semestinya perkataan ILAH
merujuk ATAU DI IDHOFATKAN/DI SANDARKAN kepada Tauhid karana Rabb juga
merujuk kepada Tauhid dalam Islam, sebagaimana dalam hadith sahih
Al-Bukhari di mana malaikat bertanya "Ma Rabbuka (siapa Rabb kamu)?"
dalam rangka untuk menilai Tauhid seseorang yang di dalam kubur. Begitu
juga soalan Nabi Yusuf a.s. kepada penghuni penjara dalam mengajar
tauhid kepada mereka: "Adakah Arbab (banyak RABB) yang banyak atau
(keesaan) Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa (lebih baik dalam konsep
ketuhanan)?".jadi emang maknanya berbeda tapi maksudnya sama yaitu
menunjukan tuhan,jadi yang salah adalah mengidofatkanya dengan lafad
tauhid pada kalimat masing2 sehingga jadi tauhid uluhiyah/tauhid
rububiyah,ini yang rancu karena meniadakan talazum/kelaziman di antara
keduanya.
Kedua: Pembahasan tentang Konsep Uluhiyyah dan Rububiyyah
Rububiyyah (dari RABB) membahas
tentang keTUHANan Allah s.w.t. yang menciptakan alam ini, mentadbir
seluruh alam ini, mengatur seluruh makhluk ini, memberi manfaat, menolak
mudarat dan sebagainya.
Uluhiyyah (dari ILAH) juga
membahas tentang KeTUHANan Allah s.w.t. yang merupakan satu-satunya yang
berhak disembah, ditaati secara mutlak dan sebagainya.
memang kedua konsep tersebut
mempunyai "perbedaan" mafhumnya, demikian sebagaimana yang dijelaskan
sendiri oleh Ibn Taimiyyah yang mengasaskan ide pembahagian tauhid tersebut.
Ketiga: Pembahasan Maksud Tauhid
Adapun maksud Tauhid dalam ilmu aqidah adalah mengesakan Allah s.w.t..
Daripada tiga fokus ini, dapatlah kita fahami bahwasanya:
- Tauhid Rububiyyah: Mengesakan Allah s.w.t. dari sudut keTUHANanNya, pemilikanNya terhadap seluruh makhlukNya, dari sudut pentadbiranNya dalam alam ini dan sebagainya.
- Tauhid Uluhiyyah: Mengesakan Allah s.w.t. dari sudut keTUHANanNya, yang mana hanya Dialah Tuhan yang layak disembah dengan segala jenis ibadah.
Fokus BAHASAN :
Apa yang di PERMASALAHKAN dalam
risalah di atas adalah berkaitan dengan konsep "memisahkan antara Tauhid
Rububiyyah dengan Tauhid Uluhiyyah.
Apa itu konsep "memisahkan Tauhid Rububiyyah dengan Tauhid Uluhiyyah"?
Maksudnya adalah mendakwa
bahwasanya barangsiapa yang berpegang dengan Tauhid Rububiyyah itu tidak
mesti berpegang dengan Tauhid Uluhiyyah. Dengan kata lain, seseorang
yang mengesakan Allah s.w.t. dari sudut RububiyyahNya, tidak mesti
mengesakan Allah s.w.t. dari sudut UluhiyyahNya.
Konsep
inilah yang ditolak karena dalam aqidah Islam, tidak ada pemisahan
antara Tauhid Rububiyyah dengan Tauhid Uluhiyyah. Maksudnya, dalam
Islam, barangsiapa yang berpegang dengan Tauhid Rububiyyah secara tidak
langsung pasti berpegang dengan Tauhid Uluhiyyah. Seseorang
yang mengakui hanya Allah s.w.t.-lah Maha Pencipta, Maha Pentadbir,
Maha Memberi Manfaat dan Mudarat dalam alam ini (TAUHID RUBUBIYYAH),
secara tidak langsung akan menyembah Allah s.w.t. dan mengesakanNya dari
sudut penyembahan (TAUHID ULUHIYYAH).
Inilah maksud
kami, tidak ada bedanya TAUHID ULUHIYYAH dengan TAUHID RUBUBIYYAH dalam
arti kata, kedua konsep itu tidak boleh dipisah-pisahkan karana kedua
saling lazim-melazimi antara satu sama lain.
Namun, menurut mereka yang
mengikut Ibn Taimiyyah, mereka memisahkan kedua tauhid ini di mana
mereka mendakwa barangsiapa yang bertauhid dengan TAUHID RUBUBIYYAH
tidak mesti ia bertauhid dengan TAUHID ULUHIYYAH ,tetapi walau
bagaimanapun, siapa yang bertauhid dengan TAUHID ULUHIYYAH maka secara
tidak langsung telah bertauhid dengan TAUHID RUBUBIYYAH.
Konsep pemisahan antara kedua tauhid:
- org bertauhid dgn TAUHID RUBUBIYYAH "TAK" mesti bertauhid dgn TAUHID ULUHIYYAH
- org bertauhid dgn TAUHID ULUHIYYAH mesti bertauhid dgn TAUHID RUBUBIYYAH
Adapun Konsep sebenarnya dalam aqidah Islam yang menekankan kelaziman antara kedua tauhid:
- org bertauhid dgn TAUHID RUBUBIYYAH semestinya bertauhid dgn TAUHID ULUHIYYAH
- org bertauhid dgn TAUHID ULUHIYYAH semestinya bertauhid dgn TAUHID RUBUBIYYAH
Maka konsep pertama yg memisahkan antara RUBUBIYYAH dgn ULUHIYYAH secara praktikal ditolak, .
Wahabi: menurut pendapat
saya mereka yang mencuba mengatakan tauhid terbagi kepada 3 ini tidak
ada dari salafus soleh adalah mereka yang mencoba menentang ahli sunnah
wal jamaah yang sebenarmya (bukan asya'irah dan bukan sufi).. Masa
tauhid terbagi kepada 3 ini dikatakan di buat buat atau rekaan,
sedangkan tauhid sifat 20 lebih jelas-jelas tidak ada di zaman
salafus-soleh. Saya tidak bermaksud isi kandungan sifat2 tersebut, akan
tetapi manhaj pembelajaran dan membataskan hanya,7 sifat atau 13 sifat
atau 20 sifat tersebut adalah bid'ah.
Komentar: terima kasih dengan
pendapat saudara.. Kalau sekadar pendapat, semua orang memang bebas
berpendapat. Hakikatnya, isi kandungan sifat dua puluh memang ada dalam
Al-Qur'an dan As-Sunnah biarpun tidak secara sistematik. Proses
penetapan aqidah berdasarkan kaedah akal pun memang ada dalam AL-Qur'an
dan As-Sunnah.
Saya pun menantang kepada anda
"siapakah dari salafus-soleh yang mengkatan bahwa Abu Jahal bertauhid
dengan tauhid Rububiyyah. Itu jelas rekaan Ibn Taimiyyah. Kesimpulan
yang tidak jami' dan mani, Ibn Taimiyyah memang selalu membuat
kesimpulan yang tidak tepat khususnya melibatkan salafus-soleh.
Tujuannya juga utk mengkritik Al-Asya'irah yang memang sudah menjadi
penyakit ghullat al-hanabilah.
di Antara
kerancuan wahabi yg menggunakan tauhid tiga versi ini, sebagiannya
adalah menganggap Abu Lahab dan Abu Jahal lebih bertauhid rububiyyah
daripada orang2 Islam yang bertawassul dengan para rasul sedangkan
tawassul itu disyariatkan dalam Islam. [Kaifa Nafham At-Tauhid m/s 16
oleh Muhammad Ahmad] Na'uzubillah...
Hati-hatilah wahai orang orang (ektrimis) atas nama agama dan terlibat dgn takfir.
Dalil dann bukti bahwa orang-orang musyrikin yang menolak atau tidak bertauhid rububiyyah :-
1. berkata yazid bin harun:
قال يزيد بن هارون : حدثنا حجاج بن أبي زينب قال: سمعت أبا عثمان النهدي يقول :
(كنا في الجاهلية نعبد حجرا فسمعنا مناديا ينادي : يا أهل الرحال ، إن ربكم قد هلك ،
Abu Uthman berkata: "Kami ketika
jahiliyyah menyembah batu, maka kami mendengar suara memanggil:
"Sesungguhnya Rabb kamu telah binasa..." [ rujuk kitab مصنف ابن أبي شيبة dan معرفة الصحابة لأبي نعيم ]
lihat bahwa robb [yang memilki rububiyah] mereka di yakini telah celaka
2. Allah s.w.t. sendiri tidak
pernah menyebut orang-orang Kafir sebagai "muwahhid dengan tauhid
rububiyyah". Na'uzubillah min jahl juhhal... Bahkan Allah s.w.t.
memanggil mereka yang menyembah selain Allah (musyrikin) sebagai kaffar
[Az-Zumar: 3]... bukan sekadar kafir... kaffar itu mubalaghah..
menafikan segala bentuk tauhid.
Adapun riwayat-riwayat tentang
sebagian musyrikin mentauhidkan rububiyah maka itu (bukan berarti
tertuju pada semua orang-orang kafir, wahai Ibn Taimiyyah) yakni semua
musrikin beriman dengan rububiyah ketuhanan Allah, tetapi tidak sampai
darjat tauhid. Iman berbeda dengan tauhid. Iman itu kepercayaan. Tauhid
itu mengesakan tuhan dalam kepercayaan tersebut. Orang-orang kafir
percaya Allah s.w.t. wujud dan sebagai tuhan, tetapi dalam waktu yang
sama masih percaya ada tuhan-tuhan lain yang berkuasa selain Allah
s.w.t.. Oleh sebab itu mereka sembah tuhan-tuhan lain juga.
Kalau orang-orang musyrikin
menyembah tuhan selain Allah bukan di karanakan kesyirikan mereka pada
rububiyyah (penciptaan, pemberi manfaat dan mudarat dan sebagainya),maka
Allah s.w.t. tidak akan menyeru kepada mereka:
"Adakah dia tidak sujud (menyembah) Allah yang mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di bumi..." [An-Naml: 25]
Al-Mughirah berkata tntang hal musyrikin:-
"ولا نعرف رّ باا"
Maksudnya: "Kami dahulu (sebelum
hadirnya Islam) tidak kenal Rabb..." (Al-Mustadrak: no 5901 dengan sanad
sahih menurut Imam Az-Zahabi)
Secara jelas Al-Mughirah
menjelaskan orang-orang musyrikin tidak kenal siapa Rabb yang sebenarnya
apatah lagi ber tauhid Rububiyyah...
Di manakah perkataan Rasulullah
s.a.w. dan para salafus-soleh mengatakan Abu Jahal lebih bertauhid
rububiyyah daripada orang-orang Islam yang bertawassul dengan para rasul
sedangkan tawassul dengan Rasulullah s.a.w. sendiri diajarkan oleh
Rasulullah s.a.w.? Na'uzubillah daripada bibit-bibit takfir ini.
Apakah mrk juga berpegang dengan
tauhid tiga ini setuju dgn pendirian Ibn Taimiyyah yang menafikan tauhid
uluhiyyah daripada Al-Asya'irah lalu membawa mengkafirkan Al-Asya'irah
(atau sekurang-kurangnya menafikan tauhid uluhiyyah pada mereka)? Ini
jelas takfir trhadap majoritas umat Islam. Ini benar2 melampaui batas
dan ektrimis.
Silahkan Jawab oleh kalian....
kalau ada perkataan salafus-soleh yg menyatakan Abu Jahal bertauhid
rububiyyah, silahkan nukilkan.
Cuma inti tauhid tiga Ibn
Taimiyyah yg mendakwa Mutakallimun (termasuk Al-Asya'irah) hanya skdr
bertauhid rububiyyah yang tidak menafikan kekufuran. Ini main kafir2kan
majoritas umat Islam. malah Setengah wahabi lebih melampaui batas dgn
mengklaim Abu Lahab bertauhid rububiyyah dan lebih bertauhid daripada
orang2 beriman yang bertawassul padahal sekurang2nya tawassul itu
masalah khilafiyyah (dikatakan oleh Muhammad Abdul Wahab juga).
Mau di bawa Ke mana tauhid tiga
nie? apa mau kafirkan orang-orang Islam? Istilah tetap sekadar istilah.
Walaupun ada salah dari sudut bahasa ,maka perlu diberi perhatian dan
penelitian.
Wahabi: Saya masih tidak yakin untuk menyalahkan pembahagian tauhid kepada rububiyah dan uluhiyah ini. memang
seorang mukmin hakiki tidak memisahkan istilah Rob dan Ilah itu sebagai
dua dalam iktiqad bahkan satu yang tidak dibedakan.
Tetapi Ibnu Taimiyah itu merujuk kepada sesuatu yang lain iaitu..
“Setiap orang
yang beriman dengan Tauhid Uluhiyah padti akan beriman dengan Tauhid
Rububiyah dan tidak mesti setiap yang beriman dengan Tauhid Rububiyah
akan beriman dengan Tauhid Uluhiyah, seperti orang-orang mursyrikin”.
Pandangan Ibnu Taimiyah itu nampaknya ada asas dalilnya berdasarkan ayat 13 – 27 Surah Yasin.
Kita lihat
kedua golongan dalam tafsir ayat ituiaitu yang beriman pada (rusul yg
mendakwah) dan yang kafir (penduduk Bandar) yang merujuk kepada Tuhan
sebagai Ar-Rahman. Tetapi masalahnya iman mereka tidak berlaku sekiranya
penduduk itu memang menyembah Ar-Rahman yang mereka rujuk itu. Mereka
mengaku wujudnya Ar-Rahman tetapi masalah mereka tidak memiliki
pengakuan uluhiyah yaitu Ar-Rahman itu wajib disembah.
Ayat 15 : Yasin
“Penduduk bandar itu menjawab: “Kamu ini tidak lain hanyalah manusia
seperti kami juga, dan Tuhan Yang Maha Pemurah /Ar-Rahman tidak
menurunkan sesuatupun (tentang ugama yang kamu dakwakan); Kamu ini tidak
lain hanyalah berdusta”.
Juga perhatikan jawaban salah seorang utusan tersebut kepada penduduk Bandar.
Ayat 22 : Yasin
“Dan: “Mengapa aku tidak menyembah Tuhan yang menciptakan daku, dan
yang kepadaNyalah (aku dan) kamu semua akan dikembalikan?”
Kata utusan lagi:
Ayat 23 :
“Patutkah aku mengambil selainNya sebagai Ilah? (diterjemah secara
harfiah) jika Yang Maha Pemurah hendak menimpakan daku dengan sesuatu
bahaya, mereka tidak dapat memberikan syafaat kepadaku, dan mereka juga
tidak dapat menyelamatkan daku.
Ar-Rahman yang disebut oleh kedua pihak itu merujuk kepada Rob disebut dalam ayat ini..
Ayat 25 : “Sesungguhnya aku telah beriman kepada Tuhan kamu (Robbukum), maka dengarlah (nasihatku)”,.
Jelas dalam
ayat2 itu Tuhan/Ar-Rahman yang dimaksudkan oleh penduduk Bandar itu
adalah Rob semesta alam, Yang Maha Mencipta, cuma mereka tidak menyembah
Rob itu.
Dengan itu,
pandangan Ibnu Taimiyah itu ada asas dalilnya berdasarkan Al-Quran
sendiri,jadi tidak wajar untuk menyalahkannya . Saya bukanlah mendukung
Ibnu Tamimiyah, tetapi utk menyalahkannya dalam point itu, adalah hal
yang keterlaluan.
Atau mungkin anda bisa menjelaskan lagi mengenai ayat2 di atas
Komentar: Untuk perbhasan ringkas
kali ini, ana yg faqir akan jelaskan secara singkat tntang penolakan
ide pembagian tauhid rububiyyah dan uluhiyyah ini:-
Pembahagian Tauhid Rububiyyah dan Uluhiyyah menurut Taimiyyah
Ibn Taimiyyah berkata:
“Tauhid
Rububiyyah maksudnya : (kepercayaan bahwa) tiada pemberi atas apa yang
Allah tahan, tiada yang dapat menghalang atas apa yang Allah berikan,
tidak bertawakkal melainkan hanya kepadaNya dan tidak meminta melainkan
kepadaNya…
“Tauhid Uluhiyyah
adalah seseorang itu menyembah Allah dan tidak menyekutukan sesuatu
apapun dengan Allah . Dia mentaati Allah dan mentaati rasulNya,
melakukan apa yang diridhai oleh Allah…” (Fatwa Ibn Taimiyyah 1/219)
Ibn Taimiyyah berkata lagi:
“Tauhid Rububiyyah
dan Uluhiyyah, walaupun (makna) Uluhiyyah mengandung (makna) Rububiyyah
dan (makna) Rububiyyah mengandung (makna) Uluhiyyah, salah satu
mengandung makna yang lainnya jika itu hal asing, namun kami tidak
menolak bahwasanya setiap satu lafad itu mempunyai makna khusus jika
disebut secara beriringan (kedua-duanya disebut pada satu ungkapan).”
(Fatwa Ibn Taimiyyah 2/275)
Adapun femahaman Ibn Taimiyyah
pada poin awal (iaitu Uluhiyyah mengandung makna rububiyyah dan
sebaliknya) adalah suatu pendapat yang benar tetapi muncul keganjilan
dan kerancuan pendapat beliau berlaku pada ungkapan beliau: “namun tidak
menolak setiap satu lapad (apakah Uluhiyyah dan Rububiyyah) mempunyai
makna khusus jika disebut secara bersama-sama”. Pendapat ini hanya
pendapat pribadi beliau tanpa sandaran daripada para ulama’ Salaf .
Namun, yang lebih ganjil adalah, pendapat-pendapat cabang Ibn Taimiyyah
yang muncul daripada inti pendapat ganjil ini seperti pendapatnya: bahwa
“orang kafir beriman dengan tauhid rububiyyah...”.
Ibn Taimiyyah berkata lagi:
“Tauhid
Rububiyyah: adalah tauhid (pengesaan) yang ada dalam setiap orang kafir
apatah lagi bagi orang beriman. Itu merangkum tauhid Khaliqiyyah
(penciptaan), begitu juga menisbahkan milik langit dan bumi serta
pentadbirannya kepada Allah...”
“Tauhid Uluhiyyah:
hanya Allah tuhan sebenarnya yang berhak disembah. Tauhid Ibadah
adalah dengan menyembah Allah dan tidak mempersekutukanNya dalam
ibadah...” (At-Tadammuriyyah: 106)
Lihatlah kesimpulan beliau yang
ganjil yang tidak pernah diungkapkan oleh ulama’ Salaf dan ulama’
muktabar sebelum beliau. Bahkan, kesimpulan Ibn Taimiyyah bahwa setiap
orang kafir juga bertauhid dengan tauhid Rububiyyah adalah kesimpulan
yang tidak menyeluruh karana orang kafir beragama budha, hindu dan
sebagainya tidak bertauhid dengan tauhid rububiyyah sama sekali.
Lebih parah lagi, pendapat ganjil
Ibn Taimiyyah tatkala membagikan tauhid kepada Rububiyyah dan Uluhiyyah
(di samping tauhid Asma’ wa As-Sifaat) adalah, beliau mendakwa para
ulama’ mutakallimin termasuk ulama’ Al-Asya’irah yang merupakann
majoritas ulama’ Islam hingga hari ini, hanya bertauhidkan dengan tauhid
Rububiyyah, dan mereka (Al-Asya’irah) sama sekali tidak mengetahui
(apatah lagi beriman) tentang tauhid Uluhiyyah, sama seperti orang-orang
musyrikin juga.
Ibn Taimiyyah berkata dalam Manhaj As-Sunnah 2/62 setelah mengkritik ulama’ mutakallimin termasuk golongan Al-Asya’irah:
“Mereka (ulama’ Mutakallimin
termasuk Al-Asya’irah) mengeluarkan inti tauhid daripada tauhid (mereka)
seperti tauhid Uluhiyyah, pengakuan tentang hakikat Asma’ dan Sifat
Allah dan mereka tidak mengetahui melainkan tauhid Rububiyyah saja...”
Nah, adakah keganjilan pendapat
Ibn Taimiyyah yang menafikan tauhid Uluhiyyah daripada pegangan golongan
Al-Asya’irah yang mana pendapatnya ini lahir daripada ide pembagian
tauhid, ini suatu pendapat yang bisa membawa kepada kekeliruan bagi
orang jahil setelah Ibn Taimiyyah juga mengkafirkan golongan
Al-Asya’irah (atau mengeluarkan mereka daripada kelompok kebenaran)
dengan idenya tentang tauhid Rububiyyah dan Uluhiyyah ini.
Banyak orang yang tidak faham
bahaya dan fitnah di balik pembahagian tauhid ini , sedangkan para
ulama’ yang sedar betapa syaz (ganjilnya) pendapat ini di samping fitnah
yang terkandung di dalamnya, terus menerus menolak pembagian tauhid
ini.
Kesimpulan yang mengatakan
bahwasanya Al-Asya’irah (termasuk mutakallimun menurut Ibn Taimiyyah dan
pengikut-pengikutnya) tidak mengetahui tauhid Uluhiyyah, tetapi hanya
berpegang kepada Tauhid Rububiyyah secara tidak langsung membawa kepada
takfir Al-Asya’irah yang merupakan majoritas ulama’ Islam.
Lihatlah secara jelas perkataan Ibn Taimiyyah:
“Hanya berTauhid Rububiyyah semata itu tidak menafikan kekufuran...” (Risalah Ahl Suffah: 34)
Muhammad Abdul Wahab merupakan
penerus ide pembagian tauhid ini setelah lama ide ini tidak di indahkan
oleh majoritas ulama’ Islam sejak kematian Ibn Taimiyyah dan muridnya
Ibn Qayyim Al-Jauziyyah. Muhammad ibn
Abdil Wahablah yang termasuk di antara orang yang mula-mula menghidupkan
kembali ide ini lalu melampaui batas atas ide asal nya dari Ibn
Taimiyyah dengan mengembangkan faham bahawasanya orang-orang musyrikin
secara jelas bertauhidkan tauhid Rububiyyah bahkan mereka (musyrikin)
adalah golongan yang banyak berzikir kepada Allah (Kasyf As-Syubhat:
3-4)
Imam Muhammad Al-‘Arabi
At-Tabbani dalam kitab beliau secara ilmiah mengkritik ide pembagian
tauhid kepada Uluhiyyah dan Rububiyyah ini dengan 25 hujah dan dalil
dalam buku beliau Bara’ah Al-Asy’ariyyin m/s 96-106. silahkan rujuk
kitab itu untuk lebih jelasnya.
Para ulama’ Ahlus-Sunnah wal
Jamaah membuat pertanyaan yang jelas kepada para pengikut Ibn Taimiyyah
dalam ide ini, kalau memang benar pembagian ini sesuatu yang benar,
mengapa tidak ulama’ sebelum Ibn Taimiyyah yang memperbincangkan
pembagian ini apakah secara ringkas maupun secara terperinci? Bahkan,
tidak ada seorang pun ulama’ Salaf dan Khalaf sebelum Ibn Taimiyyah
pernah menyebut pembagian ini sama sekali.
Mustahil seseorang yang mengakui
keesaan Tuhan yang mentadbir dan menguasai alam ini lalu menyembah tuhan
selain Allah yang Maha Esa. Untuk tujuan apa seseorang yang mengakui
keesaan Allah dari sudut pentadbiran dan kekuasaan (tauhid Rububiyah),
namun menyembah selain Allah????
Sebagian orang-orang musyrikin
Makkah khususnya, walaupun mengakui kekuasaan Allah, namun masih
mengakui kekuasaan tuhan-tuhan lain seperti Latta dan Uzza yang
bersekutu kekuasaan dengan Allah. Karana itulah, mereka menyembah
tuhan-tuhan lain, karena mereka percaya tuhan-tuhan lain pun mempunyai
pengaruh kuasa selain Allah. Ini secara jelas menafikan tauhid
Rububiyyah itu sendiri.
Orang-orang kafir mengakui mereka
menyamakan tuhan-tuhan lain selain Allah dari sudut Rububiyyah Allah
sebagaimana yang dijelaskan oleh Al-Qur’an:
“Demi Allah sesungguhnya kami
memang dalam kesesatan yang nyata. Tatkala kami menjadikan kamu
(tuhan-tuhan selain Allah) sama (menyamakan) dengan Rabb Al-‘Alamiin
(Allah)” (Surah As-Syu’ara’: 97-98)
Secara jelas ungkapan Rabb
Al-‘Alamin itu menunjukkan Rububiyyah Allah. Maka, mereka (orang-orang
kafir) mengaku bahwasanya mereka telah mensyirikkan Allah dengan
tuhan-tuhan lain dari sudut rububiyyah juga, bukan sekadar pada
Uluhiyyah saja seperti yang di klaim oleh Ibn Taimiyyah dan Muhammad
Abdul Wahab.
Diriwayatkan oleh
Imam Al-Hakim dalam Al-Mustadrak bahawasanya Al-Mughirah r.a.
menjelaskan tentang perihal orang-orang kafir Quraisy sebelum Islam :
“...menjadikan
batu-batu dan berhala sebagai tuhan. Jika kami lihat ada batu yang lebih
cantik, maka kami buang batu yang lama lalu menjadikan batu tersebut
sebagai tuhan baru kami. Bahkan, kami tidak kenal tentang Rabb,
melainkan setelah datangnya Rasulullah s.a.w...” (Imam Az-Zahabi
mensahihkan rijal hadith ini begitu juga Imam Al-Hakim sendiri).
Jelaslah bahwasanya orang-orang
musryikin Makkah tidak mengetahui robb apatah lagi bertauhid dengan
tauhid Rububiyyah, sebagaimana yang dijelaskan oleh Al-Mughirah.
Dalil-dalil daripada Al-Qur’an
dan As-Sunnah yang menolak pembahagian tauhid kepad Rububiyyah dan
Uluhiyyah bisa didapati dalam pelbagai kitab-kitab yang menolak
pembagian ini seperti kitab Bara’ah Al-Asy’ariyyin oleh Imam Muhammad
Al-‘Arabi At-Tabbani, Naqd Taqsim At-Tauhid oleh Sheikh Yusuf Ad-Dijawi
(seorang ulama’ Al-Azhar yang agung di zamam beliau), Bayan Khata’
At-Taqsim At-Thulathi lit Tauhid oleh Dr. Umar Abdullah Kamil dan
sebagainya.
Insya Allah, jika ada kesempatan
lain, kita perbincangkan mengenai ayat-ayat yang dikatakan sebagai
sandaran kepada pembagian tauhid ini menurut mereka yang berpegang
dengan pembagian tersebut, walaupun pada hal, ulama’-ulama’ Salaf tidak
pernah memahami ayat-ayat tersebut seperti ide pembagian tauhid ini,
sedangkan mereka sepatutnya lebih faham tentang perkara ini kalau memang
pembagian tauhid itu suatu yang berasas dan penting.
Saudara wahabi menggunakan dalil dengan ayat ni:-
Maksudnya:
Tanyakanlah (Wahai Muhammad): "Kepunyaan siapakah bumi ini dan Segala
Yang ada padanya, kalau kamu mengetahui?" Mereka akan menjawab:
"Kepunyaan Allah". katakanlah: "Mengapa kamu tidak mau ingat (dan
insaf)?" Tanyakanlah lagi: "Siapakah Tuhan Yang memiliki dan
mentadbirkan langit Yang tujuh, dan Tuhan Yang mempunyai Arasy Yang
besar?" Mereka akan menjawab: "(Semuanya) kepunyaan Allah". katakanlah:
"Mengapa kamu tidak mau bertaqwa?" Tanyakanlah lagi: siapakah Yang
memegang Kuasa pemerintahan tiap-tiap sesuatu, serta ia dapat melindungi
(segala-galanya) dan tidak ada sesuatupun Yang dapat disembunyi
daripada kekuasaannya? (Jawablah) jika kamu mengetahui!" Mereka akan
menjawab: "(Segala-galanya) dikuasai Allah". katakanlah: "Jika demikian,
Bagaimana kamu tertarik hati kepada perkara Yang tidak benar?"
(bukanlah sebagaimana tuduhan mereka) bahkan Kami telah membawa kepada
mereka keterangan Yang benar, dan Sesungguhnya mereka telah berdusta.
(Surah Al-Mukminun: 84-90)
Jawaban:-
pertama: khitabnya ayat ini
kepada siapa? Mereka dalam ayat itu siapa? Kamu dalam ayat itu adalah
Rasulullah s.a.w.. Mereka dalam ayat itu adalah musryikin makkah. tetapi
Kalau kita bertanya hal itu pada setiap orang kafir, budha, hindu,
zoroster,athis dan sebagainya, kita akan dapati jawapan berbeda-beda.
Tifak semua akan mengatakan "Allah" seperti dalam ayat ini. makanya,
kesimpulan Ibn Taimiyyah salah. Tidak semua orng kafir beriman dengan
rububiyyah Allah.
Kedua: Iman dengan rububiyyah
Allah berbeda dengan bertauhid dengan tauhid rububiyyah. Iman adalah hal
lain. Tauhid juga sesuatu yang lain. Belajar dahulu bedanya sebelum
datang mengkritik. Nanti saya akan syarah lagi, Orang yang percaya tuhan
bertempat pun tidak bertauhid dengan tauhid yang sempurna.
Perkataan wahabi :-
Saya
AMBIL kesimpulan bahwa wahabi tidak pernah mengkafirkan umat Islam
termasuk Asya'irah, melainkan itu cuma fitnah Asya'irah yang tanpa usul
yang jelas . Yang jelas Asya'irah semua mengkafirkan Ibn Taimiyyah, dan
ulama-ulama lain seperti Muhammad bin Abdul Wahab, dll.. Maka siapa yang
melampau batas disini?
Jawaban:-
Ibn Taimiyyah berkata dalam Manhaj As-Sunnah 2/62 setelah mengkritik ulama’ mutakallimin termasuk golongan Al-Asya’irah:
“Mereka (ulama’
Mutakallimin termasuk Al-Asya’irah) mengeluarkan inti tauhid daripada
tauhid (mereka) seperti tauhid Uluhiyyah, pengakuan tentang hakikat
Asma’ dan Sifat Allah dan mereka tidak mengetahui melainkan tauhid
Rububiyyah saja...”
Nah, adakah keganjilan pendapat
Ibn Taimiyyah yang menafikan tauhid Uluhiyyah daripada golongan
Al-Asya’irah yang lahir daripada ide pembagian tauhid ini suatu pendapat
yang bila dibiarkan akan membawa kepada orang jahil setelah Ibn
Taimiyyah ikut mengkafirkan golongan Al-Asya’irah (atau mengeluarkan
mereka daripada kelompok kebenaran) dengan ide tauhid Rububiyyah dan
Uluhiyyah ini.
Kesimpulan yang
mengatakan bahwasanya Al-Asya’irah (termasuk mutakallimun menurut Ibn
Taimiyyah dan pengikut-pengikutnya) tidak mengetahui tauhid Uluhiyyah,
tetapi hanya berpegang kepada Tauhid Rububiyyah secara tidak langsung
menghukumi takfir Al-Asya’irah yang merupakan majoritas ulama’ Islam.
Lihatlah secara jelas perkataan Ibn Taimiyyah:
“Hanya Tauhid Rububiyyah semata itu tidak menafikan kekufuran...” (Risalah Ahl Suffah: 34)
Muhammad Abdul
Wahab merupakan penerus ide pembahagian tauhid ini setelah lama idea
ini tidak di indahkan oleh majoriti ulama’ Islam sejak kematian Ibn
Taimiyyah dan muridnya Ibn Qayyim Al-Jauziyyah. Muhammad ibn Abdil Wahab
orang yang mula-mula menghidupkan kembali ide ini lalu melampaui batas
dari ide asal Ibn Taimiyyah dengan mengembangkan faham bahawasanya
orang-orang musyrikin secara jelas bertauhidkan tauhid Rububiyyah bahkan
mereka (musyrikin) adalah golongan yang banyak berzikir kepada Allah
(Kasyf As-Syubhat: 3-4)
Saudara yg tidak membaca buku
wahabi kesemuanya. daya kasih tau bahwa Mrk menafikan tauhid uluhiyyah
daripada Al-Asya'irah. Menurut mereka , tanpa uluhiyyah, tidak menafikan
kekufuran. Na'uzubillah..
Bacalah buku itu dulu. maka anda akan tahu wahabi kafirkan orang islam lain
Baca Ad-Durar As-Saniyyah (10/8) (1/51) (1/312,320,324, 364) Muhamad Abdul Wahab juga. Anda akan menjumpa sesuatu.
Baca juga kedua kitab ini utk faham wahabi lebih lanjut:-
- عنوان المجد في تاريخ نجد لعثمان
- وتاريخ نجد لابن غنام
Malah, Ibn Uthaimin berani mengeluarkan Imam An-Nawawi dan Imam Ibn Hajar daripada Ahlus-SUnnah:-
سؤال: النووي وابن حجر نجعلهما
من غير أهل السنة والجماعة؟- قال! العثيمين: فيما يذهبان إليه في الأسماء
والصفات ليسا من أهل السنة والجماعة-
Pertanyaan: apakah An-Nawawi dan
Ibn Hajar bukan ahli sunnah wal jamaah? Uthaimin menjawab: "Mereka
berdua dalam bab Asma' wa Sifat bukan ahlus-sunnah wal jamaah. (Liqa
Al-Bab Al-Maftuh 42)
Sholeh Fauzan mengeluarkan Al-Asya'irah daripada Ahlus-Sunnah wal Jamaah: dalam kitab ((من مشاهير المجددين في الإسلام ابن تيمية ومحمد بن عبد الوهاب)) hal 32
Banyak lagi. mau Ke mana mau di
bawa masyarakat Islam dengan tauhid tiga nie? mau keluarkan Al-Asya'irah
daripada Ahlus-Sunnah wal Jamaah? karena menafikan tauhid rububiyyah
daripada Al-Asya'irah? apa anda akan berkata Abu Lahab lebih bertauhid
daripada orang Islam yang bertawassul?
Na'uzubillah daripada al-ghullat...
Kamu baca juga kasyf Syubhat
Muhammad Abdul Wahab (yg teks bahasa Arab, jangan yg terjemahan
indonesia), Bisa di dapati takfir dan takfir terhadap umat Islam.
Keganjilan Muhammad Abdul Wahab di antaranya dia berkata:
"Rasul terakhir
Muhammad s.a.w. menghancurkan patung patung orang soleh, baginda s.a.w.
diutuskan kepada suatu kaum yang banyak beribadah, banyak berhaji,
banyak sedekah dan banyak berzikir mengingati Allah..." (m/s 5-6)
Cantiknya
muqoddimah Muhammad Abdul Wahab yg mana dgn muqoddimah inilah dia akan
menyamakan sebahagian orang Islam yang bertawassul dan sebagainya dgn
Abu Lahab dan Abu Jahal dalam halaman seterusnya dan seterusnya. Siapa
dari kalangan musyrikin makkah yg banyak berzikir mengingati Allah itu?
Inilah nadi tauhid tiga Ibn Taimiyyah dalam pemikiran Muhammad Abdul
Wahab. Licik. Sembunyi maksud takfir dgn menceritakan "tauhid
rububiyyah" org musryikin.
Lihat apa yang di katakan Ibn Abdul Wahab ini :-
"Melainkan,
orang-orang musyrikin (Quraisy) bersaksi bahwasanya Allahlah Maha
Pencipta satu-satunya, tiada sekutu bagiNya, tiada pemberi rezeki selain
ALlah, tiada yang menghidupkan kecuali Allah, tiada yang mematikan
kecuali Dia, tiada yang mentadbir alam ini kecuali Dia,..."
Lihat kelicikan Ibn Abdul Wahab yg memuji2 musyrikin Makkah dan tauhid rububiyyah mereka. Apa tujuannya ini ? Kelicikan Ibn Abdul Wahab jelas ada tujuan tertentu. Kenapa dia tidak menyebut, wahai Ibn Abdil Wahab bahwa musyrikin Makkah mendustai hari kebangkitan, musyrikin Makkah percaya tiada yang memusnahkan mereka melainkan masa (ad-dahr), mereka mendustakan Rasulullah s.a.w. dan mencela Baginda s.a.w. dan sebagainya. Heran dengan orang ini, menceritakan kecantikan dan keindahan musyrikin dan mencela sebagian umat Islam dalam buku ini.
APa tujuan Ibn
Abdul Wahab memuji musyrikin tanpa menceritakan keburukan mereka? malah
seLepas itu malah mencela sebagian besar ulama Islam dan umat Islam.
Nanti kita akan jumpa di halaman seterusnya. Haa.. Inilah inti
penggunaan tauhid tiga wahabi yg diwarisi hingga zaman ini.
Daripada bibit2
inilah munculnya buku2 seperti hazihi hiya as-sufiyyah, dan sebagainya
yg mengkafirkan golongan sufi. Na'uzubillah. Ajaran tauhid ape ini?
Lihat apa perkataan Ibn Abdul Wahab lagi tntang orang musyrikin Makkah:-
"Mereka berdoa kepada Allah malam dan siang..." hal 9
Masya Allah..
begitu Baiknya musyrikin Makkah di sisi Ibn Abdul Wahab. Betul kah
musryikin Makkah berdoa kepada Allah siang malam? Tapi Allah s.w.t.
menafikan hal ini dengan berfirman: "Katakanlah (hai Muhammad),
sesungguhnya aku (Muhammad s.a.w.) dilarang untuk menyembah tuhan-tuhan
yang kamu semua (musyrikin Makkah) berdoa (kepada tuhan-tuhan tersebut)
di samping Allah..." (Surah Al-An'am: 56)
Firman Allah lagi tentang
perkataan musyrikin di hari Akhirat kelak: "Mereka (musyrikin) berkata:
"Wahai Tuhan kami, merekalah penyekutuan-penyekutuan kami yang kami
berdoa kepada mereka di samping Engkau.." (surah An-Nahl 86)
Wahai Ibn Abdul Wahab. Ini
Al-Qur'an memberitahu kita, musyrikin tidak berdoa kepada Allah siang
malam (dgn lafaz min dunillah dalam ayat itu) tp kepada tuhan-tuhan
lain. Ini menafikan tauhid rububiyyah sbb bagi mrk., mrk berdoa kpd
tuhan-tuhan lain yg bagi mrk ,tuhan tuhan itu memiliki kuasa, seperti
Habl, Al-Latta, Al-Uzza dan Manat.. Ke mana hala tuju pujian kamu kepada
musyrikin wahai Ibn Abdil Wahab?
Beliau menuduh org musyrikin zamannya menggunakan lafaz As-Sayyid ( 11).
jenis takfir apa ini wahai Ibn Abdil Wahab. As-Sayyid digunakan oleh ulama' zaman Ibn Abdul Wahab dan sebagainya yang merujuk kepada keturunan Rasulullah s.a.w.. Penggunaan ini pn dituduh sebagai musyrikin? BUkankah Saidina Umar r.a. juga pernah berkata: "Abu Bakr saiyyiduna yang memerdekakan Bilal sayyiduna...". lihatlah Ibn Abdul Wahab dalam buku kasyf syubhat ini.
jenis takfir apa ini wahai Ibn Abdil Wahab. As-Sayyid digunakan oleh ulama' zaman Ibn Abdul Wahab dan sebagainya yang merujuk kepada keturunan Rasulullah s.a.w.. Penggunaan ini pn dituduh sebagai musyrikin? BUkankah Saidina Umar r.a. juga pernah berkata: "Abu Bakr saiyyiduna yang memerdekakan Bilal sayyiduna...". lihatlah Ibn Abdul Wahab dalam buku kasyf syubhat ini.
Dia menjelaskan
bahwasanya orang kafir jahil lebih faham makna la ilaha illaLlah di
banding sebagian ulama' zamannya. (hal 13). Ke mana mau dibawa
pendekatan ini wahai Ibn Abdil Wahab...
Dalam buku Kasyf
Syubhat m/s 15-16, beliau menuduh sebagian besar ulama' di Najad, Hijaz
dan Syam sebagai musuh Tauhid..." Na'uzubillah...
Pendekatan
tasyaddud ini diwarisi oleh sebagian wahabi di saudi yg mengkafirkan
atau membid'ahkan ulama' zaman mereka seperti Imam Ahmad bin Dahlan
Al-Makki, Uthman bin Sanad dan sebagainya.
Kemudian takfir
atau tabdi'e diteruskan pula oleh sebagian wahabi zaman selepas itu kpd
ulama'2 sezaman mereka seperti kepada Imam Al-Kauthari, Imam Ad-Dijawi,
Sheikh Abdul fattah Abu Ghuddah, Sheikh Syaltut, Sheikh Dr.
Al-Qaradhawi, Sheikh Al-Buti dan sebagainya.
Dalam kasyf
syubhat sampai hal 26, Ibn Abdil Wahab terus mengkritik ulama'2 yang
tidak setuju dengannya. Malah, dia juga terus mengkritik golongan yang
brtawassul.
Muhammad Abdul
Wahab berkata lagi: "Apa itu ibadah kepada berhala? Kamu sangka mereka
(musyrikin Makkah) percaya kayu-kayu, batu-batu dan sebagainya itu
sememangnya mencipta, memberi rezeki, mentadbir...?"hal 36
Wahai sheikh. Mrk
menyembah berhala dengan sujud kepada berhala, meminta hajat daripada
berhala dan menafikan kerasulan Rasulullah s.a.w.. Itulah makna
kekufuran mereka. Apalah ibn Abdul Wahab menyamakan perbuatan menyembah
berhala dengan tabarruk (37). Na'uzubillah
Lalu Ibn Abdil
Wahab berkata lagi: "Orang-orang musyrikin yang diperangi oleh
Rasulullah s.a.w. lebih berakal dan lebih sedikit syirikya di banding
mereka (sebagian ulama' dan para sufi yg dituduh penyembah kubur,
na'uzubillah)" hal 43
Ini belum lagi kalau mengkupas buku Ad-Durar As-Saniyyah .
Antara lain dalam buku Ad-Durar As-Saniyyah fi Al-Ajwibah An-Najdiyyah:
"Mereka (ulama'
najad) tidak tahu makna la ilaha illaLah dan tidak tahu bedanya antara
agama Muhamamd s.a.w. dengan agama Amr bin Luhay yg diletakkan dalam
masyarakat Arab (penyembahan berhala)"
Dia berkata lagi:
"Malah di sisi mereka (ulama' yg bertentangan dengannya), agama Amr (penyemba berhala) itulah agama yang sahih" (1/57)
Dalam Ad-Durar As-Saniyyah 10/31, Muhammad Abdul Wahab memberi surat kpada Sheikh Sulaiman Al-Hanbali dengan berkata:-
"Kami sebutkan
bahwa kamu dan ayah kamulah yang mendhahirkan kekufuran, syirik dan
nifaq... Buku kamu mengandung kekufuran kamu..."
Beliau juga berkata kepada sheikh alim di Najd, Ahmad bin Abdul Karim:-
"Kamu telah
berlepas tangan dari agama Ibrahim dan kamu telah menyaksikan kepada
mereka bahwasanya diri kamu sebagai pengikut musyrikin..." (Ad-Durar
As-Saniyyah 10/64)
Banyak lagi yng saya sudah
nukilkan dan juga yang belum nukilkan. Cukuplah sekadar cerita tntang
pengaruh tauhid tiga yg dirumuskan oleh Ibn taimiyyah (tanpa
membicarakan sebagian ulama' yang juga menggunakan perbahasan tauhid
tiga ini tapi tidak menghukumi keluar dari islam siapapun dari kalangan
muslimin daripada tauhid uluhiyyah. para ulama' tersebut tidak memahami
tauhid tiga dgn femahaman Ibn Taimiyyah, Muhammad Abdul Wahab dan
wahabi).
cerita takfir ibn abdil
wahab dan wahabi (sebagian mereka ) memang tak akan habsi . apakah
takfir, atau tabdi'e atau menuduh sesat sesama musimin yg bertawassul,
golongan sufi dan sebagainya.
Imam Ibn 'Abidin Al-Hanafi berkata dalam radd Al-Mukhtar hal 8:-
مطلب في أتباع ابن عبد الوهاب الخوارج في زماننا
كما وقع في زماننا
في أتباع محمد بن عبد الوهاب الذين خرجوا من نجد وتغلّبوا على الحرمين،
وكانوا ينتحلون مذهب الحنابلة، لكنهم اعتقدوا أنهم هم المسلمون وأن من خالف
اعتقادهم مشركون، واستباحوا بذلك قتل أهل السنّة قتل علمائهم حتى كسر الله
شوكتهم وخرب بلادهم وظفر بهم عساكرالمسلمين عام ثلاث وثلاثين ومائتين
وألف". ا.هـ.
"Perbahasan tentang pengikut Ibn Abdil Wahab yg merupakan khawarij zaman kita..
…seperti yang
berlaku pada masa kita ini adalah pengikut [Muhammad] Ibn Abdul Wahhab
yang keluar dari Najd dan menaklukan al-Haramayn (Mekah dan Madinah) dan
mereka bermazhab dengan mazhab al-Hanbali tetapi mereka ber’iktikad
bahwa hanya mereka sajalah orang Islam dan orang-orang yang bertentangan
akidah dengan mereka adalah kaum Musyrik. Dengan ini mereka pun
menghalalkan pembunuhan Ahli Sunnah dan pembunuhan ulama’-ulama’ mereka
sehingga Allah SWT mematahkan kekuatan mereka dan memusnahkan negeri
mereka dan askar menawan mereka pada tahun 1233 H..
kebanyakkan ulama' muktadil yang
tidak bergantung hidup kepada duit-duit wahabi, berani membuat kritikan
kepada takfir dan tabdie' wahabi ini. Sebagaimana Imam Ibn 'Abidin, Imam
As-Showi juga turut mengkritik pengikut muhammad abdul wahab.
Imam As-Showi yang
merupakan antara ulama' muktadil lagi mendalam ilmunya berkata dalam
hasyiyah as-showi cetakan Dar Ihya' al-Kutub al-'Arabiyyah juz 3,
halaman 255 :
"... Dikatakan juga
bahawa ayat ini diturunkan berkenaan Khawarij yang mengubah
tafsiran/takwilan al-Quran dan as-Sunnah, untuk menghalalkan darah
orang-orang Islam dan harta benda mereka (yakni seperti ayat-ayat yang
ditujukan kepada orang kafir dan musyrik, mereka alihkan kepada orang
Islam dengan tujuan untuk mengkafirkan dan memusyrikkan sesama umat),
sebagaimana yang dapat disaksikan sekarang kelompok yang mempunyai
pendapat-pendapat seperti mereka, iaitu satu firqah di Hejaz yang
dipanggil sebagai al-Wahhabiyyah di mana mereka mengira bahawa mereka
adalah atas kebenaran. Ketahuilah bahwasanya mereka adalah pendusta yang
dikuasai oleh syaithan sehingga mereka lupa untuk mengingati Allah.
Merekalah hizb s-syaithan, ketahuilah bahawa hizbusy syaithan adalah
golongan yang rugi. Kita memohon kepada Allah al-Karim agar memutuskan
tipu daya mereka."
Tidak perlu panjang dalam perbincangan ini. Kita hormati mereka yang benar-benar jujur dalam berdakwah kepada tauhid. Tapi mengajak orang kepada ajaran tauhid yang digunakan utk kafirkan atau membid'ahkan sesama muslim (khususnya kepada golongan sufi) hanya karana kejahilan terhadap dalil2 golongan sufi yang mengamalkan tawassul, tabarruk dan sebagainya, maka itu perlu ditolak.
Tauhid yang murni bukan mengajak
orang mengkeluarkan sesama muslim daripada daerah Islam dgn masalah
tawassul, atau menuduh syirik dan bid'ah bagi pengamal perkara2
khilafiyyah (teguran umum). Tauhid apalah yg membentuk suatu kelompok yg
terlalu ektrim dalam menyalahkan orang lain, menuduh bid'ah orang lain,
menuduh syirik sesama muslim dan ada yang sampai mengkafirkan muslim.
Na'uzubillah...
Wahabi berkata: saya harap kamu baca perkataan ibn katsir dan at-Tobari
Ibn Katsir berkata:
يقول تعالى
مقررا أنه لا إله إلا هو؛ لأن المشركين -الذين يعبدون معه غيره -معترفون
أنه المستقل بخلق السموات والأرض والشمس والقمر، وتسخير الليل والنهار،
وأنه الخالق الرازق لعباده، ومقدر آجالهم، واختلافها واختلاف أرزاقهم ففاوت
بينهم، فمنهم الغني والفقير، وهو العليم بما يصلح كُلا منهم، ومَنْ يستحق
الغنى ممن يستحق الفقر، فذكر أنه المستبدُّ بخلق الأشياء المتفرد بتدبيرها،
فإذا كان الأمر كذلك فلم يُعبد غيره؟ ولم يتوكل على غيره؟ فكما أنه الواحد
في ملكه فليكن الواحد في عبادته، وكثيرًا ما يقرر تعالى مقام الإلهية
بالاعتراف
بتوحيد الربوبية. وقد كان المشركون يعترفون بذلك، كما كانوا يقولون في
تلبيتهم: "لبيك لا شريك لك، إلا شريكا هو لك، تملكه وما ملك
Maksudnya:
"Allah Taala memberitahu menegaskan bahwa tiada Tuhan yang berhak
disembah kecuali Dia karana kaum musyrikin itu mengakui Allah adalah
tunggal (esa) dalam penciptaan langit dan bumi matahari dan bulan,
memperjalankan siang dan malam dan Dialah yang Mencipta, memberi rezeki
kepada hambaNya ada di antara mereka yang kaya dan ada yang miskin,
Dialah yang mengetahui apa yang patut bagi hamba-hambaNya, siapa yang
berhak jadi kaya dan siapa yang berhak menjadi miskin, Dia menyatakan
Dialah yang berkuasa mutlak dalam penciptaan makhluk yang Esa dalam
pentadbirannya jika demikian keadaannya maka kenapa mereka menyembah
selainNya? bertawakkal kepada selainNya? Maka seperti Dia Esa dalam
kerajaanNya maka hendaklah Di Esakan dalam ibadah kepadaNya dan
kebanyakan taqrir (penetapan) Allah Taala berkenaan Ilahiyah adalah
dengan pengakuan terhadap rububiyah karana kaum musyrikin mengaku
dengannya (tauhid rububiyah)." (Tafsir Al-'Azhim, 6/294)
Imam At-Tobari berkata:
بل أكثر
هؤلاء المشركين بالله لا يعقلون ما لهم فيه النفع من أمر دينهم، وما فيه
الضرّ، فهم لجهلهم يحسبون أنهم لعبادتهم الآلهة دون الله، ينالون بها عند
الله زُلْفة وقربة، ولا يعلمون أنهم بذلك هالكون، مستوجبون الخلود في النار
Maksudnya:
"Bahkan kebanyakan mereka yang musyrik ini tidak memahami apa yang
berfaedah dalam urusan agama mereka dan apa yang mudarat, maka mereka
karana kejahilan menyangka sembahan mereka terhadap tuhan-tuhan selain
Allah, mereka akan mendapat kedudukan yang dekat dengan Allah dan mereka
tidak tahu dengan tindakan mereka itu akan memusnahkan mereka dan
mendapat kekekalan dalam neraka". (Jami' Al-Bayan, 20/59)
Kalau kamu
benar-benar pandai dalam ilmu tafsir, maka jangan tafsir secara
femahaman sendiri. lhat apa yang ditafsirkan oleh ulama. Jangan
potong-potong. Rasulullah bersabda:
مَنْ قَالَ فِي الْقُرْآنِ بِرَأْيِهِ فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ
Maksudnya:
"Barangsiapa yang berkata tentang Al-Quran dengan pendapatnya sendiri,
maka telah siap tempatnya di dalam neraka." (HR Tirmizi)
Lebih jelas Imam Ibn Katsir berkata:
المشركين كانوا يعترفون بأن الله هو الخالق للأشياء كلها، ومع هذا يعبدون معه غيره،
Maksudnya:
"Kaum musyrikin mengakui bahwa Allah adalah pencipta sekalian makhluk
tetapi pada waktu yang sama menyembah selainNya". (Tafsir Al-'Azhim,
7/100)
Imam Baghawi berkata:
قال قتادة:
وذلك أنهم إذا قيل لهم: من ربكم، ومن خلقكم، ومن خلق السموات والأرض؟
قالوا: الله، فيقال لهم: فما معنى عبادتكم الأوثان؟ قالوا: ليقربونا إلى
الله زلفى، أي: قربى، وهو اسم أقيم في مقام المصدر: كأنه قال: إلا ليقربونا
إلى الله تقريبًا ويشفعوا لنا عند الله،
Maksudnya:
"Berkata Qatadah: demikian itu karana adalah mereka (kaum musyrikin)
apabila ditanya kepada mereka: Siapakah Rabb kamu, siapa yang mencipta
kamu dan mencipta langit2 dan bumi? mereka menjawab: Allah, maka
dikatakan kepada mereka: Maka apakah makna kamu menyembah berhala? Jawab
mereka: Untuk mendekatkan kami kepada Allah sedekat-dekatnya (zulfa)
iaitu lah isim yang diletakkan pada tempat masdar seperti dikatakan :
melainkan untuk mendekatkan kami keadap Allah sedekat-dekatnya dan
memberi syafaat kepada kami di sisi Allah". (Tafsir al-Bagahawi, 7/108)
Bacalah tafsir-tafsir ulama itu semua..
Kamu pandai
saja menukilkan perkataan-perkataan Muhammad Abdul Wahab, tapi tidak
mengerti keadaan ketika itu bagaimana. Berkenaan meminta bantuan dari
segi keselamatan orang yang hidup sekadar yang dia mampu, ini kes lain.
Ini secara fitrahnya manusia memang perlu akan bantuan .
Firman Allah:
"Maka orang
yang dari golongannya meminta pertolongan kepadanya untuk mengalahkan
orang yang dari musuhnya, lalu Musa menumbuknya dan matilah musuhnya
itu." (Al-Qasas: 15)
Bahkan pembahagian istighatsah ini terdapat juga dalam syarah kasyf Asy-Syubhat oleh Syeikh Utsaimin.
Komentar:
Kamu berkata:- saya harap kamu baca perkataan ibn katsir dan at-Tobari
Ibn Katsir berkata:
يقول تعالى
مقررا أنه لا إله إلا هو؛ لأن المشركين -الذين يعبدون معه غيره -معترفون
أنه المستقل بخلق السموات والأرض والشمس والقمر، وتسخير الليل والنهار،
وأنه الخالق الرازق لعباده، ومقدر آجالهم، واختلافها واختلاف أرزاقهم ففاوت
بينهم، فمنهم الغني والفقير، وهو العليم بما يصلح كُلا منهم، ومَنْ يستحق
الغنى ممن يستحق الفقر، فذكر أنه المستبدُّ بخلق الأشياء المتفرد بتدبيرها،
فإذا كان الأمر كذلك فلم يُعبد غيره؟ ولم يتوكل على غيره؟ فكما أنه الواحد
في ملكه فليكن الواحد في عبادته، وكثيرًا ما يقرر تعالى مقام الإلهية
بالاعتراف
بتوحيد الربوبية. وقد كان المشركون يعترفون بذلك، كما كانوا يقولون في
تلبيتهم: "لبيك لا شريك لك، إلا شريكا هو لك، تملكه وما ملك
Maksudnya:
"Allah Taala memberitahu menegaskan bahwa tiada Tuhan yang berhak
disembah kecuali Dia karana kaum musyrikin itu mengakui Allah adalah
tunggal (esa) dalam penciptaan langit dan bumi matahari dan bulan,
memperjalankan siang dan malam dan Dialah yang Mencipta, memberi rezeki
kepada hambaNya ada di antara mereka yang kaya dan ada yang miskin,
Dialah yang mengetahui apa yang patut bagi hamba-hambaNya, siapa yang
berhak jadi kaya dan siapa yang berhak menjadi miskin, Dia menyatakan
Dialah yang berkuasa mutlak dalam penciptaan makhluk yang Esa dalam
pentadbirannya jika demikian keadaannya maka kenapa mereka menyembah
selainNya? bertawakkal kepada selainNya? Maka seperti Dia Esa dalam
kerajaanNya maka hendaklah Di Esakan dalam ibadah kepadaNya dan
kebanyakan taqrir (penetapan) Allah Taala berkenaan Ilahiyah adalah
dengan pengakuan terhadap rububiyah karana kaum musyrikin mengaku
dengannya (tauhid rububiyah)." (Tafsir Al-'Azhim, 6/294)
Jawapan saya:- Kaum musyrikin mana?? apa ada di indonesia seperti itu?
Saya dah bahas rentang pasal ibn
Kathir. Memang dia murid ibn Taimiyyah. So what? Kamu tak baca jawapan
saya nampaknya. Sekurang2nya apakah Ibn Kathir menafikan tauhid
uluhiyyah daripada Al-Asya'irah sama halnya Ibn taimiyyah. Saya tantang
kamu tanya semua hindu dan buddha . Apa jawapan mereka ketika di tanya
siapa pencipta langit bumi ?
Kamu berkata: Imam At-Tobari berkata:
بل أكثر
هؤلاء المشركين بالله لا يعقلون ما لهم فيه النفع من أمر دينهم، وما فيه
الضرّ، فهم لجهلهم يحسبون أنهم لعبادتهم الآلهة دون الله، ينالون بها عند
الله زُلْفة وقربة، ولا يعلمون أنهم بذلك هالكون، مستوجبون الخلود في النار
Maksudnya:
"Bahkan kebanyakan mereka yang musyrik ini tidak memahami apa yang
berfaedah dalam urusan agama mereka dan apa yang mudarat, maka mereka
karana kejahilan menyangka sembahan mereka terhadap tuhan-tuhan selain
Allah, mereka akan mendapat kedudukan yang dekat dengan Allah dan mereka
tidak tahu dengan tindakan mereka itu akan memusnahkan mereka dan
mendapat kekekalan dalam neraka". (Jami' Al-Bayan, 20/59)
Jawaban saya:-
So what? apakah Dalam text ini
apakah ada petunjuk tentang tauhid rububiyyah. Yang ada dalam perkataan
At-Tabari: "kebanyakan mereka yang musyrik ini tidak memahami apa yang
berfaedah dalam urusan agama mereka dan apa yang mudarat..."
Pertama: "Imam At-Tabari berkata:
kebanyakkan mereka. bukan semuanya. Inilah yg saya maksudkan. tidak
semua musyrikin bertauhid rububiyyah.
Kedua: Imam At-Tabari kata:
"...tidak memahami apa yang berfaedah dalam urusan agama mereka dan apa
yang mudarat..." So, tak ada perkataan beliau bahas makna tauhid
rububiyyah di sini. Ok. Selesailah maknanya, kamu nukil tak sampai
maksudnya (memang selalu gitu. anda cuma Ghairah menukil aje)
Adapun perkataan:" mereka
menyangka sembahan mereka terhadap tuhan-tuhan selain Allah ,itu akan
membuat mereka mendapat kedudukan yang dekat dengan Allah dan mereka
tidak tahu dengan tindakan mereka itu akan memusnahkan dan mendapat
kekekalan dalam neraka"... Ini memang syirik Uluhiyyah, tapi tak ada
maksud tauhid rububiyyah dalam ayat ini. Ok. di Antara nukilan2 kamu yg
inipun tidak sampai maksud lagi. Alhamdulillah. Tak perlu jawab. Orang
yang pandai membaca makin tahu cara kamu berhujah.
Kamu berkata:-
Kalau
kamu benar-benar pandai dalam ilmu tafsir, maka jangan tafsir secara
femahaman sendiri. lhat apa yang ditafsirkan oleh ulama. Jangan
potong-potong. Rasulullah bersabda:
مَنْ قَالَ فِي الْقُرْآنِ بِرَأْيِهِ فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ
Maksudnya:
"Barangsiapa yang berkata tentang Al-Quran dengan pendapatnya sendiri,
maka telah siap tempatnya di dalam neraka." (HR Tirmizi)
Jawaban saya:-
Itu kamu menggunakan hadith yg
tak sampai maksudnya. tafsir itu ada dua jenis, bil ma'thur dan bil
ra'yi. Para ulama' tafsir hatta Imam Ibn Kathir juga ada mentafsir
dengan pendapat sendiri. kamu terus saje memberi nukilan tanpa sampai
pada maksud. Pendapat ulama' pun sebagiannya adalah pendapat mereka
sendiri wahai saudara.pintr anda merujuk tafsir ulama' Kalam fi wadin
wa al-maqsud fi wadin. masya Allah. Alhamdulillah kalau kamu ni memang
selalu rujuk ulama'2 walaupun sekadar satu dua saja.
Hatta saya pun tidak nukilkan
pendapat saya sendiri. Memang Al-Qur'an itu berbicara mengikut konteks.
Itulah di antara manhaj berinteraksi dengan Al-Qur'an. Bacalah kitab2
ulum qur'an yg muktabar. Nanti kamu jumpai hal itu.
Pertama saya tegaskan:
Kebanyakkan ayat yg bercerita tentang pertanyaan kepada musyrikin
Makkah, oleh Rasulullah s.a.w. adalah terbatas kepada musyrikin Makkah
berdasarkan petunjuk2nya. Ape yang salah di sini? kalau wahabi2 mau
mengumumkan ayat itu kepada seluruh musyrikin dan orang kafir seluruh
dunia, itu tidak pas.
Menurut sebagian ulama', lafaz
qul dan sa'alta dalam AL QURAN itu adalah khusus kepada Rasulullah
s.a.w.. Apa salah faham SEmacam nie? ya Allah wahabi nie. MEmahami
Al-Qur'an dengan caranya sendiri.
Kamu berkata:-
Lebih jelas Imam Ibn Katsir berkata:
المشركين كانوا يعترفون بأن الله هو الخالق للأشياء كلها، ومع هذا يعبدون معه غيره،
Maksudnya:
"Kaum musyrikin mengakui bahwa Allah adalah pencipta sekalian makhluk
tetapi pada waktu yang sama menyembah selainNya". (Tafsir Al-'Azhim,
7/100)
Jawaban saya :-
Memang jelas. So what? Kamu yg tak jelas. Siapa musyrikin menurut Ibn Kathir itu? Buddha? Hindu? Zoroster?
Bacalah baik baik2, ciri2
musyrikin dalam tafsiran Ibn Kathir: "Kaum musyrikin..." Persoalannya...
musyrikin mana? Musyrikin Makkah atau seluruh musyrikin di dunia
termasuk Buddha, Hindu dan sebagainya?
Jawabannya ada dalam perkataan Ibn Kathir sendiri:-
"...adalah mengakui bahwa Allah adalah pencipta sekalian makhluk tetapi pada waktu yang sama mereka menyembah selainNya..."
Cuba fahami perkataan ini: "menyembah selainNya..."
ini terjemahan kamu. Salah tu.. Betul ke terjemahan kamu itu sampai kepada maksud asal perkataan Ibn Kathir "ومع هذا يعبدون معه غيره"
ومع هذا maknanya walau bagaimanapun/tetapi pada waktu yang sama, dan sebagainya.
يعبدون معه غيره bagaimana
terjemahan yg betul? Ini terjemahan kamu: "menyembah selainNya..." Ada
satu lafaz yg kamu tidak di terjemah, apa tak tahu atau memang sengaja
(dgn kelicikan utk sembunyikan sesuatu) atau tidak sengaja. Apa lafaz yg
kamu tidak terjemahkan lalu membiarkan terjemahan itu tergantung lalu
membawa kepada makna umum?
Lafaz معه kamu tidak
terjemah. Apa alasan saudara? Sedangkan lafaz itulah yg memberi
femahaman pada kita siapa musyrikin yg dimaksudkan oleh Ibn Kathir.
Makna keseluruhan lafaz Ibn Kathir: "يعبدون معه غيره" "...mereka (musyrikin) menyembah berserta ALLAH kepada selain ALLAH"
Maknanya, orang musyrikin yg
dimaksudkan oleh Ibn Kathir dalam tafsir ayat ini adalah mereka yg
menyembah ALLAH dan pada saat yang sama menyembah tuhan2 lain. Ini jenis
kesyirikan yg dilakukan oleh Musyrikin Makkah.
Adapun Hindu,itu juga musyrikin,
tetapi kesyirikan mereka bukan "menyembah ALLAH dan juga dengan tuhan2
lain". Mereka langsung tidak menyembah tuhan yg namanya ALLAH. Mereka
sembah Brahma, tuhan pencipta, Shiva tuhan pentadbir dan Wishnu tuhan
pemusnah. Setiap tuhan ada isteri masing2 (begitulah lebih kurang). Di
mana tauhid rububiyyah? di mana menyembah berserta Allah sedangkan mrk
secara langsung tidak menyembah Allah?
Jadi, hatta tafsiran Ibn Kathir
terhadap ayt yg disangka wahabi sebagai tauhid rububiyyah hanya
melibatkan musyrikin Makkah (yg hampir tidak ada lagi di dunia ini). Apa
lagi di indonesia? Saya pn tk tahu apakah kamu tak sengaja utk tidak
menterjemah perkataan "ma'ahu" atau memang ada maksud utk sembunyikan
sesuatu atau menukilkan terjemahan daripada orang yang sembunyikan
sesuatu, atau... atau. Kita baik sangkalah, Mungkin tak sengaja. Tapi
sebab byk yang tak sengaja maka bikin Malu org lain yang baca nanti.
Allahumma usturna ya Rabb.
Kamu berkata:- Imam Baghawi berkata:
قال قتادة:
وذلك أنهم إذا قيل لهم: من ربكم، ومن خلقكم، ومن خلق السموات والأرض؟
قالوا: الله، فيقال لهم: فما معنى عبادتكم الأوثان؟ قالوا: ليقربونا إلى
الله زلفى، أي: قربى، وهو اسم أقيم في مقام المصدر: كأنه قال: إلا ليقربونا
إلى الله تقريبًا ويشفعوا لنا عند الله،
Maksudnya:
"Berkata Qatadah: demikian itu karana adalah mereka (kaum musyrikin)
apabila ditanya kepada mereka: Siapakah Rabb kamu, siapa yang mencipta
kamu dan mencipta langit2 dan bumi? mereka menjawab: Allah, maka
dikatakan kepada mereka: Maka apakah makna kamu menyembah berhala? Jawab
mereka: Untuk mendekatkan kami kepada Allah sedekat-dekatnya (zulfa)
iaitu lah isim yang diletakkan pada tempat masdar seperti dikatakan :
melainkan untuk mendekatkan kami keadap Allah sedekat-dekatnya dan
memberi syafaat kepada kami di sisi Allah". (Tafsir al-Bagahawi, 7/108)
Jawaban saya:
Masih sama. Ayat ini sedikit pun
tidak merujuk kepada orang2 kafir yang lain di dunia kecuali musyrikin
Makkah. Baca pernyataan ini: "Untuk mendekatkan kami kepada Allah
sedekat-dekatnya (zulfa) itu adalah isim yang diletakkan pada tempat
masdar seperti dikatakan : melainkan untuk mendekatkan kami kepada Allah
sedekat-dekatnya dan memberi syafaat kepada kami di sisi Allah".
Ini juga adalah jenis sembahan musyrikin Makkah. Bukan orang2 kafir lain d seluruh dunia. Tidak ada orang hindu menyembah brahma dengan sebab untuk mendekatkan diri kepada Allah. Tiada org buddha menyembah patung2 mereka utk mendekatkan diri kepada Allah. Kamu yang lari daripada realitas ini utk faham yang tebatas ini. Zaman dahulu dimaafkanlah, kalau Ibn Taimiyyah berkata semua orang kafir semacam dan sama dgn musyrikin Makkah,wajar karena Zaman tu tak ada internet. Dia pun hidup di Syria. Muhammad Abdul Wahab pun lainlah. Duduk di Najad. Tak ada Buddha hindu di sana. Itu yg difahami oleh kalian bahwa tauhid rububiyyah utk semua orang kafir,padahal. Banyak org kafir tak bertauhid rububiyyah
Kamu pergilah tanya orang2 kafir
di sekeliling kamu. orang2 musyrik yg pagan. Cuba tanya, mereka
menyembah berhala itu apa untuk dekatkan diri kepada Allah? Cuba tanya
ada mereka bertauhid rububiyyah kah? kalau ada, seorang pun,
alhamdulillah.
Kamu berkata:-
Bacalah tafsir-tafsir ulama tersebut semua..
Jawaban saya :-
Siapa ulama' itu ? Imam
At-Tabari? Tak ada perkataan beliau bahwa semua musyrikin dalam dunia
ini brtauhid dgn tauhid rububiyyah. Imam Ibn Kathir? Dia tujukan kpd
musyrikin yg menyembah ALLAH dan menjadikan tuhan2 lain di samping Allah
sebagai tuhan. Ini pn penyembahan musyrikin makkah saja. Imam
Al-Baidhowi? berdasarkan nukilannya pun, merujuk kepada musyrikin Makkah
yg menyembah tuhan lain utk dekatkan diri kepada Allah. Kalau tanya
kebanyakkan orang hind, , mrk tak akan berkata menyemmbah tuhan2 utk
mendekatkan diri dengan ALLAH.
Orang arab Jahiliyyah mmg kenal
nama Allah. bersumpah pun dengan nama ALlah. agama asal moyang mereka
pun masih lagi tauhid. Berbeda dgn kesyirikan hindu yg ada hanya konsep
menyembah brahma, wishnu da shiva utk dekatkan diri kepada ALLAH. di
mana Allah di sisi mereka.??? tuhan pencipta bukan Allah menurut mereka.
tuhan pentadbir bukan Allah menurut mereka, dan tuhan pemusnah pun
bukan Allah menurut mereka. So, mana tauhid rububiyyah? Maknanya, tidak
semua musyrikin bertauhid rububiyyah. Hatta hampir tidak ada musyrikin
yg bertauhid rububiyyah di indonesia. mau di bawa kemana tauhid tiga di
nie? mau kafirkan Asya'irah ?
Memang benar ayat "tauhid rububiyyah" ( menurut sebagian kelompok) kebanyakkan menceritakan khusus tentang musyrikin makkah.
Saya kasih tau tafsir-tafsir
lain yg lebih jelas jangan me rujuk kpd satu saja , ayat yg kamu gunakan
iaitu surah yunus: 31 (cukup satu dulu ):-
ini ayatnya:-
{ قُلْ مَن
يَرْزُقُكُم مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلأَرْضِ أَمَّن يَمْلِكُ ٱلسَّمْعَ
وٱلأَبْصَارَ وَمَن يُخْرِجُ ٱلْحَيَّ مِنَ ٱلْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ
ٱلْمَيِّتَ مِنَ ٱلْحَيِّ وَمَن يُدَبِّرُ ٱلأَمْرَ فَسَيَقُولُونَ ٱللَّهُ
فَقُلْ أَفَلاَ تَتَّقُونَ }
Siapa qul
dalam ayat ini? Adakah khusus atau umum? kepada siapa ditujukan
pertanyaan ini? Nah, baca tafsir2 ulama' lain sama tidak.
ini di antara tafsirannya:-
Imam Muqatil bin Sulaiman (150 H) mentafsirkan ayat ini:-
قُلْ )) لكفار قريش،))
Firman Allah: "Katakanlah" kepada orang-orang kafir Quraisy (rujuk tafsir Muqatil bin Sulaiman dalam tafsiran ayat ini)
Kata beliau lagi:-
{ فَسَيَقُولُونَ } ، فسيقول مشركو قريش: { ٱللَّهُ } يفعل ذلك، فإذا أقروا بذلك،
((Maka mereka akan berkata)) maka
musyrikin makkah akan berkata.. ((Allah)) yg melakukan perbuatan
tersebut (mentadbir alam sebagaimana disebutkan dalam ayat itu) maka
mereka mengakui yang demikian..." (ibid)
Jelaslah menurut Muqatil yng
merupakan salaf mentafsirkan musyrikin di sini sebagai musyrikin Makkah.
So, bukankah saya lebih salaf dari kamu yg ikut Ibn Taimiyyah yg bukan
salaf (hidup zaman salaf) . Saya pun merujuk tafsir bukan kamu saja yang
me rujuk tafsir.
Imam At-Tabrani (360 H) juga
antara mufassir yg berada di penghujung zaman salafus-soleh berkata
dalam ayat ini dalam At-Tafsir Al-Kabir:-
قَوْلُهُ تَعَالَى: { قُلْ مَن يَرْزُقُكُم مِّنَ ٱلسَّمَآءِ }؛ أي قل لكفَّار مكَّة
Firman Allah s.w.t. ((Katakanlah
siapa yang memberi rezeki dari langit...)) iaitu: katakanlah kepada
orang-orang kafir Makkah... (rujuk tafsir tersebut dalam ayat tersebut)
Imam As-Samarqandi (375 H) berkata dalam tafsir Bahr Al-'Ulum:-
{ فَقُلْ أَفَلاَ تَتَّقُونَ } الشرك فتوحدونه إذ تعلمون أن لا يقدر أحد أن يفعل هذه الأشياء إلا الله تبارك وتعالى.
((Katakanlah tidakkah kamu
takut)) terhadap kesyirikan kamu maka kamu bertauhidkanNya (tak berkata
pun mrk dah bertauhid rububiyyah) tatkala kamu tau (tau itu berbeda
dengan iman, apatah lagi tauhid) bahwasanya tiada yg mampu melakukan
semua itu kecuali Allah s.w.t..."
Perkataan beliau lagi pada ayat-ayat seterusnya:-
فَأَنَّىٰ تُصْرَفُونَ } يعني فمن أين تمتنعون عن الإيمان بالله.
((mengapa kamu (musyrikin)
berpaling)) dari mana (sebab) yang menghalang kamu untuk "beriman kepada
Allah"..." Maknanya, musyrikin makkah walaupun tahu hanya Allah yang
mentadbir, tetapi masih menganggap tuhan2 lain memiliki kuasa sampingan
dan sebagainya. Sebab itulah, ia menafikan keimanan dan tauhid mrk
kepada Allah. Imam As-Samarqandi sendiri menjelaskan mereka tak beriman.
Tidak beriman, apatah lagi bertauhid? Mkna, mereka sekedar mengaku tau
tetapi tidak beriman ataupun mendustai dngn lidah mereka. Itu tafsiran
sebagian ulama'. Yg penting, saya rujuk juga tafsiran2 ulama'2 lain.
Imam Al-Fairuzabadi (817 H) berkata dalam tafsir Al-Qur'an pada surah yunus 31 ini:-
{ قُلْ } يا محمد لكفار أهل مكة
((Katakanlah)) wahai Muhammad kepada orang-orang kafir ahli makkah..."
Ini bukan saya yang berkata. dah
tiga ulama' besar berkata, fokus2 ayat itu kepada musyrikin makkah.
Bukan tafsiran saya. kamu yg mesti banyak membaca lagi. seperti saya
tahu tafsiran Ibn taimiyyah dan taimiyyun dalam ayat ini, saya juga baca
tafsiran ulama'2 lain yg lebih muktabar daripada taimiyyun.
Maknanya, ulama'2 ini secara
jelas memahami konteks2 ayat ini. Jadi, mereka tidak memahami keumuman
musyrikin dalam ayat ini merangkum semua musyrikin dalam dunia termasuk
buddha, hindu dan sebagainya. Saya setuju dgn mereka berdasarkan
pengalaman kita realitasnya mmg musyrikin di kita tida tauhid
rububiyyah . Hujah2 kamu tidak dapat membatalkan hujah2 yg saya pegang
daripada pengangan majoritias ulama' muktabar.
Kamu berkata:-
Berkenaan tawassul itu bacalah kitab "At-Tawassul" karya syeikh Al-Albani. Bisa download di sini:http://www.saaid.net/book/jass.php?id=143&data=http://www.saaid.net/book/138.zip
Jawaban saya:
Apa sebabnya saya mesti rujuk
Al-Albani? Banyak ulama' lain yang bisa saya rujuk? Kamu pn luaskanlah
bacaan. Sedikit2, AlAlbani, Ben Baz, Ibn Uthaimin dan rakan2nya.apa
cuma Itu saja ulama' dalam dunia Islam nie? Na'uzubillah min ta'assub.
(jgn risau, saya dah rujuk sebagian kitab2 Alalbani dan bisa di dapati
sebagian kesalahannya, alhamdulillah Tp bukan di sini perbahasannya.
Syukran atas saranan). Saya tantang kamu baca kitab Syawahidul Haq dulu
Saya dah baca dan terlibat dalam
forum2 wahabi arabic khususnya. Jadi saya dah tahu tawassul menurut
wahabi. Terima kasih atas saranan kamu ya. Kamu pn luaskanlah bacaan.
Insya Allah kita sama2 luaskan bacaan supaya tak ta'assub. Amiin.
Kamu berkata:-
Kamu pandai menukilkan perkataan-perkataan Muhammad Abdul Wahab, tapi tidak mengerti keadaan pada ketika itu bagaimana.
Jawaban saya:-
"Kamu pun tidak tahu. Kalau anda
faham keadaan zaman Muhammad Abdul Wahab dgn membaca tafsiran Muhammad
Abdul Wahab, dengan cara dia. Itu memang tidak adil. Contohnya: "Si W
membunuh orang. Bila ditangkap, utk membebaskan diri, si W pinter, dia
bunuh orang sebab orng tu mau bunuh kita. Hanya dgn percya perkataan si
W, tanpa ada bukti yg dibunuh, maka penyataan si W itu tidak boleh
diterima. Akhirnya semua orang yang berdusta dipercayai. mana bisa"
Kamu pn faham zaman Muhammad
Abdul Wahab hanya dgn tulisan dia. Coba baca tulisan2 ulama'2 sezaman
dengannya yg menulis keburukan dan fitnah Muhammad Abdul Wahab kepad
umat zaman itu, jelas kejelekannya. Ini, bila ulama' zaman Ibn Abdil
Wahab menghentamnya, malah dituduh itu fitnah. Sedangkan yg membunuh
muslimin di katakan sebagai pejuang. Itu ta'asub namanya. Baca dua2
belah pihak. MAW. Ayah, saudara kandung, guru2 nya pun menolak dia. Apa
cerita? Ulama'2 muktabar zaman dia dan selepasnya pun meng kritik dia.
Bacalah buku2 lain ye. Kalau
Muhammad Abdul Wahab tidak membuat kesalah, ulama'2 juga punya sebab
mengkritik. Ini tidak. Yg kritik itu malah di sebut fitnah. Yg membunuh
sesama muslim (kononnya membuat syirik) itu sunnah?
Na'uzubillah min ta'assub al-juhhal.
mesti kamu suruh saya baca buku2
wahabi yg membela muhamamad abdul wahab kan? Dah saya baca Jgn risau.
Tapi tak mampu utk menutup siapa sebenarnya Muhammad Abdul Wahab
berdasarkan kitab2 yg menolaknya yg kamu pn belum membaca (tapi seperti
terbuka/open minded)
Kamu berkata:-
Berkenaan
meminta bantuan dari segi keselamatan orang yang hidup sekedar yang dia
mampu, ini kes lain. Ini secara fitrahnya manusia memang perlu bantuan
.
Firman Allah:
"Maka orang
yang dari golongannya meminta pertolongan kepadanya untuk mengalahkan
orang yang dari musuhnya, lalu Musa menumbuknya dan matilah musuhnya
itu." (Al-Qasas: 15)
Jawapan saya:-
Itulah kesalahan kamu. kamu fikir dan gunakan ayat yg lebih tepat. Kamu yg globalkan ucapan kamu. Bukan saya.
Kamu yg berkata: "...meminta (istighatsah dan isti'anah) kepada selain ALlah, ini jelas menggugurkan uluhiyyahnya" Ini kan umum. Lain kali hati2 berkata. Semua orang faham daripada perkataan kamu ini, kamu mengumumkan "lafaz minta tolong"
Kamu berkata:-
Bahkan pembagian istighatsah ini terdapat juga dalam syarah kasyf Asy-Syubhat oleh Syeikh Utsaimin.
Jawaban saya:
Baik kamulah yg baca pembagian tu
. Kamu yg salah dalam bab nie. Saya dah khatam baca buku tu. Yg arab pn
sudah. Yg terjemahan indonesia.. hm,, belum lg. Kenapa baca buku di ?
Ulama'2 lain pn banyak bahas yg lebih berdasar nas dan lebih tepat
lagi.
Bagi saya: Buat apa me rujuk Ibn
Uthaimin (bukan Uthaimin)? Kamu mau rujuk dia, silahkan rujuklah. Dia
mengeluarkan Imam An-Nawawi (yg mensyarahkan sahih Muslim) dan Imam Ibn
Hajar (yang mensyarah sahih Al-Bukhari) dari kelompok ahlus sunnah.
Na'uzubillahlah saya tidak mau merujuk orang semacam ini itu syarah
kitab hadith Astaghfirullah...
Kamu mau merujuknya, silakanlah. Saya tidak melarang. Mmg itu saja buku2 yg kamu suka
Kamu berkata:-
Saya menulis di sini untuk menjelaskan menyampaikan hujah, namun saya hanya menyampaikan
saja. Wallahua'lam
Jawaban saya:
Pertama: Maaf. Mungkin hujah
kamu terlalu tinggi Atau tak layak bagi saya . Maafkan saya. Saya
mungkin tidak mampu memahami cara kamu berhujah
Sampaikanlah. Orang2 sesat pun
(bukan kamu ) atas dasar menyampaikn mrk akan berkata sesatkan org lain.
iTulah maksud dhollu fa adhollu. Kamu bukanlah. Orang lain. Semua orang
berhujah " kami hanya menympaikan". Tp kalau bagi saya itu tidak sesuai
utk disampaikan,
Wahabi berkata: mungkin
kamu belum pernah belajar kaedah "al-Lafzi la bi khusus al-Sabab"..
Kamu ni mmg pandai membuat keliru ... nampaknya orang selain arab itu
yang gada syirik.. dan orang hindu kalau gitu tak perlu masuk Islam???
Terima kasih kerana sudi berhujah.. saya mohon maaf atas kekasaran
bahasa... Semoga Allah memberi petunjukNya kepada kita semua.
Wallahua'lam..
Komentar:
:) org hindu dan sebagainya perlu
masuk Islam. Tapi tidak ada kaitannya dengn tauhid rububiyyah. Org
kafir yg bertauhid rububiyyah pun disuruh masuk Islam berdasarkan ayat2
lain yg mengajak kepada Islam dalam bentuk umum dan ancaman neraka bagi
mrk yg tidak mememluk Islam. Sbb itulah bagi majoritas ulama' Islam,
Rasulullah s.a.w. mengajak seluruh manusia kepada semua jenis tauhid,
bukan sekadar tauhid uluhiyyah saja. Bagi musyrikin (Hindu, Buddha dan
sebagainya) yg tidak bertauhid rububiyyah, maka Islam mengajak kpd
tauhid rububiyyah dan uluhiyyah sekaligus. Tidak dipisahkan. Jadi, bukan
karena sebab, dengan menafikan tauhid rububiyyah daripada Buddha dan
Hindu, sama dengan menafikan mereka sebagai syirik. Justeru, mereka
lebih syirik daripada Musyrikin Makkah yg tahu rububiyyah Allah. Itu
maksud saya.
Kaedahnya "Al-Ibrah bi umum
al-lafz la bi khusus As-Sabab", itu maksud kamu, mungkin. Buka kembali
kitab2 ulum Al-Qur'an dan lihat dhowabit (kerangka) utk kaedah itu.
Setiap kaedah tidak digunakan kepada setiap ayat-ayat Al-Qur'an. Ada
ayat yg umum ttpi maknanya khusus (aam makhsus). Ada ayat yg khusus tapi
maknanya umum (ta'mim al-khas), ada ayat yg khusus di tetapkan
kekhususannya, ada yng umum dan ditetapkan keumumannya, ada yang mutlak
(tanpa bergantung kepada keterikatan seprti asbab nuzul dan sebagainya)
dan ada yang muqoyyad (terikat dengan sesuatu keterikatan konteks) dan
sebagainya. Inilah kaedah2 dalam ulum AL-Qur'an.
Terima kasih dengan adab muamalah
saudara yang cukup mengagumkan saya. Saya banyak belajar adab dari
saudara yg berlapang dada dalam berbincang dan sudi mmpamerkan qudwah
dalam berbincang. Sekurang-kurangnya, adab hiwar inilah adab
salafus-soleh, yg beradab sesama mereka dalam berbincang. Maafkan
kekurangan diri saya, kekasaran bahasa dan maafkan segala salah saya.
Semoga Allah s.w.t. memberi
petunjukNya kepada kita semua. Semoga Allah s.w.t. memberkati ukhuwwah
yang terjalin dalam sesama muslimin. Amiin...
Terima kasih.
Kesimpulannya:
Hindu percaya kepada Brahma,
Wishu dan Shiva. SO, tak ada tauhid rububiyyah pada mereka. Buddha
percaya bermacam2 tuhan. Lebih lagi tidak adanya tauhid rububiyyah.
Kristian juga tidak menyembah Jesus utk mendekatkn diri kepada Allah, tp
mereka anggap Jesus sebagian daripada zat Tuhan. Bukan tauhid
rububiyyah juga. Athies yg tak percaya tuhan lagi itu pun tidak
bertauhid rububiyyah.
Adapun fitrah manusia atas rasa
wujud Allah dan keagunganNya, itu namanya fitrah. Tauhid itu lain dengan
Fitrah yang membawa kepada isyarat tauhid juga lain lagi. Rasulullah
s.a.w. pun tidak menyebutkan dalam hadith fitrah, bahwa setiap anak itu
dilahirkan dalam keadaan tauhid rububiyyah. Takda hadith gitu. Yang ada
hadith anak adam dilahirkan dalam fitrah.
So, siapa yg bertauhid rububiyyah
tapi tak bertauhid uluhiyyah di indonesia? Jangan berkata: Al-Asya'irah
.... nanti panjang pula ceritanya.
Kalau masih mau juga tauhid tiga,
silakanlah. Kritikan bukanlah bermaksud menoolak mentah-mentah atau
mengeluarkan org yg bertauhid dgn tauhid tiga ini daripada agama atau
menganggap mereka sesat. Hasya wa kalla,
So, jadilah muslim yang baik.
Kalau tak terlibat dengan takfir, baguslah. Janganlah takfir2 (ini
nasihat umum. Tak khusus kepada seseorang). Janganlah tabdi'e2 dlm
maslalah khilafiyyah. Makin nampak kejahilan nanti. Mudah2n Allah
s.w.t. selamatkan kita semua daripada extrim takrfir.
Apa pun, saya cuma minta dua dalil yg shorih dari Al-Qur'an dan As-Sunnah:-
-ayat-ayat atau hadith yang mengatakan Al-Asya'irah (mutakallimun lain) tidak bertauhid uluhiyyah secara shorih
-ayat-ayat yg kata Abu Jahal dan Abu Lahab lebih bertauhid daripada orang islam yng bertawassul
Wahabi berkata:
Kelicikan???/
yang mana kelicikan? Sungguh saudara seolah-olah mendustakan ayat-ayat
Al-Quran yang banyak saya nuqilkan sebelum nya. mamang mereka orang2
musyrikin itu, mengakui kerububiyahan Allah. Ayat itu bukan saja kepada
orang2 musyrikin mekah tetapi kepada kebanyakan agama di seluruh dunia
ini. Walaupun mereka beriktiqad ada banyak tuhan namun di hati mereka
percaya yang mencipta, mentadbir ini, pasti hanya ada satu. Ayat-ayat
berkenaan ini sangat banyak dalam Al-Quran.
Orang yang
paling terkenal tidak mengakui pencipta alam ini ialah Firaun, sedangkan
dalam batinnya sebenarnya meyakini pencipta alam yang sebenarnya. Ini
sebagaimana yang dikatakan oleh Nabi Musa a.s. kepadanya:
Maksudnya:
"Nabi Musa menjawab. Dia lah yang memiliki dan mentadbirkan langit dan
bumi serta segala yang ada di antara keduanya, - kalaulah kamu mau
mendapat keyakinan dengan berdalil maka inilah jalannya". Firaun berkata
kepada orang-orang yang ada di sekelilingnya: "Tidakkah kamu dengar
(Apa yang dikatakan olehnya)?" Nabi Musa menegaskan lagi: "Dia lah Tuhan
yang memiliki dan memelihara kamu dan Tuhan datuk nenek kamu yang telah
lalu." Firaun berkata (kepada orang-orangnya): "Sebenarnya Rasul yang
diutuskan kepada kamu ini, sungguh gila?" Nabi Musa (menerangkan lagi
tentang keesaan Allah dan kekuasaannya dengan) berkata: "Dia lah yang
memiliki dan menguasai timur dan barat serta segala yang ada di antara
keduanya; kalau kamu orang-orang yang berakal tentulah memahamiNya!"
(Asy-Syu’ara: 24-28)
Firman Allah lagi:
Maksudnya:
“Nabi Musa menjawab: "Sebenarnya engkau (hai Firaun) telah mengetahui:
tiada yang menurunkan mukjizat-mukjizat ini melainkan Tuhan yang
mencipta dan mentadbirkan langit dan bumi, sebagai bukti-bukti yang
menerangkan kebenaran; dan sebenarnya aku fikir, engkau hai Firaun, akan
binasa". (Al-Israa: 102)
firman Allah:
Maksudnya:
“Bertanyalah kepada mereka (yang musyrik itu): "Siapakah yang memberi
rezeki kepada kamu dari langit dan bumi? atau siapakah yang menguasai
pendengaran dan penglihatan? dan siapakah yang mengeluarkan makhluk yang
hidup dari benda yang mati, dan mengeluarkan benda yang mati dari
makhluk yang hidup? Dan siapakah pula yang mentadbirkan urusan sekalian
alam? "(Dengan pertanyaan-pertanyaan itu) maka mereka (yang musyrik)
tetap akan menjawab (mengakui) dengan berkata: "Allah jualah yang
menguasai segala-galanya! "Oleh itu, katakanlah: "(Jika kamu mengakui
yang demikian), maka mengapa kamu tidak mau bertaqwa?” (Yunus: 31)
Jelas di sini
mereka (orang-orang musyrikin) mengakui Allah yang memberi rezeki,
menguasai pendengaran dan penglihatan, menghidupkan yang mati dan
mematikan yang hidup, mentadbir sekalian alam, dan menguasai
segala-galanya. Siapa yang berkata ini? Jangan kata ayat ini hanya
dituju kepada zaman nabi saja. Bahkan ayat ini sesuai sepanjang zaman
selagi Al-Quran belum di angkat oleh Allah Ta'ala.
Bahkan kita
maklum agama berhala ini berasal dari zaman Nabi Nuh yang merupakan
orang2 soleh yang telah lama meninggal sehingga mereka membuat patung2
mereka dan menyembahnya dengan tujuan mendekatkan diri.
Ibn Abbas meriwayatkan:
"Nama-nama ini
(Wad, Suwa', Yaghuts, Ya'uqh, dan Nasr) adalah lelaki soleh di kalangan
kaum Nuh. Setelah mereka meninggal dunia, lalu syaitan membisikkan
kepada kaumnya agar mereka membuatkan patung-patung yang diletakkan di
majlis-majlis mereka (sebagai memperingati orang-orang soleh tersebut).
Mereka namakan patung-patung itu dengan nama-nama lelaki soleh tersebut,
tetapi mereka belum menyembahnya sehinggalah apabila mereka meninggal
dunia dan ilmu sudah dilupakan, maka generasi setelah mereka pun
menyembah patung-patung itu." (HR. BUkhari, no: 4636)
Apakah bedanya
dengan mereka yang menyembah kubur-kubur wali, membuat gambar-gambar
syeikh-syeikh dan membesarkan syeikhnya dengan bertawassul memohon
keberkatan daripada syeikh-syeikh tersebut?
Berkenaan
ayat-ayat atau hadis2 yang mengatakan asya'irah tidak bertauhid
uluhiyyah secara sorih, memanglah ayat Al-Quran tak ada sebut nama
asya'irah, namun perbuatan dan amalan sebahagian asya'irah yang melampau
dan ghuluw terhadap gurunya sehingga bertawassul (yang haram) meminta
(istighatsah dan isti'anah) kepada selain ALlah, ini jelas menggugurkan
uluhiyyahnya. Wallahua'lam...
kedua,
ayat-ayat kata Abu jahal dan Abu Lahab lebih bertauhid daripada orang
islam yang bertawassul. Ayat kamu terlalu global. saya telah jelaskan
tawassul ada yang disyari'atkan, ada yang dikhilafkan dan ada yang
diharamkan. Contoh yang diharamkan adalah berdoa dengan zat para wali,
meminta pertolongan (istighatsah) kepada orang-orang soleh seperti
berkata "Wahai Jailani, bantulah kami." dan sebagainya.. Ini jelas2
syirik kerana meminta selain Allah. Namun Abu Jahal dan Abu Lahab hanya
bertauhid rububiyyah sahaja tidak bertauhid uluhiyyah, sedangkan tujuan
pengutusan para nabi adalah menyampaikan tauhid uluhiyyah, akan tetapi
untuk mencapai tauhid yang sempurna mestilah mentauhidkan Allah pada
rububiyyah, uluhiyyah dan Asma was sifat...Jelas daripada ayat-ayat
Al-Quran yang banyak saya nukilkan sebelum ini... Wallahua'lam...
komentar;
Kamu berkata:-
Firman Allah lagi:
Maksudnya:
“Nabi Musa menjawab: "Sebenarnya engkau (hai Firaun) telah mengetahui:
tiada yang menurunkan mukjizat-mukjizat ini melainkan Tuhan yang
mencipta dan mentadbirkan langit dan bumi, sebagai bukti-bukti yang
menerangkan kebenaran; dan sebenarnya aku fikir, engkau hai Firaun, akan
binasa". (Al-Israa: 102)
>> Fir'aun yg kamu katakan ini,ia juga yg mengaku rububiyyah dirinya dengan mengatakan ana robbukumul a'la...
So, dia pn mnolak tauhid
rububiyyah. Sebab itu saya suruh kamu pergi belajar baik2, kenali apa
itu tau, iman dan tauhid. Tau berbeda dengan iman. Iman berbeda dengan
mentauhidkan. Tau rububiyyah Allah tapi mengaku ketuhanan dan rububiyyah
diri itu tidak membawa tauhid rububiyyah. Fir'aun sendiri mengaku dia
berkuasa, bisa membuat itu ini, bisa memberi manfaat dan mudarat dan
sebagainya. itu bukan tauhid rububiyyah.
Dalam ayat itu Nabi Musa a.s.
menjelaskan tentang "mengetahui", iaitu Fir'aun sepatutnya tahu Allah
Maha Mentadbir berdasarkan mukjizat2 para Nabi. Tahu berbeda dengan iman
dan tauhid. Tahu semata-mata tidak membawa kepada iman kalau dia tak
mengaku keimanan. Iman juga kalau tak ada tauhid dalam diri, tidak
membawa kepada tauhid samada rububiyyah atau uluhiyyah. Cepatnya anda
menyatakan saya menolak Al-qur'an. jika orang tidak nmau memahami
Al_Qur'an dengan cara Muhammad Abdul Wahab, terus anda tuduh tidak
percaya pada Al-Qur'an ya. Dah, nampak dah sesuatu di sini. Teruskanlah
berperangai gitu.
Kamu berkata:
Sungguh saudara
seolah-olah mendustakan ayat-ayat Al-Quran yang banyak saya nuqilan
sebelum ini. mamang mereka orang2 musyrikin itu, mengakui kerububiyahan
Allah. Ayat itu bukan saja kepada orang2 musyrikin tetapi kepada
kebanyakan agama di seluruh dunia ini. Walaupun mereka beriktiqad ada
banyak tuhan namun di hati mereka percaya yang mencipta, mentadbir ini,
pasti hanya ada satu. Ayat-ayat berkenaan ini sangat banyak dalam
Al-Quran."
jawaban saya:-
biasalah wahabi, kalau tak mau
memahami seperti cara mereka, "seolah-olah" mendustakan ayat-ayat
Al-Qur'an. Memang benar kata Al-Qaradhawi, bahwa mereka ini menganggap
femahaman mereka terhadap Al-Qur'an itu wahyu dari langit juga. Patutlah
Muhammad Abdul Wahab mengarang kasyf syubhat. Barulah saya faham.
Kamu berkata:
firman Allah:
Maksudnya:
“Bertanyalah kepada mereka (yang musyrik itu): "Siapakah yang memberi
rezeki kepada kamu dari langit dan bumi? atau siapakah yang menguasai
pendengaran dan penglihatan? dan siapakah yang mengeluarkan makhluk yang
hidup dari benda yang mati, dan mengeluarkan benda yang mati dari
makhluk yang hidup? Dan siapakah pula yang mentadbirkan urusan sekalian
alam? "(Dengan pertanyaan-pertanyaan itu) maka mereka (yang musyrik)
tetap akan menjawab (mengakui) dengan berkata: "Allah jualah yang
menguasai segala-galanya! "Oleh itu, katakanlah: "(Jika kamu mengakui
yang demikian), maka mengapa kamu tidak mau bertaqwa?” (Yunus: 31)
Jawapan saya:
musyrik dalam ayat itu siapa? Buddha? Hindu? Kamu nie, baca tafsir yang lebih banyak lagi ah.
musyrik dalam ayat itu siapa? Buddha? Hindu? Kamu nie, baca tafsir yang lebih banyak lagi ah.
kita baca tafsirnya.. aduh Buka kelas tafsir pula:
Imam At-Tabari :
يقول تعالى ذكره لنبيه محمد صلى
الله عليه وسلم: { قُلْ } يا محمد لهؤلاء المشركين بالله الأوثان والأصنام
{ مَنْ يَرْزُقَكُمْ مِنَ السَّماءِ }
Maksudnya: "Allah s.w.t.
berfirman dalam mengingatkan Nabi Muhammad s.a.w...: Katakanlah wahai
Muhammad kepada kaum musyrikin tersebut yang menyembah berhala dan
patung...
Ayat ini khitobnya ditujukan
kepada Rasulullah s.a.w.. Para ulama' tafsir berselisih pendapat, adakah
setiap yg ditujukan kepada Rasulullah s.a.w. itu khusus kepada
Rasulullah s.a.w., atau boleh diumumkan. Maka, pendapat paling rajih
adalah, melihat konteks ayat. Ada sebagian ayat dituju khusus kepada
Rasulullah s.a.w.. (rujuk Al-Itqan dan Al-Burhan).
Kita lihat konteks ayat . Imam
At-tabari menjelaskan bahawasanya, Allah s.w.t. menyuruh Rasulullah
s.a.w. bertanya kepada orang musyrikin tersebut. Ada lafaz ha'ulaaa..
faham bahasa Arab tidak? Tidak faham. mau saya ajari??. Ha'ulaa itu
khusus dengan maksud, mereka tersebut. Siapa musyrikin di sekeliling
Rasulullah s.a.w..? Buddha? Hindu? Zoroster? Taoisme? Bukan. Di keliling
Rasulullah s.a.w. adalah musyrikin Makkah yang pelbagai jenis.
Di Antaranya:-
-Penyembah berhala.
-Majusi.
-Mereka yg tidak bertuhan (minoritas) yg berkata masa yg akan binasakan kami.
dan sebagainya.
Jadi, ayat itu berdasarkan
pendapat majoritas ulama' (kecuali wahabi, taimiyyun dst), terbatas
kepada musyrikin Makkah. Saya sudah tanya banyak orang2 Hindu, mereka
berkata, tuhan yg menciptaka alam adalah Brahma. brahma bukan Allah. Ya
salaam min ta'assub ala ibn taimiyyah. Hatta dalam hati mereka (hindu yg
saya tanya), yg mentadbir alam ini adalah Shiva. Kalau kita umumkan
ayat ini kepada semua orang kafir di dunia, maknanya ayat ini salah
sebab ayat ini berkata, mereka passti menjawab "Allah". Padahal, Hindu,
Buddha, Zoroster, Taoisme tidak menjawab "Allah". Mustahil Al-Qur'an
salah. Jadi, lebih baik konsep tauhid rububiyyah Ibn Taimiyyah yg
mengkatakan "semua" orang kafir bertauhid rububiyyah itu salah. karena
Tidak semua. itu cuma Musyrikin Makkah.
Hatta musyrikin makkah, walaupun
mereka berkata "ALLLAH" menciptakan dan sebagainya, itu cuma sekedar
pengetahuan mrka saja, bukan keimanan dan tauhid mereka. Tauhid berbeda
dengan sekedar pengetahuan. Tauhid adalah mengesakan Allah s.w.t. dengan
pengetahuan itu. Kalau sekedar tahu, tapi tidak mengesakan Allah dalam
rububiyyah, maka itu tidak bertauhid wahai wahabi. Itu baru ilmu.
Belajarlah bahasa Arab dan mustolah. Ilmu, Iman dan Tauhid berbeda
maknanya.
Saya tantang mrk yg menggunakan
ayat surah Yunus 31 dgn tafsir Tabari itu, datangkan kalimah tauhid
(rububiyyah , atau uluhiyyah , ) dlm tafsiran At-Tabari kepada situasi
musyrikin dalam ayat itu. Tidak ada... !!!! Mana kalimah tauhid
rububiyyah dalam tafsir at-tabari pada ayat ini.????
Baca baik 2...:-
{ فَقُلْ أفَلا تَتَّقُونَ }
يقول: أفلا تخافون عقاب الله على شرككم وادّعائكم ربًّا غير من هذه الصفة
صفته، وعبادتكم معه من لا يرزقكم شيئاً ولا يملك لكم ضرًّا ولا نفعاًولا
يفعل فعلاً.
((Maka katakanlah tidakkah kamu
takut)) -tafsiran Al-Tabari trhadap ayat itu: "Allah s.w.t. berfirman:
"Tidakkah kamu takut siksa Allah atas "kesyirikan" (lawan tauhid, fahami
baik 2) kamu dan dakwaan kamu yang menjadikan "RABB" (ini mengandung
rububiyyah. Maknanya tidak bertauhid rububiyyah) selain sifat-sifat ini
(penciptaan dan pentadbiran alam) sebagai sifatNya, dan kamu sembah
bersertaNya sesuatu yang tidak memberi rezeki dan tidak memiliki bagimu
mudarat, manfaat dan tidak melakukan apa-apa.." dalam tafsiran ini ada
dua kesyirikan iaitu:-
- -menjadikan RABB (menisbahkan rububiyyah) kepada selain Allah s.w.t. (ini menafikan tauhid rububiyyah)
- -menyembah selain Allah (ini menafikan tauhid uluhiyyah).
Imam At-Tabari secara jelas tidak
membedakan tauhid rububiyyah dgn uluhiyyah, dengan tidak menisbahkan
hatta tauhid rububiyyah kepada musryikin Makkah dengan ayat ini. Ini
karana, pengakuan musyrikin Makkah itu sekadar mengaku di mulut, apakah
hanya bentuk pengetahuan tanpa tauhid, atau pendustaan. So, sekadar
menjawab "ALLAH" ciptakan langit, bumi tapi di samping itu mereka merasa
tuhan-tuhan lain pun berkuasa juga, itu bukan tauhid rububiyyah wahai
wahabi.
Imam Al-Qurtubi ketika mentafsirkan surah Yunus 31 berkata:
فمن اعترف منهم فالحجة ظاهرة عليهم، ومن لم يعترف فيقرّر عليه أن هذه السموات والأرض لا بدّ لهما من خالق؛ ولا يتمارى في هذا عاقل
"Siapa yang mengakui (ingat
kalimatnya "mengakui" iktiraf bukan mentauhidkan, bda antara dua lafad
itu) dari kalangan mereka (musyrikin) maka hujah jelas atas mereka.
Seapa yang tidak mengiktiraf (rububiyyah Allah), maka kita beri hujah:
"Sesungguhnya langit dan bumi ini mesti ada pencipta yang mana tidak
didustai oleh setiap yang berakal (kaedah mantik)"
Nah jelas, hatta di sisi
Al-Qurthubi, tidak semua musyrikin akan menjawab ALLAH ketika ditanya
tentang penciptaan langit dan bumi. Ini menunjukkan kekhususan kepada
jenis musyrikin tertentu saja wahai taimiyyun.
Adapun Ibn Kathir, maka memang
terkenal dia mengikut kebanyakkan pendapat gurunya iaitu Ibn Taimiyyah
kecuali dalam masalah furu'. Saya tidak heiran kalau ada unsur2 tauhid
tiga dalam tafsir beliau dan tauhid tiga Ibn Kathir tidak juga
menafikan tauhid uluhiyyah daripada Al-Asya'irah malah beliau adalah di
antara mereka yang berguru dengan ulama'2 Al-Asya'irah.
begitu juga, Ibn Kathir tidak menggunakan istilah Uluhiyyah tetapi lebih menggunakan istilah Ilahiyyah (( وحدانية إلاهيته،
)) karana Uluhiyyah itu mempunyai kesalahan secara bahasa menurut
sebagian ulama jika maksudnya tauhid ketuhanan'. Wallahu a'lam.
Perkataan kamu:-
"Jelas di sini
mereka (orang-orang musyrikin) mrngakui/ iktiraf Allah yang memberi
rezeki, menguasai pendengaran dan penglihatan, menghidupkan yang mati
dan mematikan yang hidup, mentadbir sekalian alam, dan menguasai
segala-galanya. Siapa yang berkata ini? Jangan kata ayat ini hanya
dituju kepada zaman nabi saja. Bahkan ayat ini sesuai sepanjang zaman
selagi Al-Quran belum di angkat oleh Allah Ta'ala"
Jawaban saya:
Tidak ada bukti daripada ayat itu
di luar ( ruang lingkup) musyrikin Makkah berdasarkan petunjuk ayat2
tadi. Ulama'2 tafsir sendir membahas. Malah saya pun sudah jelaskan di
mana Imam At-Tabari membedakan antara mengakui, mengiktiraf dengan
mentauhidkan Allah dari sudut rububiyyah. Fahamilah. Kalau mau paksa
orang lain fahami maka ikut wahabi, na'uzubillah.
Perkataan kamu:
"Bahkan ayat ini sesuai sepanjang zaman selagi Al-Quran belum di angkat oleh Allah Ta'ala"
komentar:
sedikitpun tidak menampakkan bahwa kamu faham manhaj Al-Qur'an yang lafaz-lafaznya berupa macam-macam bentuk dan uslub seperti berbentuk umum, atau khusus, khusus yang diumumkan, umum yang dikhususkan, muqayyad, mutlak dan sebagainya. Lafaz ini kalau orang awam ada yang dengar, wah Memang kalimahnya betul, tapi tidak kena pada tempatnya. Membatasi nas kepada situasi berdasarkan qarinahnya itu bukan menafikan"kesesuaian Al-Qur'an" sepanjang zaman.
"Bahkan ayat ini sesuai sepanjang zaman selagi Al-Quran belum di angkat oleh Allah Ta'ala"
komentar:
sedikitpun tidak menampakkan bahwa kamu faham manhaj Al-Qur'an yang lafaz-lafaznya berupa macam-macam bentuk dan uslub seperti berbentuk umum, atau khusus, khusus yang diumumkan, umum yang dikhususkan, muqayyad, mutlak dan sebagainya. Lafaz ini kalau orang awam ada yang dengar, wah Memang kalimahnya betul, tapi tidak kena pada tempatnya. Membatasi nas kepada situasi berdasarkan qarinahnya itu bukan menafikan"kesesuaian Al-Qur'an" sepanjang zaman.
Andai seorang zindiq melihat ayat
ini, lalu bertanya kepada seorang hindu, kamu yakin siapa pencipta alam
ini? Hindu menjawab: "Eh, sudah tentu Brahma". Zindiq bertanya:
"Brahma...? Bukan Allah?" Jawab orang Hindu itu: "Allah. Siapa Allah?
tuhan yg mencipta alam ini berdasarkan kepercayaan saya adalah Brahma."
Zindiq jawab: "Tapi ayat Qur'an ini berkata, orang-orang kafir akan men
jawab Allah bila ditanya siapa pencipta langit dan bumi... Adakah
Al-Qur'an salah?"
Na'uzubillah. Al-Qur'an tidak
salah wahai zindiq. Al-Qur'an berbicara ikut konteksnya. Inilah makna
Al-Qur'an sesuai sepanjang zaman.
Perkataan kamu:-
Bahkan kita
maklum agama berhala ini berasal dari zaman Nabi Nuh yang merupakan
orang2 soleh yang telah lama meninggal sehingga mereka membuat patung2
mereka dan menyembahnya dengan tujuan mendekatkan diri.
Ibn Abbas meriwayatkan:
"Nama-nama ini
(Wad, Suwa', Yaghuts, Ya'uqh, dan Nasr) adalah lelaki soleh di kalangan
kaum Nuh. Setelah mereka meninggal dunia, lalu syaitan membisikkan
kepada kaumnya agar mereka membuatkan patung-patung yang diletakkan di
majlis-majlis mereka (sebagai memperingati orang-orang soleh tersebut).
Mereka namakan patung-patung itu dengan nama-nama lelaki soleh tersebut,
tetapi mereka belum lagi menyembahnya sehinggalah apabila mereka
meninggal dunia dan ilmu sudah dilupakan, maka generasi setelah mereka
pun menyembah patung-patung itu." (HR. BUkhari, no: 4636)
Jawaban Saya:-
Benar. Kalau itu merujuk kepada
agama musyrikin Makkah (rujuk Rahiq Makhtum). tapi agama buddha, Hindu
dan sebagainya, tidak ada dalil berkaitan dengan amalan kaum Nabi Nuh.
Kalau pun iya, maka konsep ketuhanan musryikin Makkah berbeda dengan
konsep ketuhanan trimurthy Hindu.
Kamu berkata:-
Apakah bedanya
dengan mereka yang menyembah kubur-kubur wali, membuat gambar-gambar
syeikh-syeikh dan membesarkan syeikhnya dengan bertawassul memohon
keberkatan daripada syeikh-syeikh tersebut?
Jaawaban saya:-
"Menyembah kubur",, syirik. so what?
"membuat gambar-gambar
sheikh-sheikh"... kalau gambar daripada camera, yg merupakan cahaya
(pengimejan) yg dibekukan, tidak ada masalah. Banyak gambar wahabi2
dalam internet. wahabi syirik? Tidak kan??? . Kalau melukis, hukumnya
khilaf. Tidk boleh mensyirikkan org dalam masalah khilaf kecuali yang
melampau batas. Na'uzubillah.
"membesarkan syeikhnya dengan bertawassul memohon keberkatan daripada syeikh-syeikh tersebut"
perkataan kamu pun dah salah. Tawassul pun anda tak faham, e mau berkata -jauh.
Tawassul memohon kepada Allah dengan keberkatan para sheikh..." bukan memohon keberkatan sheikh..."
Tawassul adalah seseorang berdoa
kepada Allah dengan keberkatan atau hak atau kedudukan seseorang di sisi
Allah s.w.t.. bagi mereka yg mengamalkannya, ada dalil2 yang kuat. Baca
buku Syawahidul Haq karangan Imam An-Nabhani. Kamu karang satu kitab
utk rod (bangkang) dalil-dalill dalam syawahidul Haq tu, baru kamu
datang lagi , dan kita sambung bincang bab tawassul. Kalau kamu tak
mampu (fi in lam taf'alu) dan memang kamu tak akan mampu insya Allah (wa
lan taf'alu insya Allah) maka takutlah Allah dalam menyalahkan orang
dalam bab khilafiyyah apa lagi menuduh syirik sesama muslimin. kalau dah
mampu, datang lagi , kita bahas bab tawassul. Kalau tak tahu ape dalil
mrk yg beramalkan, dan sekadar tarjih masalah tawassul dgn tarjihan
wahabi, pergilah tarjih itu untuk anda saja Ok. Tutup kes bincang
tawassul ini.
Pendeknya, bab tasawwul, bab
gambar, tak sama dengan musyrikin penyembah berhala. Banyak gambar2
wahabi dalam internet Syirik juga ? Na'uzubilah. Tawassul kalau mau
menyamakan dgn penyembah berhala, maka samalah kejahilan kamu dgn
Muhammad Abdul Wahab kalau gitu. Muhammad Abdul Wahab di sebabkan tidak
dapat menjwb hujah mrk yg bertawassul, dia mengarang kasyf syubhat.
lihat saja siapa yg dikafirkan dlm kitab tu. Na'uzubillah.
Kamu berkata:-
Berkenaan
ayat-ayat atau hadis2 yang mengatakan asya'irah tidak bertauhid
uluhiyyah secara sorih, memang ayat Al-Quran tidak menyebut nama
asya'irah, namun perbuatan dan amalan sebagian asya'irah yang melampaui
dan ghuluw terhadap gurunya sehingga bertawassul (yang haram) meminta
(istighatsah dan isti'anah) kepada selain ALlah, ini jelas menggugurkan
uluhiyyahnya. Wallahua'lam...
Jawaban saya :
Pertama. banyak membahas di luar
daripada persoalan yang saya minta, akhirnya tolong jawb jugak walaupun
dengan jawaban yg tidak membantu saya
Kedua: Perkataan kamu "namun
perbuatan dan amalan sebagian asya'irah yang melampau dan ghuluw". Itu
tidak menjawab pertanyaan saya, sebab ibn taimiyyah menafikan tauhid
uluhiyyah daripada keseluruhan Al-Asya'irah malah keseluruhan
mutakallimin. So, masih tak menjawab lagi. Tidak apalah. Ada usaha
menjawab pun, alhamdulillah. Syukran tuan.
Perkataan kamu:
"namun
perbuatan dan amalan sebagian asya'irah yang melampau dan ghuluw
terhadap gurunya sehingga bertawassul (yang haram) meminta (istighatsah
dan isti'anah) kepada selain ALlah, ini jelas menggugurkan
uluhiyyahnya."
Komentar:
Pertama: "bertawassul yg haram".
tak ada tawassul yg haram menurut majoritas ulama' menurut wahabi
mungkin ada. Di sisi Imam Ahmad pun boleh bertawassul hanya dengan
Rasulullah s.a.w. hatta setelah kewafatan Baginda s.a.w.. Itu yg boleh"
menurut wahabi, disebabkan tidak faham tawassul itu apa, seningga
muncul tawasul yg diharamkan.
Adapun masalah tawasasul, kalau
anda faham makna tawassul, maka tidak akan timbul tawassul yang membawa
kepada syirik hatta tawassul yg haram menurut wahabi. Bacalah buku2
ulama'2 lain selain wahabi. Wahabi , makna tawassul pun dah tidak
faham. Kalau faham tawassul dgn makna syirik,maka maknanya itu sama
tidak faham tawassul . Asal tawassul itu dibolehkan berdasarkan
hadith-hadith sahih. Jadi, asal tawassul itu tidak bisa mem bawa syirik.
Hatta tawassul yg haram menurut wahabi pun tidak membawa kepada syirik
kalau masih dalam mafhum tawassul. Nah Yg jadi syirik itu bila
perbuatan itu keluar daripada mafhum tawassul yang asal. Menyeembah
selain Allah utk mendekat kepada Allah, itu syirik. Tp belum pernah ada
org mentafsirkan tawassul dgn mkna: "menyembah selain Allah utk mendekat
diri kepada Allah". Tawassul hanya: "berdoa kpd Allah dgn perantaraan
sesuatu seperti amal soleh, keberkatan solihin dan sebagainya. hatta
kalau bertawassul dengan keberkatan solihin itu haram (ntah darimana
faham seperti ini ntah), tetap ia tidak syirik sbb asalnya ttp berdoa
kepada Allah.
Perkataan kamu "meminta (istighatsah dan isti'anah) kepada selain ALlah, ini jelas menggugurkan uluhiyyahnya". Ini
suatu lafaz umum (heran jugak sebagian wahabi suka mengumumkan lafaz).
Semua orang dalam dunia meminta tolong daripada orang lain termasuklah
Rasulullah s.a.w. yg banyak meminta tolong kepada para sahabat r.a. dan
begitu juga para sahabat yg banyak meminta tolong kepada Rasulullah
s.a.w.. Syirikkah mereka? Na'uzubillah. Fikirlah dulu sebelum cberkata.
Kalau kamu maksudkan minta tolong
selain Allah dgn kepercayaan selain Allah berkuasa membantu secara
indefenden, maka itu syirik, saya setujulah. Tp, kalau begitu, minta
tolong dgn orang hidup dan orang mati pun sama. Kalau minta tolong
kepada orang yang hidup dengan kepercayaan orang itu memilki kuasa
tersendiri, itu juga syirik. So, itu lebih kepada masalah hati. Siapa yg
tau.
Kalau seorang wahabi pun
(misalnya. contoh wahabi sbb mrk adalah "sebaik-baik" manusia. sbb dia
je salaf (sebaik-baik kurun). Org lain bukan salaf katanya) yg berkerja
makan gaji lalu merasakan bosnyalah yg membagi rezeki kepadanya setiap
bulan, maka itu juga syirik. So, ia bukan melibatkan Al-Asya;irah saja.
Wahabi pn ada yg terlibat kalau tanpa bantuan Allah s.w.t.. Allahumma
sallimna.
Bacalah syawahidul haq tu . Kalau
tidak,maka cuma buang2 waktu. Kesimpulannya, tak ada lagi secara jelas
Al-Qur'an menafikan tauhid uluhiyyah daripada Al-Asya';irah.
Perkataan kamu:-
"kedua,
ayat-ayat berkata Abu jahal dan Abu Lahab lebih bertauhid daripada orang
islam yang bertawassul. Ayat kamu terlalu global. saya telah jelaskan
tawassul ada yang disyari'atkan, ada yang dikhilafkan dan ada yang
diharamkan. Contoh yang diharamkan adalah berdoa dengan zat para wali,
meminta pertolongan (istighatsah) kepada orang-orang soleh seperti
berkata "Wahai Jailani, bantulah kami." dan sebagainya.. Ini jelas2
syirik kerana meminta selain Allah. Namun Abu Jahal dan Abu Lahab hanya
bertauhid rububiyyah saja tidak bertauhid uluhiyyah, sedangkan tujuan
pengutusan para nabi adalah menyampaikan tauhid uluhiyyah, akan tetapi
untuk mencapai tauhid yang sempurna mestilah mentauhidkan Allah pada
rububiyyah, uluhiyyah dan Asma was sifat...Jelas daripada ayat-ayat
Al-Quran yang banyak saya nukilkan sebelum ini... Wallahua'lam..."
Jawaban saya:
Perkataan kamu: "kedua, ayat-ayat
kata Abu jahal dan Abu Lahab lebih bertauhid daripada orang islam yang
bertawassul. Ayat kamu terlalu global." itu kurang tepat. Bukan saya yg
buat ke"global"an itu. tetapi Muhammad Abdul Wahab dalam kasyf
Syubhatnya dan Muhamamd Ahmad dalam buku "kaifa nafham tauhid",nya yang
berkata gitu. Mrk yg global menglobalkan. Saya hanya tanya dalil bagi
keglobalan itu. tak ada jawaban bagi ke"global"an itu, its ok. Saya
faham.
Kamu berkata:-
saya telah jelaskan tawassul ada
yang disyari'atkan, ada yang dikhilafkan dan ada yang diharamkan. Contoh
yang diharamkan adalah berdoa dengan zat para wali... (catatan sedikit
dari saya:- Memang ma'ruf pengharaman ini menurut wahabi.)
Perkataan kamu:
meminta
pertolongan (istighatsah) kepada orang-orang soleh seperti berkata
"Wahai Jailani, bantulah kami." dan sebagainya.. Ini jelas2 syirik
kerana meminta selain Allah.
Jawaban saya:-
Kalau ada seorang murid wahabi
berkata kepada gurunya ibn Uthaimin, wahai Ibn Uthaimin, bantulah kami.
itu syirik ? Apa yg syirik? Seorang anak saja selalu minta bantuan dari
emaknya. Itulah. Kamu, memang suka menglobalham juga. Sbb itu saya tanya
dalil globalnya, sebab tabiat wahabi mmg suka menglobalkan.
Oklah. yg syirik adalah minta
tolong kepada orang dgn iktiqad bhwa org itu memiliki kuasa mutlak
selain Allah s.w.t.. Itu syirik. Kalau minta tolong kepada orang dgn
iktiqad hanya Allah s.w.t. Maha Berkuasa, sedangkan minta tolong kepada
orang ( anak minta tolong kepada ayahnya, seorang wahabi minta tolong
kepada gurunya), sekadar mengambil sebab (akhz bi al-asbab), maka itu
tidak syirik. Alhamdulillah. Jelas. Kita tolong perbaiki sedikit
ungkapan kamu tu. Supaya kamu tak menuduh syirik seluruh manusia dalam
dunia yg minta tolong kepada sesama manusia. Alhamdulillah.
Wallahu alam.....
Wallahu alam.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar