Senin, 04 Agustus 2014

Khitan Nabi SAW

Badhe tanglet....kapan Kanjeng Nabi Muhammad SAW tetak ? / sunat / khitan )
J A W A B A N :
Dalam Kitab al Barzanji :
وَوُلِدَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَظِيْفًا مَخْتُوْنًا مَقْطُوْعَ السُّرَّةِ بِيَدِ الْقُدْرَةِ الْإِلهِيَّه
WA WULIDA SHALLALLAAHU 'ALAIHI WASALLAMA NAZHIIFAN MAKHTUUNAN MAQTHUU'ASSURRATI BIYADIL QUDRATIL ILAAHIYYAH
  Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam dilahirkan dalam keadaan bersih, telah dikhitan, telah dipotong tali pusernya oleh kekuasaan Allah.
  طَيِّبًا دَهِيْنًا مَكْحُوْلَةً بِكُحْلِ الْعِنَايَةِ عَيْنَاه
THAYYIBAN DAHIINAN MAKHULATAN BIKUHLIL 'INAAYATI 'AINAAH
Wangi tubuhnya, kedua matanya memakai celak. dengan celak hasil perhatian Allah
وَقِيْلَ خَتَنَهُ جَدُّهُ عَبْدُ الْمُطَّلِبِ بَعْدَ سَبْعِ لَيَالٍ سَوِيَّة
WAQIILA KHATANAHUU JADDUHUU 'ADBUL MUTHTHALIBI BA'DA SAB'I LAYAALIN SAWIYYAH ,Namun ada yang mengatakan bahwa beliau di khitan oleh kakeknya ‘Abdul Muththolib setelah sempurna berusia tujuh malam..
Begawan Sinting AlasRoban
Bahwa sesungguhnya Baginda Nabi Muhammad SAW dilahirkan di kota yang paling mulia di Sisi Allah SWT di muka bumi ini. Yaitu kota Makkah Al-Mukarromah, sebagaimana disebutkan dalam kitab Zaadul Ma’aad Lil Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziy juz 1 hlm 47;

وَمِنْ هَذَا اخْتِيَارُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى مِن الْأَمَاكِنِ وَالْبِلَادِ خَيْرَهَا وَأَشْرَفَهَا وَهِيَ الْبَلَدُ الْحَرَامُ فَإِنّهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى اخْتَارَهُ لِنَبِيّهِ صَلّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ
(زاد المعاد للإمام إبن قيم الجوزي جزء ١ص ٤٧ )
Yang artinya kurang lebih:
“Sesungguhnya Allah SWT telah memilihkan untuk kekasih-Nya tempat lahir yang paling baik dan paling mulia yaitu kota Makkah Al-Mukarromah”.
Dan dalam kitab ‘Umdatul Qori Syarakh Shahih Bukhari juz 7 hlm 257 Baginda Nabi Muhammad SAW bersabda:

والله إنك لخير الأرض وأحب أرض الله إلى الله ولولا أني أخرجت منك ما خرجت
( عمدة القاري شرح الصحيح البخاري ج ٧ ص ٢٥٧ )
Yang artinya kurang lebih:
“Demi Allah sesungguhnya engkau (Makkah) adalah bumi yang paling mulia dan paling dicintai Allah SWT. Kalau bukan karena aku diperintah untuk keluar darimu (hijrah ke Madinah), tentu aku tidak akan keluar darimu”.
Dan perlu diketahui bahwa sesungguhnya masjid yang pertama kali dibangun di muka bumi ini adalah Masjidil Haraam sebagaimana Firman Allah SWT:

إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِلْعَالَمِينَ
( آل عمران ٩٦ )
Yang artinya kurang lebih:
“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia “ (Q.S.Aali Imraan 96)
Dan mengenai tanggal lahirnya Beliau Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, sebagaimana disebutkan di kitab Madaarijus Shu’uud Lil Imam Nawawi Al-Bantaniy hlm 12 bahwa menurut pendapat yang unggul di kalangan ulama ahlus sunnah waljama’ah, sesungguhnya Beliau SAW lahir pada saat menjelang fajar hari Senin tanggal 12 Rabi’ul Awwal tahun Gajah.
Dan sesungguhnya Allah SWT mempunyai kehendak agar tiada seorang makhlukpun yang melihat aurat kekasih-Nya, sehingga Beliau Baginda Nabi Besar Muhammad SAW dilahirkan dalam keadaan sudah khitan dan terputus tali pusarnya.Sebagaimana disebutkan dalam Kitab Sirah Ibnu Katsir Juz 1 hlm 208 :

عن ابن عباس عن أبيه العباس بن عبد المطلب رضي الله عنه قال : ولد رسول الله صلى الله عليه وسلم مختونا مسرورا
( سيرة إبن كثير ج ١ ص ٢٠٨ )
Yang artinya kurang lebih:
“Shahabat Abbas bin Abdul Muthalib RA berkata; Bahwa Sesungguhnya Baginda Rasulullah Muhammad SAW lahir dalam keadaan sudah khitan dan terputus tali pusarnya (dalam keadaan bersih dan suci )”.
Dan juga telah disebutkan di Kitab Al-Khosho’ishul Kubra Lil-Imam Jalaluddin As-Suyuthi Juz 1 hlm 91 :

أخرج الطبراني في الأوسط وأبو نعيم والخطيب وابن عساكر من طرق عن انس عن النبي {صلى الله عليه وسلم} انه قال من كرامتي على ربي اني ولدت مختونا ولم ير أحد سوأتي
(الخصائص الكبرى للإمام أبو الفضل جلال الدين عبد الرحمن أبي بكر السيوطي ج ١ ص ٩١ )
Yang artinya kurang lebih:
“Shahabat Anas bin Malik RA berkata bahwa Baginda Rasulullah SAW bersabda; “Sesungguhnya diantara kemuliaan yang Allah SWT limpahkan kepadaku adalah aku terlahir dalam keadaan sudah khitan sehingga tidak ada satu makhlukpun yang melihat auratku”.
(H.R.Imam Abu Na’im , Imam Khatib & Ibnu ‘Asakir).
 
 Sumber : kitab Nurul MUSHTHOFA jilid dua,Karya Alhabib Abu Mahdi Murtadlo Alkaaf.
Walloohu a'lam bishshawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar