Sesungguhnya,
perjalanan kenabian yang di alami Nabi Muhammad SAW merupakan sebuah tugas
kerasulan yang dibawa beliau kepada masyarakat manusia. Dengan tugas tersebut,
beliau bisa mengeluarkan manusia dari kesesatan menuju kebenaran ( dari gelap
ke terang ), dari menyembah makhluk kepada menyembah Allah. Dengan demikian,
tidak mungkin bisa menghadirkan kisahnya dengan sempurna tanpa mengetahui
latarbelakang dibebankannya tugas tersebut pada Beliau dan pengaruhnya setelah
itu.
1.
POSISI
NEGARA ARAB
Kata arab secara bahasa artinya tanah kering, tandus,
tanah yang tidak berair dan tidak bisa ditumbuhi tumbuhan. Mulai dulu kata ini
digunakan untuk daerah yang dikelilingi lautan ( jazirah arab ) sebagaimana
digunakan untuk orang yang menempati dan membuat rumah di daerah tersebut.
Batas
jazirah arab sebelah barat adalah laut merah dan Sina' ( yang menyerupai
jaziroh ), sebelah timur dibatasi oleh jurang yang sangat dalam dan bagian
besar Negara Irak sebelah selatan, sebelah selatan dibatasi oleh laut arab yang
merupakan sambungan dari laut Hindi, sebelah utara dibatasi oleh Negara Syam
dan sebagian Negara Irak yang lain ( berdasarkan perbedaan pendapat tentang
sebagian batas ). Luas daerahnya sekitar satu juta mil persegi sampai satu juta
tiga ratus ribu mil persegi.
2.
KAUM
ARAB
Ahli sejarah membagi kaum arab menjadi tiga pembagian
berdasarkan keturunannya, yaitu :
1.
Arab al Baidah : bangsa arab kuno yang
tidak mungkin diperinci sejarahnya, mereka seperti kaum 'Ad, Tsamud, Thosm,
Jadis, 'Imlaq dan yang lainya.
2.
Arab al Aribah : bangsa arab keturunan Ya'rib bin
Yasyjab bin Qohthon. Bangsa ini dinamakan Arab Qohthoniyah.
3.
Arab al Musta'ribah : bangsa arab keturunan Nabi Ismail as dan
dinamakan Arab Adnaniyah.
Bangsa arab al Aribah yang merupakan golongan Qohthon
tempat tinggalnya adalah di Negara Yaman. Bangsa ini sudah terpecah belah. Ada
dua kelompok yang populer dari perpecahan tersebut, yakni :
(1)
Himyar : datuknya yang terkenal adalah Zaid
Jumhur, Qudo'ah dan Sakasik.
(2)
Kahlan : datuknya yang terkenal adalah Hamdan,
Anmar, Thoyyi', Madzhaz, Kandah, Lakhm, Zudam, Azd, Auz, Khojroz dan
putra-putra Jufnah (raja Negara Syam). Mereka hijroh dari Yaman dan menyebar di
penjuru jazirah arab. Hijrohnya yang paling besar terjadi sebelum banjir
dahsyat ketika perdagangan mereka melemah karena tekanan Negara Ruman dan kekuatan
perdagangan lautnya dan juda mereka ( orang Ruman ) merusak jalan darat setelah
menetap di Mesir dan Syam.
Hijrah
mereka di bagi menjadi empat bagian :
1.
Al Azd
Hijrah bersama pemimpinnya
yaitu Imran bin Amar Muzayqiya', mereka berjalan berpindah dari Yaman, dan
mengirimkan mata-mata, kemudian berjalan kearah utara Yaman.
2.
Lakhm dan Judzam
Mereka di ketuai oleh Nasr bin
Robi'ah ( ayahnya Raja Manadiroh di Hiyaroh ).
3.
Banu Thoyyi'
Mereka berjalan kearah utara setelah
perjalanannya Azd sehingga sampai di gunung Ajja dan Salma. Mereka tinggal
disana lama sehingga dua gunung tersebut dinamai Gunung Thoyyi'.
4.
Kandah
Mereka singgah di Bahrain,
kemudian meninggalkannya dan singgah di Hadramaut. Di Hadramaut mereka mengalami
sesuatu yang sama dengan di Bahrain, maka memutuskan tinggal di Najd. Disana
mereka membentuk pemerintahan besar tapi cepat hilang bekasnya.
Adapun bangsa arab al Musta'ribah nenek moyangnya
adalah Nabi Ibrahim as yang berasal dari irak dan dari daerah yang bernama Ar
di pinggiran bagian barat dari sungai Furot ( dekat Kuffah ). Baliau hijrah
dari Ar menuju Haran, kemudian ke Palestina dan disana memulai dakwahnya.
Terkadang Beliau berkunjung ke Mesir. Disana beliau di ganggu oleh Fir'aun.
Fir'aun mengganggu istri beliau sayyidah Sarah namun Allah yang membalasnya.
Fir'aun jadi mengetahui bahwa sarah punya kekuatan yang di bentengi oleh Allah
SWT. Sehingga dia menjadikan putrinya yakni Hajar sebagai pelayan dari Sarah. Kemudian
Sayyidah Sarah menikahkan Hajar dengan Nabi Ibrahim as.
Kemudian Nabi Ibrahim kembali ke palestina dan disana
oleh Allah di karunia putra Nabi Ismail as dari sayyidah Hajar. Hal ini membuat
sayyidah Sarroh cemburu sehingga memojokkan Nabi Ibrahim untuk menafikan Hajar
dan putra kecilnya. Kemudian Beliau bersama Hajar dan Ismail berangkat ke
Hijaz. Beliau menempatkan keduanya di tanah yang tandus dan tidak ada
tumbuh-tumbuhannya disamping Baitullah al Muharrom yang pada waktu itu masih
berupa gundukan tanah seperti bukit. Beliau meletakkan keduanya di samping
pohon kurma besar diatas Zamzam di atas masjid. Pada waktu itu di mekkah belum
ada manusia dan air sama sekali. Beliau meletakkan wadah yang didalamnya ada
kurmanya untuk mereka dan juga wadah yang berisi air. Lantas Beliau kembali ke
Palestina. Setelah berlangsung lama, perbekalan mereka berdua habis. Maka keluarlah
sumber air zam-zam disana dengan anugerah Allah SWT. Sehingga bisa jadi
kekuatan bagi keduanya dan ada sampai sekarang.
Kemudian datanglah qobilah jurhum dari yaman yang
menetap di Mekkah atas izin ibu Ismail as. Sebelumnya mereka tinggal di
jurang-jurang di pinggiran Mekkah. Riwayat Bukhori telah menjelaskan bahwa
mereka tinggal di Mekkah setelah Nabi Ismail dan ternyata sebelumnnya mereka
pernah melewati jurang tempat Nabi Ismail.
Adapun Nabi Ibrahim dalam beberapa waktu setelah itu
sudah sering menjenguk istri dan putranya di Mekah. Menurut Ahli Sejarah beliau
ke mekkah selama 4 kali.
Dalam al Quran Allah menjelaskan suatu ayat
bahwasannya Beliau memperlihatkan dalam mimpinya Nabi Ibrahim kalau Nabi
Ibrahim menyembelih Nabi Ismail. Maka beliau melakukan hel tersebut dalam
kenyataannya dengan menyembelih Nabi Ismail.
Ini adalah kisah bagian pertama sebelum Nabi Ismail
beranjak dewasa. Untuk kisah selanjutnya berikut ringkasannya.
Nabi Ismail beranjak dewasa dan mengerti bahasa arab
dari Qobilah Jurhum. Kemudian Beliau menikah dengan salah seorang wanita dari
qobilah tersebut dan Ibunya meninggal dunia. Setelah berselang lama setelah
dijenguk oleh Nbai Ibrahim beliau menceraikannya dan menikah dengan perempuan
lain yakni dengan putrid Mudhod bin amr ( pembesar Jurhum dan tuannya ). Dari
pernikahannya yang kedua ini beliau di karuniai 12 putra yaitu : Nabit/Banaluth,
Qoidar, Adbail, Mibsyam, Misyma', Dauma, Misya, Hadad, Yatma, Yatur, Nafis,
Qoidaman. Dari 12 putra tersebut lahirlah 12 qobilah yang menetap di Mekkah.
Penghasilan terbesar mereka adalah dari perdagangan dari Yaman ke Syam dan
Mesir. Kemudian qobilah ini menyebaar ke jazirah arab bahkan keluar jazirah.
Kemudian mereka hilang dimakan zaman kecuali keturunan Nabit dan Qoidar.
Dari Qoidar bin Ismail inilah lahir Adnan ( ayah dari
Ma'ad ). Dari adnan inilah arab aladnaniyah terjaga. Adnan adalah kakek yang ke
21 dalam nasabnya Nabi Muhammad SAW. Sehingga kalau Beliau dinasabkan sampai
Adnan itulah yang benar, tidak boleh lebih sampai keatasnya. Tapi sebagian
Ulama' ada yang memperbolehkan menasabkan Beliau sampai Nabi Ibrahim sebab
hadits yang menyatakan larangan dinilai dhoif. Mereka mngatakan antara adanan
dan Ibrahim ada sekitar 40 ayah . DST
Keturunan Ma'ad dari putranya yang bernama Nizar[1]
berpencar kepenjuru-penjuru daerah. Nizar sendiri memiliki empat putra, dimana
dari mereka lahir empat qobilah besar yaitu : Iyad, Inmar, Robi'ah dan Mudhor.
Qobilah Robi'ah dan Mudhor inilah yang memiliki keturunan banyak. Keturunan
Robi'ah adalah Asad bin Robi'ah, 'Inzah, Abdul Qois, dua putranya Wail yakni
Bakr dan Taghlib, Hanifah dan yang lainnya. Sedangkan dari Mudhor lahir dua
qobilah besar yakni Qois 'Ailan bin Mudhor dan keturunan Ilyas bin
Mudhor.
Dari qobilah Qois 'Ailan bin Mudhor lahir
beberapa qobilah yakni qobilah Bani Salim, Bani Hawazin dan Bani Gothofan[2].
Dari qobilah Ilyas bin Mudhor lahirlah Tamim bin Murroh, Hudzail bin
Mudrikah, Bani Asad bin Khuzaimah, keturunan Kinanah bin Khuzaimah. Dan dari
Kinanah sendiri lahirlah qobilah Quraisy, mereka adalah anak-anak dari
Fihr bin Malik bin Nadr bin Kinanah.
Kemudian Quraisy terbagi menjadi beberapa qobilah yang
berbeda-beda. Dari qobilah-qobilah tersebut yang paling terkenal adalah Jamhun,
Sahm, 'Adi, Makhzum, Taym, Zuhroh, keturunan-keturunan Qushoi bin Kilab yaitu
Abduddar al Qushoi, Asad bin Abdul Uzza bin Qushoi, Abdi Manaf bin Qushoi.
Dari Abdi Manaf ada empat keturunan yaitu Bani Abdi
Syams, Naufal, Mutthollib dan Hasyim. Dari keluarga Hasyim inilah Allah SWT
memilih lahirnya Sayyidina Muhamma bin Abdillah bin Abdul Mutthollib bin hasyim
SAW. Rasulullah SAW bersabda :
إن الله اصطفي من ولد إبراهيم إسماعيل، واصطفي من ولد إسماعيل
بنى كنانة، واصطفي من بنى كنانة قريشًا، واصطفي من قريش بنى هاشم، واصطفانى من بنى
هاشم
" Sesungguhnya Allah SWT memilih Nabi Ismail dari keturunan
Nabi Ibrahim, memilih Bani Kinanah dari keturunan Nabi Ismail as, memilih
Quraisy dari Bani Kinanah, memilih Bani Hasyim dari Quraisy dan memilihku dari
Bani Hasyim "
وعن العباس بن عبد المطلب قال : قال رسول الله صلى الله عليه
وسلم : ( إن الله خلق الخلق فجعلني من خير فرقهم وخير الفريقين، ثم تخير القبائل، فجعلني
من خير القبيلة، ثم تخير البيوت، فجعلني من خير بيوتهم، فأنا خيرهم نفسًا وخيرهم بيتًا
) . وفي لفظ عنه : ( إن الله خلق الخلق فجعلني في خيرهم فرقة، ثم جعلهم فرقتين فجعلني
في خيرهم فرقة، ثم جعلهم قبائل فجعلني في خيرهم قبيلة، ثم جعلهم بيوتًا فجعلني في خيرهم
بيتًا وخيرهم نفسًا )
Diriwayatkan
dari Abbas bin Abdul Mutthollib Beliau berkata : Rasulullah SAW bersabda :
" Sesungguhnya Allah SWT telah menciptakan makhluk. Maka Beliau menjadikan
aku dari golongan makhluk yang paling baik dan dari yang paling baiknya dua
golongan. Kemudian Allah memilih beberapa qobilah dan menjadikan aku dari
qobilah yang palin baik. Lalu Allah memilih beberapa keluarga. Maka Beliau
memilihkan aku keluarga yang paling baik. Maka aku adalah makhluk yang palin
baik baik secara pribadi atau keluarga "
Tidak ada komentar:
Posting Komentar