Dan sesungguhnya Allah subhanahu wa
ta’ala mempunyai kehendak agar tiada seorang makhluk pun yang melihat
aurat kekasihNya, sehingga Nabi Besar Muhammad Rasulullah shallallâhu
‘alaihi wa âlihi wa shahbihi wa sallam dilahirkan dalam keadaan sudah
terkhitan dan terputus tali pusarnya. Sebagaimana disebutkan dalam kitab
Sirah Ibnu Katsir juz 1 halaman 208:
عن ابن عباس عن أبيه العباس بن عبد المطلب رضي الله عنه قال : ولد رسول الله صلى الله عليه وسلم مختونا مسرورا
“Abbas bin Abdul Muthallib Ra. berkata:
“Sesungguhnya Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam lahir dalam
keadaan sudah dikhitan dan terputus tali pusarnya (dalam keadaan bersih
dan suci ).”
Juga telah disebutkan dalam kitab al-Khasha-ish al-Kubra karya al-Imam Jalaluddin Abdurrahman bin Abubakar as-Suyuthi juz 1 halaman 91:
أخرج
الطبراني في الأوسط وأبو نعيم والخطيب وابن عساكر من طرق عن انس عن النبي
{صلى الله عليه وسلم} انه قال من كرامتي على ربي اني ولدت مختونا ولم ير
أحد سوأتي
“Anas bin Malik Ra. berkata bahwa
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya
diantara kemuliaan yang Allah subhanahu wa ta’ala limpahkan kepadaku
adalah aku terlahir dalam keadaan sudah terkhitan. Sehingga tidak ada
satu makhluk pun yang melihat auratku.” (HR. Abu Na’im, al-Khatib dn
Ibnu ‘Asakir).
Bahkan ketika Nabi Muhammad Rasulullah
shallallâhu ‘alaihi wa âlihi wa shahbihi wa sallam dilahirkan, Sayyidah
Aminah radhiyallahu ‘anha dan Sayyidah Maryam As. sama sekali tidak
melihat auratnya. Yang nampak terlihat hanyalah suatu cahaya yang sangat
agung berkilauan. Tidaklah yang terlihat oleh ibundanya (Sayyidah
Aminah) selain beliau shallallâhu ‘alaihi wa âlihi wa shahbihi wa
sallam sudah dalam keadaan bersih rapi dengan terselimuti sutera putih
di atas hamparan sutera hijau dalam keadaan bersujud mengiba ke hadirat
Allah Swt. dengan mengangkat jari telunjuknya dan mengucapkan:
ألله أكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا
“Allah Maha Besar dengan segala
KeagunganNya. Segala puji bagi Allah atas segala anugerahNya, Maha Suci
Allah kekal abadi selama-lamanya.”
Begitu pula ketika Nabi Muhammad
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa âlihi wa shahbihi wa sallam dalam
asuhan Sayyidah Halimah as-Sa’diyyah radhiyallohu ‘anha, tidak ada
seorangpun yang melihat auratnya. Karena setiap hari muncul cahaya dari
langit, sebagaimana yang disaksikan sendiri oleh Sayyidah Halimah
as-Sa’diyyah radhiyallohu ‘anha yang berkata:
“Sesungguhnya setiap hari muncul cahaya
dari langit kepada beliau shallallâhu ‘alaihi wa sallam dan tidak lama
kemudian menghilang.”
Bahkan sesunguhnya istri-istri beliau
shallallâhu ‘alaihi wa âlihi wa shahbihi wa sallam pun tidak pernah
melihat aurat NabiMuhammad Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa âlihi wa
shahbihi wa sallam sebagaimana yang diriwayatkan dalam kitab Subul al-Huda wa ar-Rasyad juz 9 halaman 72:
عائشة رضي الله تعالى عنها قالت: وما رأيت من رسول الله صلى الله عليه وسلم وما رأى مني
“Sayyidah Aisyah radhiyallohu ‘anha
berkata: “Sesungguhnya aku tidak pernah melihat aurat Rasulullah
shallallâhu ‘alaihi wa sallam dan beliau shallallâhu ‘alaihi wa
sallam pun tidak pernah melihat auratku.
Alhasil, mustahil bagi siapapun bisa
melihat aurat Baginda Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa âlihi wa
shahbihi wa sallam sebagaimana diriwayatkan dalam kitab Khashaish al-Kubra juz 2 halaman 411:
وأخرج ابن سعد والبزار والبيهقي من طريق يزيد بن بلال عن علي فإنه لا يرى أحد عورتي إلا طمست عيناه
“Dari Sayyidina Ali radhiyallohu
‘anhu bahwa Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya tidak ada seorangpun yang bisa melihat auratku kecuali
sebelumnya ia akan menjadi buta.”
(Sya’roni)
Link :
http://www.elhooda.net/2014/01/aurat-rasulullah-shallallahu-alaihi-wa-alihi-wa-shahbihi-wa-sallam-tidak-pernah-dilihat-oleh-siapapun/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar