Minggu, 31 Agustus 2014

Abdul Muthalib & Sejarah Rasulullah SAW

Rasulullah SAW adalah manusia luar biasa, dia kekasih Tuhan, manusia yang paling dikasihi oleh Tuhan. Karena dialah dunia & akhirat diciptakan. Nabi Muhammad SAW manusia luar biasa, manusia agung, manusia istimewa, sebab itu supaya kita benar2 kenal nabi kita, bukan sekedar kenal, maka kita akan cungkil cerita-cerita tentangnya.

Karena Nabi Muhammad manusia luar biasa tentu sejarah hidupnya luar biasa. Bukan saja sejarah hidup beliau, tapi yang bersangkutan sejarah hidup beliau seperti salasilahnya, keturunannya, sebaiknya kita ambil perhatian, supaya terasa kita bahwa Rasulullah SAW itu besar & agung. Sebab itu Abuya ceritakan, untuk menyulam kuliah-kuliah Abuya sebelum ini tentang bagian dari keturunan Rasulullah SAW yang Tuhan ingatkan kita bersama. Semoga menjadi pengetahuan kita bersama. Abuya akan ceritakan sedikit tentang kakeknya yaitu Abdul Muthalib. Rasulullah SAW ini namanya Muhammad bin Abdulah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Manaf.

Mungkin cerita ini sudah ada pada pengetahuan kita, tapi dilupakan. Yang belum pernah mendengar menjadi satu pengetahuan baru bagi mereka.

Abdul Muthalib ini sebelum ada anak, dia pernah bernazar kepada Tuhan kalau dia dapat 10 anak lelaki dia akan sembelih seorang. Setelah berbelas-belas tahun menikah akhirnya mendapat 10 anak lelaki diantaranya Abu lahab, Sayidina Hamzah, Abu Thalib dan lain-lain. Tapi yang bungsunya Abdullah. Jadi ketika mendapat 10 anak laki-laki, dia pun teringat nazarnya, dia akan tunaikan nazarnya, menyembelih seorang. Ketika mau menyembelih salah satu, semuanya anak2 dia. Dia mengadukan hal ini kepada seorang ahli nujum di zaman itu, bagaimana cara menunaikan nazarnya? Ahli nujum memberi tahu dia, buat undian. siapa yang kena, itulah yang disembelih. Cara orang arab ini, walaupun hidup di zaman jahiliah, janji dipatuhi. Janji itu Abdul Muthalib terpaksa patuhi.

Setelah menerima nasehat dari ahli nujum, dia buat undian di kalangan anak-anaknya. Bila diundi kena kepada Abdullah, sedangkan ia anak yang paling disayangi, anak bungsu. Kemudian dia pergi bertanya lagi pada ahli nujum. Ahli nujum menyuruh mengundi lagi. Maka Abdul Muthalib membuat undian kedua, tapi kena pada Abdullah juga. Mengadu lagi, diundi lagi kena Abdullah lagi. Dia buat undian ke-9, ke-10 masih kena Abdullah. Mengadu lagi dia kepada ahli nujum, undian saya mengena pada anak yang paling saya sayang, yang paling ganteng. Ahli nujum menjawab, kalau begitu engkau menyembelih saja 100 unta untuk mengganti Abdullah. Akhirnya Abdullah selamat.

Demi mengingati pristiwa ini, ketika Rasulullah SAW menjadi rasul, salah satu syariat Rasulullah SAW yaitu siapa membunuh orang, tebusannya menyembelih 100 unta. Jadi ada syariat dalam jahiliah yang dikekalkan oleh Tuhan, diantaranya siapa yang buat dosa membunuh orang, dia mesti menebus dengan menyembelih 100 unta. Kekal sampai hari ini. Selamatlah Abdullah daridisembelih. Diantara 10 anak lelaki ini Abdullah yang paling disayang bapanya Abdul muthalib. Tapi karena Abdullah ini akan melahirkan zuriat yaitu nabi akhir zaman, Tuhan memberi tanda di dahinya keluar cahaya, sejak kanak-kanak lagi. Terutama waktu malam, ketika dia pergi semua orang melihat cahaya di dahi Abdullah, mereka berkata, Abdullah datang, sebab mana ada orang bercahaya di dahi. Tapi tidak ada yang tahu cahaya itu cahaya apa.

Rupanya di kalangan ramai ni ada 1 orang yang tahu. Ada dua pendapat, dia dapat dari mimpi dan ahli nujum. Yang tahu adalah seorang perempuan namanya Fatimah Syam. Dia tahu bahwa orang yang bercahaya di dahi itu akan melahirkan nabi akhir zaman. Maka dia jatuh hati kepada Abdullah. Dia mencoba memikat Abdullah. Kalau dalam bahasa sekarang dia menggaet Abdullah sebab dia tahu dari Abdullah ini akan lahir seorang nabi. dia bujuk, dia rayu dia ajak kawin, tapi Abdullah tidak mau. Akhirnya Abdullah dipinang oleh Siti Aminah dan Abdullah mau. Maka lahirlah dari Abdullah, Muhammad, ibunya Aminah.

Tapi Nabi Muhammad SAW tidak sempat melihat ayahnya. Waktu baru 2 bulan dalam kandungan, Abdullah pergi menziarahi keluarganya, dia meninggal di tengah perjalanan. Ibunya tidak terasa hingga ke 9 bulan, sebab tidak ada tanda atau kesan. Cuma setiap malam mimpi bertemu perempuan2 mulia seperti Siti Asyiah Masyitoh dan lain-lain yang memberitahu dia, Hai Aminah bertuahlah engkau, engkau akan melahirkan anak yang menjadi nabi akhir zaman. Iya kah, aku tidak mengandung kata Aminah. Hampir setiap malam, dia mimpi. Kata-kata itu diulang, Hai Aminah bertuahnya engkau, karena akan melahirkan nabi akhir zaman. Aminah heran, sebab mimpi & realita tidak sama sebab dia fikir dia tidak mengandung. Rupanya ketika 9 bulan lahir anak, pada tanggal 12 rabiul awal tahungajah.

Waktu lahir, dia tidak seperti anak-anak lain lahir, kalau anak-anak lain ibunya merasa sakit, keluar darah. Ini bersih dan bagus.Anak-anak lain ketika keluar menangis, dia tidak menangis.

Selepas Rasulullah SAW menjadi rasul selain perang ada 2 pristiwa yang sangat menakutkan.
Setelah Rasulullah SAW diterima orang banyak, pengaruh Rasulullah SAW sudah mulai ada, kata-kata Rasulullah SAW ada orang yang tidak faham, sebab Rasulullah SAW menyebut akhirat, Tuhan, syurga. Jadi banyak orang marah. Di antara yang marah itu pembesar-pembesar Quraisy. Akhirnya mereka mengambil keputusan, Rasulullah SAW di kurung di Bani Said. Setiap jalan ke Bani Said disekat hingga makanan tidak sampai & tidak dibenarkan siapapun menyampaikan makanan. Kemudian orang arab jahiliah ni membuat satu perjanjian yang ditulis di atas kulit. Selagi perjanjian ini kekal, selama itu Rasulullah SAW di kurung. Perjanjian itu digantung di ka'bah. Kalau ikut logika, tulisan itu kekal sampai mati. Rupanya selepas Rasulullah SAW dikurungkan 3 tahun, tulisan itu dimakan oleh anai-anai. Abuya sudah katakan tadi, orang arab ini walau jahiliah, tapi dia menunaikan janji. Maka dia lepaskan Rasulullah SAW.

Peristiwa ke-2 adalah setelah pengikut Rasulullah besar, ramai, pembesar-pembesar arab berkumpul di Darun Nadwah, satu dewan besar. Mereka berunding bagaimana menghilangkan Rasulullah SAW. Bila dimusyawaratkan akhirnya diambi keputusan di Darun Nadwah itu untuk membunuh Rasulullah SAW. Tapi yang membunuhnya bukan seorang, dibunuh oleh wakil-wakil kaum. Karena mereka berfikir, kalau semua kaum terlibat membunuh, tidak ada keluarga yang menuntut, semua kaum terlibat dalam membunuh.

Tapi kesepakatan ini diketahui oleh Rasulullah SAW. Suatu malam Rasulullah SAW & Sayidina Ali keluar rumah & bermalam di satu rumah. Pada malam itu Rasulullah SAW berpesan pd Sayidina Ali, kamu tidur di tempat saya supaya orang menyangka saya yang tidur disitu, sedangkan semua wakil kaum berada di sekeliling rumah itu.

Saat Sayidina Ali berada di rumah itu, mereka menyangka itu Rasulullah SAW. Kemudian Rasulullah SAW meninggalkan rumah itu. Waktu dia keluar rumah, Rasulullah SAW ambil pasir, dia baca ayat & ditaburkan kepada semuanya sehingga semua tidur senyenyak-nyenyaknya. Ketika mereka terbangun, mereka terkejut, kita semua tidur, jangan-jangan Muhammad sudah pergi. Akhirnya mereka menyerbu ke rumah, tapi yang tidur adalah Sayidina Ali, anak-anak. Maka mereka pun memburu Rasulullah SAW, meninggalkan Sayidina Ali. Di sini satu hikmah, ada benda tersirat.

Yang pertama, melihatkan kepada kita bahwa Sayidina Ali dari budak lagi sudah berani. Kalau anak-anak kita, kalau tahu orang akan bunuh kita, ayahnya berpesan engkau tidur tempat ayah, ayah mau lari, tentu dia mengatakan, tidak mau, saya mau ikut ayah. Tapi bila dipesan Rasulullah SAW, Sayidina Ali tahu orang mau membunuh Rasulullah SAW, dia sanggup menggantikan. Di sini memperlihatkan betapa di waktu kecil Sayidina Ali sudah pemberani.

Yang ke-2, kalau kita tidak pandai mencungkil hikmahnya, kita anggap Rasulullah SAW zalim. Dia mau melepaskan diri, anak-anak yang menggantikan dia. Ini tidak bertanggung jawab. Begitulah ulasan orang yahudi & orang2 Islam yang berpenyakit. Sebenarnya Rasulullah SAW sangat bijak, waktu dua orang berhadapan dengan bahaya, satu orang penting satu kurang penting, tentulah yang tidak penting sanggup berkorban, yang tidak penting dikorbankan. Rasulullah SAW untuk umum, kalau mati Sayidina Ali tidak apa-apa, dia bukan rasul. Ini mengajar umat Islam sepanjang masa, kalau satu perjuangan yang hak, kalau terjadi akan dibunuh seorang, siapa yang penting siapa yang tak penting, kalau mesti mati satu orang, atas dasar strategi, yang tidak penting itu yang dikorbankan. Yang penting mesti diselamatkan karena dia penting untuk manusia. Itu bukan satu sikap yang tidak bertanggung jawab, tapi satu kebijaksanaan.

Bila Rasulullah SAW sudah keluar malam tu. dia sudah berjanji dengan Sayidina Abu Bakar untuk keluar bersama. Kemudian Rasulullah SAW memberitahu Asma, anak Sayidina Abu Bakar, untuk menjadi spy. Mengapa Rasulullah SAW memilih perempuan tidak memilih lelaki? Orang jahiliah tidakkan terfikir yang akan dijadikan spy itu perempuan. Perempuan penakut, tidak akan orang penakut dijadikan spy. Di sini bijaknya Rasulullah SAW, sepatutnya laki-laki jadi spy, tapi perempuan dijadikan spy supaya orang tidak menyangka.

Di sini Rasulullah SAW mengajar kita bahwa dalam satu perjuangan di suatu waktu boleh jadikan perempuan spy, atau boleh menggunakan perempuan untuk menguasai suatu bidang kalau diperlukan. dia bukan terkungkung saja. Di zaman Rasulullah SAW perempuan boleh menjadi spy. Sebab itu di zaman moderen ini, musuh-musuh islam banyak menjadikan kaum ibu menjadi spy supaya kaum ibu dapat memerangkap musuh. Musuh akan diperangkap dengan kaum wanita. Tapi Islam menjadikan perempuan supaya orang tidak terpikir, perempuan menjadi spy atau dia tidak pikir dia perangkap musuh. Tapi orang-orang kafir & yang tidak ikut syariat, dia menggunakan perempuan untuk perangkap musuh, perangkap lelaki. Itulah hikmahnya.

Kalau kita tidak mengulas sejarah, orang akan katakan tidak sepatutnya anak-anak seperti Sayidina Ali menggantikan tempat Rasulullah SAW. Kalau tidak dijadikan Asma sebagai spy, seolah-olah orang Islam yang fanatik dengan agama, perempuan tidak ada peranan. Sebenarnya dalam Islam, dalam di sesuatu bagian perempuan dapat berperanan seperti menjadi spy, tetapi mesti mengikuti syariat Islam.
Sekian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar