Minggu, 28 Desember 2014

Aqiqoh

Aqiqah di laksanakan pada Hari Ketujuh Kelahiran 

Pengertian

Istilah aqiqah (عقيقة) secara bahasa dan istilah tidak terlalu berjauhan maknanya.
1. Bahasa
Kalau kita telurusi makna kata aqiqah secara bahasa, kita akan menemukan ada cukup banyak pengertian kata ini secara bahasa.

Al-Imam Ahmad bin Hanbal menyebutkan bahwa kata itu berasal dari kata ‘aqqa (عقّ) yang artinya memotong atau membelah. Pengertian seperti ini dirajihkan oleh Ibnu Abdil Barr. [1]

Ibnu Manzhur dalam kamus Lisanul Arab[2], 2] Ibnu Al-Manzhur, Lisanul Arab, Bab Al-Qaf fashlul ‘Ain

Abu Ubaid Al-Ashma’i, Az-Zamakhsyari dan yang lainnya, bahwa makna aqiqah dalam bahasa Arab adalah : [3]

الشَّعْرُ الَّذِي عَلىَ المَوْلُوْدِ
Rambut yang tumbuh di atas kepala bayi sejak masih ada di dalam perut ibunya. [4]

عَنْ سَمُرَةَ رضي الله عنه ان رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم قاَلَ: "كُلُ غُلاَمٍ مُرْتَهَنٌ بِعَقِيْقَتِهِ, تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ سَابِعِهِ, وَيُحْلَقُ, وَيُسَمَى" رواه الخمسة وصححه الترمذي
” Dari samrah r.a., bahwa Nabi saw. bersabda, “Setiap anak tergadaikan dengan aqiqahnya yang disembelih atas namanya pada hari ketujuh keahirannya, lalu dia dicukur dan memberi nama.” (HR Al-Khamsah dan Tirmidzi menilai hadis ini shahih)

Aqiqah untuk Anak Laki-laki 2 Ekor Kambing dan untuk Anak Perempuan 1 Ekor

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ الله عَنْهَا: أنَّ رَسُوْلَ الله صلى الله عَلَيْهِ وسلم أَمْرَهُمْ, أَن يُعَقَّ عَنْ اَلْغُلَامِ شَاتَانِ مُكَافِئَتَانِ, وَ عَنْ اَلْجَارِيَةِ شَاةٌ. رواه الترمذي و صححه
Dari Aisyah r.a., “bahwa Rasulullah saw. memerintahkan mereka untuk meng-aqiqahkan anak laki-laki dua kambing yang sepadan (umur dan besarnya), dan seekor kambing untuk anak perempuan.” (HR Tirmidzi dan dia menilainya hadis ini shahih)

2. Istilah
Sedangkan secara istilah syariah, makna istilah aqiqah itu adalah :
مَا يُذَكَّى عَنِ الْمَوْلُودِ شُكْرًا لِلَّهِ تَعَالَى بِنِيَّةٍ وَشَرَائِطَ مَخْصُوصَةٍ
Hewan yang disembelih atas seorang bayi yang lahir sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah dengan niat dan syarat-syarat tertentu. [6]
Ibnu Arafah, sebagaimana disebutkan Al-Kharasyi, mendefinisikan aqiqah dengan cukup panjang dan lengkap, yaitu : [7]
مَا تُقَرَّبُ بِذَكَاتِهِ مِنْ جِذْعِ ضَأْنٍ أَوْ ثَنِى سَائِرِ النَّعَمِ سَلِيْمَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ عَيْبٍ مَشْرُوطَةٍ بِكَونِهِ فيِ نَهَارِ سَابِعِ وِلاَدَةِ آدَمِيٍّ حَيٍّ عَنْهُ
Hewan yang digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan cara menyembelihkan, baik berupa kambing atau lainnya, sejumlah dua ekor yang selamat dari aib yang disyaratkan, pada siang di hari ke tujuh kelahiran anak Adam yang hidup.
[1] Ibnu Qudamah, Al-Mughni, jilid 8 hal. 658
[2] Ibnu Al-Manzhur, Lisanul Arab, Bab Al-Qaf fashlul ‘Ain
[3] Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqalani, Fathul Bari, jilid 9 hal. 482
[4] Mukhtar Ash-Shihah
[5] Fiqhussunnah, jilid 3 hal. 326
[6] Nihayatul Muhtaj jilid 8 hal. 137
[7] Hasyiyatu Al-Kharasyi, jilid 3 hal. 408

Apakah anak yang belum diaqiqoh nanti ketika hari kiamat tdk bisa memberi syafa'at kepada orang tuanya?

Menurut pendapat Imam Ahmad berdasarkan hadits nabi memang demikian
كل غلام مرتهن بعقيقته )الحديث( وفسره أحمد وغيره بأن من لم يعق عليه لم يشفع لوالديه واستحسنه الخطابي فقال لمن يرجو شفاعة ولده أن يعق عنه ولو بعد موته
“Setiap anak digadaikan pada aqiqahnya” (alhadits)
Imam Ahmad dan lainnya menafsiri hadits ini “setiap orang yang tidak mengaqiqahi anaknya tidak bisa memberi syafaat pada kedua orang tuanya” .
Imam alkhithaaby menganggapnya Hasan (baik), dia berkata “Bagi orang yang mengharapkan syafaat anaknya hendaknya mengaqiqahinya meski setelah kematian anaknya”
I’aanah at-Thoolibiin II/128
{ كُلُّ غُلَامٍ مُرْتَهَنٌ بِعَقِيقَتِهِ } 
الْحَدِيثُ ، وَفَسَّرَهُ أَحْمَدُ وَغَيْرُهُ بِأَنَّ مَنْ
لَمْ يَعُقَّ عَنْهُ لَمْ يَشْفَعْ لِوَالِدَيْهِ ، وَاسْتَحْسَنَهُ الْخَطَّابِيُّ ؛ فَيَنْبَغِي لِمَنْ يَرْجُو شَفَاعَةَ وَلَدِهِ أَنْ يُعِقَّ عَنْهُ وَلَوْ بَعْدَ مَوْتِهِ وَعَبَّرَ عَنْ عَدَمِ الشَّفَاعَةِ بِالِارْتِهَانِ لِأَنَّ الْمُرْتَهَنَ مَحْبُوسٌ غَالِبًا عِنْدَ رَاهِنِهِ فَلَا يَشْفَعُ ، فَشُبِّهَ مَنْ لَمْ يُعَقَّ عَنْهُ بِمَرْهُونٍ تَعَطَّلَ الِانْتِفَاعُ بِهِ ا هـ مُلَخَّصًا مِنْ شَرْحِ الْعُبَابِ لِابْنِ حَجَرٍ .
“Setiap anak digadaikan pada aqiqahnya” (alhadits)
Imam Ahmad dan lainnya menafsiri hadits ini “setiap orang yang tidak mengaqiqahi anaknya tidak bisa memberi syafaat pada kedua orang tuanya” .
Imam alkhithaaby menganggapnya Hasan (baik), dia berkata “Bagi orang yang mengharapkan syafaat anaknya hendaknya mengaqiqahinya meski setelah kematian anaknya”.
Dikatakan tidak mendapatkan syafaat akan gadaiannya karena umumnya orang yang menggadaikan memang tercegah memanfaatkan barang yang tergadaikan,.
Disamakan orang yang tidak mau beraqiqah dengan barang yang digadaikan dalam kesamaan saling tidak dapat mengambil manfaat atas barang yang masih dalam gadaian.
Hasiyah alBujairomy ‘ala al-Khootib VI/134

Saat menyembelih yang disunahkan saat fajar menyingsing, dianjurkan membaca doa berikut,

باسم الله والله أكبر اللهم هذه منك وإليك اللهم هذه عقيقة فلان

Adapun aqiqah anak zina ditanggung oleh ibu dengan cara sembunyi agar tidak membuka aibnya. 
Ketentuan aqiqah bagi anak-anak yang sudah balig atau bahkan dewasa, diterangkan Syekh Nawawi Banten dalam kitab Tausyih ala Fathil Qaribil Mujib berikut,
ولو مات المولود قبل السابع فلا تفوت بموته ولا تفوت العقيقة بالتأخير بعده أى بعد يوم السابع فإن تأخرت أى الذبيحة للبلوغ سقط حكمها فى حق العاق عن المولود أى فلا يخاطب بها بعده لانقطاع تعلقه بالمولود حينئذ لاستقلاله أما هو أى المولود بعد بلوغه فمخير فى العق عن نفسه والترك فإما أن يعق عن نفسه أو يترك العقيقة, لكن الأحسن أن يعق عن نفسه تداركا لما فات
“Andai si bayi wafat sebelum hari ketujuh, maka kesunahan aqiqah tidak gugur. Kesunahan aqiqah juga tidak luput karena tertunda hingga hari ketujuh berlalu. Kalau penyembelihan aqiqah ditunda hingga si anak balig, maka hukum kesunahannya gugur bagi si orang tua. Artinya mereka tidak lagi disunahkan mengaqiqahkan anaknya yang sudah balig karena tanggung jawab aqiqah orang tua sudah terputus karena kemandirian si anak. Sementara agama memberikan pilihan kepada seseorang yang sudah balig untuk mengaqiqahkan dirinya sendiri atau tidak. Tetapi baiknya, ia mengaqiqahkan dirinya sendiri untuk menyusul sunah aqiqah yang luput di waktu kecilnya.”
Anak yang sudah balig dihukumkan mandiri. Singkat kata, mereka menanggung sendiri kebutuhan hidupnya, dosa dan pahala yang dilakukan, termasuk untung maupun rugi kalau berusaha.

QURBAN : BOLEHKAH MEMAKAN DAGING QURBAN atau Aqiqoh

Bolehkan orang yang qurban ikut memakan daqing qurban 
JAWABAN
Yang diharamkan memakan adalah berupa kurban atau aqiqah yang wajib disebabkan oleh nadzar misalnya, kalau ia memakannya maka ia harus mengganti daging tersebut untuk diserahkan pada fakir miskin, sedang bila kurban atau aqiqahnya berupa sunnat (bukan karena nadzar) maka baginya malah sunah memakan sedikit dagingnya....


وَيَحْرُمُ اْلأَكْلُ مِنْ اُضْحِيَةٍ أَوْ هَدْيٍ وَجَبَا بِنَذْرِهِ. (قوله وَيَحْرُمُ اْلأَكْلُ الخ) أَيْ وَيَحْرُمُ أَكْلُ الْمُضَحِّيْ وَالْمُهْدِيْ مِنْ ذَلِكَ فَيَجِبُ عَلَيِهِ التَّصَدُّقُ بِجَمِيْعِهَا حَتَّي قَرْنِهَا وَظِلْفِهَا فَلَوْ أَكَلَ شَيْئًا مِنْ ذَلِكَ غَرَمَ بَدَلَهُ لِلْفُقَرَاَء [إعانة الطالبين 2/333]
“Haram makan daging hewan kurban atau hadiah yang wajib sebab nadzar. Kalimat ‘haram makan dst.’. Haram bagi orang yang kurban dan yang berhadiah, makan hewan kurban dan hadiahnya. Ia wajib menyedekahkan semuanya, termasuk tanduk dan kukunya. Andaikan ia memakan sedikit saja maka ia harus menggantinya untuk diserahkan kepada fakir.” (I’anah al-Thalibin II/333)

DO'A KETIKA MAU MENYEMBELIH

Allhumma Hadza minka wa ilaika fa taqobbal hadzihil udlkhiyyah ni'matan minka 'alayya wa taqorrobtu biha ilaika fa taqobbalha.. [Hasyiyah Bajuri Juz 2]
الشافعية قالوا : يسن في الأضحية كونها سمينة سواء كان سمنها بفعله أو بفعل غيره وأن لا تكون مكسورة القرن ولا فاقدته وأن تذبح بعد صلاة العيد وأن يكون الذابح مسلما وأن يكون الذبح نهارا ويكره ليلا إن لم يكن لحاجة وإلا فلا كراهة وأن يطلب لها موضعا لينا لأنه أسهل لها وأن يوجه مذبحها للقبلة وأن يتوجه هو إليها أيضا . وأن يسمي الله تعالى ويكره تعمد ترك التسمية كما تقدم ويسن أن يصلي ويسلم على النبي صلى الله عليه و سلم وأن يكبر ثلاثا بعد التسمية وأن يقول : اللهم هذا منك وإليك . فتقبل مني . وأن تذبح الغنم والبقر . وتنحر الإبل وأن لا يبين رأسها . ويسن قطع الودجين ويسن أن تكون الإبل عند النحر قائمة معقولة رجلها اليسرى والغنم والبقر مضجعة على جنبها الأيسر وأن يحد المدية ويكره أن يحدها والذبيحة تنظر إليه كما يكره أن يذبح واحدة والأخرى تنظر
[Al Fiqhu 'Ala Madzahibil Arba'ah]

وأضاف الجمهور كالحنفية: أنه يندب توجيه الذبيحة إلى القبلة على جنبها الأيسر إن كانت من البقر والغنم، ويقول الذابح: «بسم الله والله أكبر، اللهم هذا منك وإليك» لما روى ابن عمر: «أن النبي صلّى الله عليه وسلم ذبح يوم العيد كبشين، ثم قال حين وجهها: وجهت وجهي للذي فطر السموات والأرض حنيفاً، وما أنا من المشركين، إن صلاتي ونُسُكي (1) ومحياي ومماتي لله رب العالمين، لا شريك له، وبذلك أمرت، وأنا أول المسلمين، بسم الله ، والله أكبر، اللهم هذا منك ولك» (2) فإن قال بعدئذ: «اللهم تقبل مني كما تقبلت من إبراهيم خليلك» فحسن. وإن اقتصر على التسمية فقد ترك الأفضل.
وقد عدد الشافعية خمسة أشياء تستحب عند الذبح وهي: التسمية بالبسملة كلها أو بسم الله ، والصلاة على النبي صلّى الله عليه وسلم ، واستقبال القبلة بالذبيحة، والتكبير قبل التسمية أو بعدها، والدعاء بالقبول فيقول الذابح: اللهم هذه منك وإليك، أي نعمة صادرة منك، تقربت بها إليك.
الكتاب : الفِقْهُ الإسلاميُّ وأدلَّتُهُ

LAFAD NIAT BERQURBAN

Shighot niatnya bisa seperti ini: qurban wajib: nawaitu an udlokhi 'an nafsi fardlon lillahi ta'ala qurban sunnah: nawitu an udlokhi 'an nafsi sunnatan lillahi ta'ala
Niat qurbn untuk orang bnyak (qurban sapi): nawaitu an udokhi 'an parmin, wa paimin, wa bejo, wa katijo, wa suradi, wa ngatini , wa sumini sunnatan lillahi ta'ala.
Kalau pengen lebih singkat, bisa semacam ini: nawaitu an udokhi 'an haaulaa'i sunnatan lillahi ta'ala.
Maksud qurban wajib adalah qurban yg sebelumnya di niati nadzar. Sedang qurban sunnah adalah qurban yang sebelumnya tidak diniati nadzar.

mencukur semua rambut anak ktk d aqiqahi hkumya sunah.d sunahkan brshodaqoh emas atau perak brdasarkan berat rambut yg d cukur.
di sunahkan mencukur semua rambut bayi laki ataupun perempuan.dan d sunahkan menshodaqohkan perak atau emas brdasarkan timbangan berat rambut yg d cukur.
berdasarkan khobar : bhwasanya nabi memrintahkan siti fatimah untk menimbang rambut sayidina husen dan bershodaqoh perak brdasarkan berat timbangan rambut sayidina husen,kmudian siti fatimah mengerjakan perintah nabi SAW.dlm syarah roudloh d sbutkan bhwa,tdk ada keraguan bhwa emas lebih afdlol drpd perak.hadis ini memuat ketika memang mampu untk brshodaqoh emas ataupun perak.
i'anatut tholibin 2/338.
>> Malieh Äjäläh
Makasih pencerahannya gan,artinya rambut yg ditimbang,rambut hasil pencukuran sampai bersih ya gan..?
>> Ilman Nafi'an
misalkan rambut bayi yg d cukur saat mgaqiqahi beratnya 2 gram stlah rambut bayi trsbt di timbang mk anda d sunahkan brshodaqoh dng harga 2 gram emas atau perak.brshodaqoh dng harga emas lbh utama dr pd perak.

>>
Wa'alaikumsalam.
Ini 'Ibaroh dari keterangan Kang Ilman Nafi'an diatas....
وسن أن يحلق رأسه ولو أنثى في السابع ويتصدق بزنته ذهبا أو فضة( قوله وسن أن يحلق رأسه ) أي رأس المولود كله وذلك للخبر المار أول مبحث العقيقة قال في فتح الجواد وسن أن يكون بعد الذبح وتقدم عن ع ش أنه قال ينبغي أن تكون التسمية قبل العق وعليه فالسنة التسمية ثم الذبح ثم الحلق ( قوله ولو أنثى ) غاية في سنية حلق رأس المولود أي يسن ذلك وإن كان أنثى ( قوله ويتصدق بزنته إلخ ) أي وسن أن يتصدق بوزن الشعر ذهبا أو فضة لخبر أنه صلى الله عليه وسلم أمر فاطمة أن تزن شعر الحسين وتتصدق بوزنه فضة ففعلت ذلك فوجدته عادل درهما أو درهما إلا شيئا قال في شرح الروض ولا ريب أن الذهب أفضل من الفضة وإن ثبت بالقياس عليها والخبر محمول على أنها كانت هي المتيسرة إذ ذاك اه
I’aanah at-Thoolibiin II/338.

Wa'alaikumsalam

Mencukur rambut Bayi

حلق شعر المولود :
10 - ذهب الجمهور ( المالكية والشافعية والحنابلة ) إلى استحباب حلق شعر رأس المولود يوم السابع ، والتصدق بزنة شعره ذهبا أو فضة عند المالكية والشافعية ، وفضة عند الحنابلة . وإن لم يحلق تحرى وتصدق به . ويكون الحلق بعد ذبح العقيقة .
كما ورد أن النبي صلى الله عليه وسلم قال لفاطمة لما ولدت الحسن : احلقي رأسه وتصدقي بزنة شعره فضة على المساكين والأوفاض (1) .
وذهب الحنفية إلى أن حلق شعر المولود مباح ، ليس بسنة ولا واجب ، وذلك على أصلهم في أن العقيقة مباحة ، لأن رسول الله صلى الله عليه وسلم سئل عن العقيقة فقال : لا يحب الله العقوق . من أحب أن ينسك عن ولده فلينسك عنه . عن الغلام شاتين مكافأتاه وعن الجارية شاة (2) وهذا ينفي كون العقيقة سنة لأنه صلى الله عليه وسلم علق العق بالمشيئة وهذا أمارة الإباحة .
__________
(1) حديث : " احلقي رأسه وتصدقي بزنة شعره فضة . . . " أخرجه أحمد ( 6 / 390 ، 292 - ط الميمنية ) من حديث أبي رافع بإسنادين يقوي أحدها الآخر . والأوفاض : الضعفاء من الناس الفقراء الذين لا دفاع بهم ( المعجم الوسيط ) .
(2) حديث : " لا يحب الله العقوق " . أخرجه النسائي ( 7 / 163 - ط المكتبة التجارية ) ، والحاكم ( 4 / 238 - ط دائرة المعارف العثمانية ) واللفظ للنسائي ، وصححه الحاكم ووافقه الذهبي .

MENCUKUR RAMBUT BAYI YANG DILAHIRKAN

Mayoritas Ulama (Malikiyyah, Syafi’iyyah dan Hanabilah) menilai kesunahan mencukur rambut bayi dihari ketujuh masa kelahirannya serta bersedekah seberat timbangan rambutnya dalam bentuk emas atau perak menurut kalangan Malikiyyah dan Syafi’iyyah dan dalam bentuk perak menurut kalangan Hanabilah, dan meskipun si anak tidak dicukur hendaknya tetap disedekahkan.
Waktu pelaksanaan pencukuran rambut tersebut setelah penyembelihan aqiqah seperti keterangan sebuah hadist bahwa Rasulullah SAW bersabda pada Fathimah saat sayyidina Hasan dilahirkan :
“Hai Fatimah, Cukurlah rambut kepalanya dan bersedekahlah seberat timbangan itu dengan perak untuk para fakir miskin dan orang-orang lemah”. (HR. Ahmad 6/390-292)

Sedang kalangan Hanfiyyah menilai bahwa mencukur rambut bayi yang baru dilahirkan hukumnya mubah tidak sunah atau bahkan wajib, yang demikian karena menurut kalangan ini berdasarkan keberadaan hukum aqiqah itu sendiri yang menurut mereka adalah mubah sebab Rasulullah SAW saat ditanya tentang aqiqah beliau menjawab :
“Allah tidak menyukai kedurhakaan, barangsiapa ada yang ingin menyembelihkan bagi anak-nya, maka silakan lakukan.” (HR. An Nasai dan al-Hakim).

Perkataan beliau Shallallaahu alaihi wa Sallam, yang artinya: “ingin menyembelihkan,..” merupakan dalil yang menunjukkan tanda-tanda hukum mubahnya..
Al-Mausuu’ah al-Fiqhiyyah 26/107

Memendam rambut bayi di Tanah

ويذبح عن الغلام شاتان ) ( فقد عقّ عن ولده إبراهيم بكبشين يوم سابعه وحلق رأسه وتصدق بزنة شعره فضة على المساكين وأمر بشعره فدفن في الأرض )
Dan untuk anak laki-laki disembelih dua ekor kambing, sungguh Nabi Muhammad SAW telah menyembelih untuk anak beliau, Ibrahim dihari ketujuh kelahirannya, mencukur rambutnya serta bersedekah seberat timbangannya pada orang-orang miskin, memerintahkan rambutnya kemudian ditanam dalam tanah
Tuhfah al-Habiib V/258

Doa Memotong Hewan Aqiqah

بِسْمِ الله الرحمن الرحيم اَللَّهُمَّ رَبِّى اِنَّ هَذِهِ عَقِيْقَةُ فُلاَنِ بْنُ فُلاَنٍ.اَللَّهُمَّ اجْعَلْهَا فِدَاءٌلِفُلاَنِ بْنِ فُلاَنٍ مِنَ النَّارِ

Artinya : Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Ya Allah, ini Aqiqah (… fulan bin fulan). Ya Allah, Semoga aqiqah ini Engkau jadikan sebagai tebusan bagi .. Fulan, agar terhindar dari siksaan api neraka.

Adzan dan Doa Ketika Anak Baru lahir

Disunatkan mengadzankan anak yang baru lahir ditelinga kanan, dan iqamah ditelinga kiri. 
Sesuai hadits Rasulullah SAW :

اَذَّنَ بِالصَّلاَةِ فِى أُذُنِ الْحُسَنِ بْنِ عَلِىِّ حِيْنَ وَلَدَتْهُ فَا طِمَةٌ رَضِىَ اللهُ عَنْهُمْ

Artinya : Rasulullah SAW adzan ditelingan Husain ketika ia dilahirkan oleh Fatimah. HR Ahmad & Tirmidzi.

Disunatkan pula membacakan doa ditelinga anak yang baru lahir dengan lafadz :


اُعِيْذُكَ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لآَمَّةٍ

Artinya : Aku Mohon untukmu dengan kalimat Allah yang Sempurna dari godaan syeitan dan dari segala binatang-binatang kecil yang berbisa dan juga dari pandangan mata yang dapat menimbulkan bahaya.

Demikian sekilas artikel tentang aqiqah, semoga bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar